Seorang pria menghembuskan napasnya kasar. Kakinya membawa dia menyusuri gang kecil di sudut kota Los Angeles. Earphone menggantung di kedua telinganya, memutar sebuah lagu penghalau rasa dingin. Butiran butiran salju turun menutupi permukaan jalanan kota.
Pria itu merapatkan mantel hitam yang dia kenakan, senada dengan warna topinya. Pria tersebut berhenti di sebuah halte kota, dimana terdapat manusia yang tak saling kenal berkumpul. Angkutan kota berhenti di depan mereka, orang orang itupun menaikinya.
Pria itu duduk di samping jendela sembari terus memandang arah luar. Soeorang gadis duduk di sampingnya, mengenakan mantel peach yang menutupi seragam sekolahnya. Pria di sampingnya melirik sekilas dan tersenyum pahit ke arahnya.
Pria tadi tersenyum pahit karena melihat judul kover buku yang gadis itu baca. Sebuah novel berjudul 'Twalight' yang sedang gadis itu baca membuat sang pria mengalihkan pandangannya keluar jendela, yang menyajikan pemandangan kota.
'Heh.. kisah bualan itu masih tersebar luas. Apa istimewanya? Cerita vampire yang hidup ratusan tahun berkulit pucat bernama Edward Cullun itu..? Tidak masuk akal..' batin pria tadi. Dalam hatinya dia menyeringai dan tersenyum miring.
Angkutan kota berhenti di sebuah halte, gadis remaja tadi turun dan menghilang di persimpangan gang kecil, bersama beberapa orang lainnya. Angkutan kota berhenti lagi dan sekarang tinggal pria tersebut turun dengan beberapa orang tua. Pria tersebut melangkahkan kakinya yang ringan menyebrang jalan dan kembali menyusuri gang kecil yang sepi.
"Dane..." suara yang tidak asing terdengar di telinga pria itu walaupun tersumbat earphone yang menggantung. Pria tersebut menoleh seorang remaja pria berlari kecil menghampirinya.
Dane Damarion Sherwood nama pria itu. Tubuhnya altelis bak seorang model, rambutnya seputih salju jatuh ke dahinya.
"Ada apa?" Dane dengan wajah temboknya menoleh. Dane mematikan MP3nya dan melepas earphone di telinganya.
"Kau mau kemana Dane? Adikmu mencari tuh!" ucap remaja tadi mengiringi langkah Dane. Dane hanya mengangguk dan kembali melangkah sembaru memasang earphonenya kembali.
"Hei.. Kau belum menjawab pertanyaanku. Kau mau kemana?" tanyanya lagi sembari menjajarkan langkahnya.
"Memburu.." hanya kata itu yang keluar dari mulutnya, diiringi muka temboknya mebuat lawan bicaranya menggelengkan kepala.
"Hei.. sudah kubilang hentikan! Hentikan tindak kriminalmu itu.. Kau merugikan orang lain Dane..!" remaja tadi berlari menghampiri Dane setelah tertinggal.
"Aku muak dengan bualan itu Mark! Aku bukan anak kecil.." Dane sedikit membentak. Remaja bernama lengkap Mark Dylan Sherwood hanya menggelengkan kepalanya.
Mengingat perilaku buruk yang kerap dilakukan oleh Dane. Setiap malam Dane selalu melakukan tindak kriminalnya, mencuri buku bergenre werewolf, vampire dan buku tentang makhluk mitos lainya. Setelah mencuri Dane membakar buku buku itu, tak segan segan kadang dia juga membakar toko bukunya, karena dia anggap aneh. Atau juga kadang dia berburu di hutan membunuh anjing anjing liar dan bahkan serigala. Ketidaksukaannya pada mitos membuat dia akan menghancurkan semua yang berhubungan dengan mitos, dan makhluk tak masuk akal itu, karena sebuah alasan pada masa lalunya yang membuat dia seperti ini.
"Kenapa?" Dane melirik Mark yang tersenyum sendiri. "Apa menariknya Edward Cullun dkk itu?" samabungnya.
"Edward Cullen! Dane..! Bukan Cullun, kalau saja Lee adikmu mendengar kau akan di amuk lagi.." ejek Mark cekikikan.
"Lee.. lee.. dia bodoh tertarik dengan makhluk makhluk itu.." Dane terkekeh.
"Hei.. dia adikmu Dane!" Mark menjitak kepala Dane mengingatkan bahwa Leensya Elle Sherwood adalah adiknya.
"Up to you Mark! Kenapa kau membuntutiku Mark? Sudah sana pergi! Dasar bocah..!" usir Dane, Mark hanya menurut.
"Hei Mark! Kenapa kau masih membumtutiku hm?"
"Enak saja aku mau pulang..!" Mark melangkahkan kakinya melalui Dane.
'Iya juga aku juga mau pulang..' Dane mulai tersadar bahwa jalan pulang ke rumahnya hanya satu.
************************************
Malam kota Los Angeles semakin indah di tambah butiran salju yang turun. Lampu jalan yang berwarna warni menghiasi kota. Taman kota berwarna karena cahaya lampu yang berwarna warni di setiap dahan pohon. Dane menatap jenuh ke arah langit malam.
'Aku benci salju.. aku benci musim dingin..' batin Dane.
Malam ini sangat sepi hanya terdengar hembusan angin dan suara hewan malam. Dane menepuk tepuk ujung celananya yang putih terkena salju. Dane bingung harus apa, rencana membakar toko buku tadi sore gagal karena suatu alasan.
Ggrrr..
Terdengar suara geraman dari arah hutan di samping gang. Hutan itu terlihat sangat menyeramkan, hitam tanpa ada cahaya apapun. Dane berdiri terus memandangi kearah hutan dengan intens. Semak belukar bergoyang tanpa ada angin yang menerpa. Dane melangkahkan kaki menjauhi hutan itu menyusuri gang gang kecil yang bercabang.Aauuu..
Lolongan hewan hutan mulai terdengar, Dane melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan kirinya.'Sudah jam dua belas malam.. pantas sepi' batin Dane.
Dane kembali berjalan tanpa ada rasa takut. Gang itu hanya di terangi sinar dari ponsel Dane.
'Sepertinya aku harus membakar untuk menghangatkan tubuh haha..' Dane tersenyum miring ditengah kegelapan malam. Salju yang turun tidak terlalu besar seperti kemarin malam.
Di ujung gang terdapat sebuah toko buku yang cukup besar bernama Elf Book's. Dane tersenyum gembira melihat situasi yang menguntunhkan baginya. Langkah kakinya membawa ke belakang toko tersebut yang gelap. Hanya dengan bantuan alat sederhana dari tas kecilnya pintu belakang toko terbuka. Tanpa ragu Dane masuk, berjalan menuju meja kasir. Dimana tersimpan uang di sana. Tangan terampil Dane mulai memasukkan uang dan barang barang yang berharga kedalam sebuah karung besar. Lemari buku yang menjulang tinggi menutupi kemungkinan orang yang lewat akan mengetahui keberadaan Dane.
"Haha.. selamat tinggal mitos.." Dane berucap sarkastik sembari tersenyum miring. Toko itu di desain sangat unik, poster makhluk imajinasi terpampang di dinding. Ruangan di dominasi seperti seperti ruangan di jaman werewolf. Patung dan pernak pernik werewolf dan makhluk lainnya terpajang di setiap sudut ruangan.
Bau minyak tanah menyeruak memenuhi ruangan itu. Dane mengambil korek api di dalam saku mantelnya. Percikan api keluar, Dane melemparkan korek itu api melahap tumpukan buku buku itu. Si jago merah itu dengan rakus melahap toko buku tersebut. Sementara seorang pria yang tak lain adalah Dane keluar dengan santainya dari dalam toko tersebut, sembari menggendong karung besar. Karung yang berisikan uang dan barang berharga lainnya di tinggalkan di tepi toko tersebut.
"Huh.. akhirnya tubuhku hangat.." Dane melangkah menjauhi toko yang terbakar tersebut, masuk sebuah gang kecil di sampingnya. Tubuh Dane lenyap di persimpangan gang tersebut.
Dane tak pernah tertangkap walau dia sudah sering melakukan tindakan itu. Karena kecerdikannya tak ada jejak yang ditinggalkan maupun dapat terlacak. Hanya sebuah surat yang dapat ditemukan.
I hate story, i hate werewolf, vampire and freind. I hate all.
~.~
***;;;;;;**;;;;;;**;;;;;;**;;;;;;**;;;;;;**;;;;;;***
Hola! Budayakan vote and komen!
Cerita genre werewolf pertama yang aku tulis semoga suka..!!
Salam gj!
~kimjihyun752
KAMU SEDANG MEMBACA
My Alpha [REVISI]
Hombres LoboDane Damarion Sherwood Werewolf? Kisah bualan yang hanya imajinasi belaka. Konyol. Di jaman yang canggih ini masih ada kisah bualan seperti itu, dan tersebar sebagai legenda yang belum terbukti kebenarannya. Sangat sulit diterima oleh akal sehatku...