🐺12_🐺

2.4K 131 2
                                    

Sore hari yang sangat cerah, bahkan sangat cerah membuat Cetta tertidur pulas di kamarnya.

"Cetta.. woi..! Buka pintunya woi..!" teriak Marlin menggedor gedor pintu kamar Cetta.

Cetta membuka kelopak matanya, menampakkan mata abu abunya. Cetta merenggangkan otot ototnya mengumpulkan segenap nyawa yang melayang pergi berlibur. Beranjak bangkit dari ranjangnya yang berukuran besar, menghampiri pintu dan membuka daun pintunya.

"Apa?" Cetta yang masih mengantuk membuka menatap keluar pintu.

"Cetta buka pintunya..!" teriak Marlin lagi. Cetta tersadar yang dia buka adalah pintu kamar mandi.

"Apa?" Cetta membuka pintu, nampak Marlin yang tengah menunggunya.

"Kau ini! Pangeran tidur kau disuruh menemui alpha! Sekarang cepatlah!" ujar Marlin.

Cetta mengusap wajah tampannya, menutup pintu dan membukanya kembali. Secepat kilat dia sudah rapi, melenggang pergi keruangan Dylan.

"Ada apa dad? Kau memanggilku?" Cetta duduk di kursinya.

"Ada sebuah undangan dari kerajaan bawah laut. Apa kau mau ikut bersamaku menghadirinya?" Dylan memulai pembicaraan.

"Kapan acaranya?"

"Nanti malam apa kau mau ikut, kau adalah calon alpha. Semua orang bertanya tanya tentangmu.." Dylan meminum air dihadapannya.

'Ah.. apa apaan ini? Sekarang tinggal mermaid, sebenarnya dunia apa ini..' batin Cetta kesal.

Bagaimana seorang werewolf menghadirinya? Bukankah anjing tidak bisa menyelam.. pikir Cetta.

'Dasar orang bodoh. Kupikir kau berinkarnasi tanpa kehilangan ingatanmu, kenapa kau semakin bodoh..' cibir Clark memenuhi pikirannya.

"Cetta anakku kau kenapa?" Dylan terheran melihat putranya senyum sendiri.

"Ah.. tidak ada dad. Hanya saja aku bingung, haruskah aku datang atau tidak.." jawaban yang tidak diharapkan Dylan keluar dari mulut Cetta, dan terkesan konyol.

'Haha.. kena kau bodoh.. haha..' ejek Clark.

'Dia kau mitos. Kau tahu bukan aku membenci mitos Clark? Tapi aku tidak mau kembali terpuruk setelah mendapatkan kasih sayang mereka..'

'Iya. Berarti kau membenciku?'

'Entahlah.. a..' Clark memutusakan mindlink mereka sepihak.

Cetta mendengus kesal akibat serigalanya yang marah. Dia tidak ingat jika di ruangan tersebut juga ada ayahnya.

"Cetta kau mendengus di depan ayahmu? Tidak sopan.." Laurine datang tepat ketika Cetta mendengus.

"Ah.. ma-maaf mom, dad. Aku hanya sedang kesal, Clark marah padaku.."

"Hahaha.. kau ini sangat lucu Cetta.. jadi kau mau menemaniku atau tidak?" Dylan kembali melontarkan pertanyaan yang sama.

"Akan aku pikirkan dad.." Cetta pamit berlalu kekamarnya.

Mermaid. Hal yang sedang memenuhi pikiran Cetta. Tentang bagaimana bentuknya, cara kaum werewolf ke kerajaannya. Itu semua hampir saja membuat Cetta gila.

"Pangeran Cetta tuan James ingin bertemu dengan anda..!" Seorang maid perempuan menghampiri Cetta.

"Ya" Cetta melangkahkan kakinya ke taman istana, mengurungkan niatnya ke kamar.

Seorang pria sedang duduk di kursi panjang taman, siapa lagi kalau bukan James.

"Tuan James kau ingin bertemu denganku.." Cetta menghampiri James dan duduk di sampingnya. Wajah temboknya kembali normal.

"Maaf mengganggumu! Kemarin aku rasa masih ada pertanyaan di pikiranmu, jadi aku kembali?" James menatap Cetta.

"Yah kau benar. Pertama yang aku akan tanyakan, siapa sebenarnya dirimu? Seperti apa wujud mermaid? Bagaimana kau tahu orang tuaku di serang apa itu.. rogu..eh rogue? Bagaimana werewolf ke kerajaan mermaid? Apa werewolf bisa renang?" tanya Cetta beruntun hanya di sambut senyum James.

"Namaku James Anderson Paul. Aku adalah pemimpin serigala salju, aku tinggal di gunung sana! Begitu bencinya kah dirimu Dane hingga kau tidak tahu wujudnya. Wujud mermaid itu setengah manusia dan setengah ikan. Benar orang tuamu diserang rogue. Aku menyaksikannya sendiri, dengan sekuat yang aku mampu melindungi mereka namun naas ketika mereka hendak pulang datang lagi segerombolan rogue dan menyerang orang tuamu. Dan aku terlambat melindungi mereka.." James nampak bersalah.

"Sejak itulah aku mulai membenci anjing dan hewan serupa.."

"Aku tahu kau berpikir yang tidak tidak.." James tersenyum miring menatap Cetta yang sedang kebingungan.

Cetta memang sedang membayangkan serigala berenang, dan tubuh mermaid. Cetta membayangkan ikan dan manusia yang menjadi mermaid. Dan mulai melupakan kematian orang tuanya.

"Iya. Aku sangat benci, tapi buat apa sekarang kebencian itu.." Cetta masih bingung dengan mermaid.

"Terserahmu!.." James terkikik melihat kelakuan Cetta.

"Apa kau tahu Pedang Orion kayak apa?"

"Pedang itu seperti pedang biasa, namun terdapat ukiran Phoenix. Pedang itu akan bersinar dan menghampiri pemiliknya. Kekuatannya sangat besar. Masih banyak yang harus kau tahu, tapi aku tidak bisa menceritakan padamu semua" James bangkit dari duduknya, berlalu meninggalkan Cetta yang sedang sibuk dengan imajinya.

"Kau mau kemana?" Ketika Cetta berbalik badan James sudah tidak ada di belakangnya.

'Cepat sekali..' batinnya.

'Kau masih memikirkan bagaimana ke kerajaan mermaid?' Clark tiba tiba memindlink.

'Terserah saya..' Cetta berlalu meninggalkan taman dengan memasang wajah temboknya.

'Cetta seharusnya kau ikut siapa tahu di sana kita bertemu dengan mate kita.. ikutlah!' Clark kembali ke mode cerewetnya.

'Mate? Kau bisa berenang?' Cetta memasuki kamarnya.

'Hey! Kau mengejekku? Tapi jika kesana kemungkinan kau tidak usah susah payah buat cari mate. Siapa tahu mate kita ada disana.. Apa kau tidak mau bertemu mate kita hah? Tapi aku berharap mate kita bukan vampire..' Clark terus berbicara tentang mate.

'Bisakah kau tidak berbicara tentang mate? Kenapa dengan vampire itu? Dia jelek emang..' Cetta dengan nada cuek mencoba membalas perkataan Clark.

'Dasar manusia bodoh. Vampire itu musuh bebuyutan kita bagaimana bisa musuh akur..' Clark mengejek Cetta.

Cetta hanya diam mendengarkan ocehan Clark, di balik baliknya lembaran demi lembaran buku yang tebal.

'Musuh?' Cetta hanya cuek.

'Yah.. aku sih gak tahu pasti. Hoam.. ngantuk..' Clark memutuskan mindlinknya setelah dia menguap.

'Hey.. Clark! Dasar serigala cerewet' ejek Cetta.

Cetta hanya kembali larut ke dalam aktivitasnya sehari harinya. Baca buku yang tebal tebal adalah aktivitas hariannya, Cetta tidak bosan bosannya baca buku. Karena dia jarang keluar kamar maka jarang sekali rakyat yang mengenal calon Alphanya, bahkan kerajaan tetangga juga tidak pernah melihatnya. Kepribadian Cetta juga tertutup, hanya orang tuanya sajalah yang tahu.

Cetta memang beda dari yang lain dari kecil, dia memiliki kekuatan yang istimewa namun dia tidak pernah sekalipun merasa tersanjung atau sombong. Dia selalu cuek pada apa yang dia miliki. Muka Cetta memang datar, sikapnya juga kadang dingin. Namun sifat aslinya tidak dingin atau datar.

**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**

Lama up maaf.. bantu vote biar rankingnya gak menurun..

Salam
~kimjihyun752

My Alpha [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang