🐺13_🐺

2.1K 112 2
                                    

Langit gelap mulai terjalin. Bintang bintang bertaburan di langit yang maha luas. Bulan menampakkan keindahannya di sela sela awan yang menyelimutinya. Keindahan malam sempurna tanpa terusik awan hitam. Suara hewan nokturnal menambah ketenangan yang menghanyutkan hati.

"Rissa! Kau tidak mau ikut?" suara Peter membuat Jesslyn tersadar dari hanyutnya ketenngan malam.

"Em..aku rasa tidak. Pasti akan banyak yang datang. Rasanya aku malam ini hanya akan menikmati malam dan tidur.."

"Rissa.. rissa. Ya sudah kakakmu yang sangat amat tampan ini mau berangkat. Bye!" Peter melangkah menjauhi kamar adiknya.

"Tampan dari mananya.. huh" cibir Jesslyn yang didengar Peter namun dia memilih diam.

Entah mengapa rasanya malam ini Jesslyn ingin sekali berada di kamarnya. Ketenangan yang dia rasakan malam ini membuatnya beranjak dari kamarnya. Bahkan untuk makan malam saja di suapi oleh Peter. Jesslyn memandang keluar jendela. Titik titik cahaya kuning berterbangan di antara pepohonan hutan. Cahaya itu diyakini dari kunang kunang. Jesslyn bisa saja merenggut cahaya mereka namun dia tidak mau. Karena dia belum menguasai kekuatannya sepenuhnya.

Di sisi lain. Cetta sudah rapi dengan pakaiannya malam ini. Dia mengenakan kemeja putih berbalut jas hitam. Rambutnya yang seputih salju di biarkan jatuh menutupi keningnya. Ketampanannya seakan bertambah. Wajahnya seakan bercahaya. Jika perempuan melihatnya akan dapat dipastikan mereka akan langsung tertarik padanya. Jika tidak mungkin mereka tidak normal.

Setelah berpikir Cetta memutuskan untuk ikut pada Dylan menghadiri pesta di kerajaan mermaid. Clark daritadi berbicara tanpa henti kepadanya. Namun Cetta tidak membalas setiap perkataannya.

Mobil hitam Cetta masuk kedalam hutan lebat, menyusuri jalan yang gelap bahkan sangat. Cahaya bulan sebagai cahaya malam tidak dapat merobos masuk celah celah dahan pepohonan. Begitu lebatnya, sehingga hanya lampu mobil yang menerangi jalan. Malam ini bulan bersinar ceria. Tanpa noda awan hitam seperti biasanya. Hal itu membuat Cetta tenang.

Nampak dari kejauhan remang cahaya mulai terlihat. Semakin terang dan terang. Sebuah rumah ah tidak lebih tepatnya istana berdiri gagah di depan. Mobil terparkir di tempat seharusnya bersama kendaraan lainnya.

Dylan dan Cetta keluar dari dalamnya, semua tamu memperhatikan mereka. Sebagian mata mereka tak lepas dari Cetta. Lelaki itu hanya memasang wajah temboknya.

"Hai! Alpha Dylan.." seorang pria menghampiri mereka berdua.

"Hai Lucas! Perkenalkan ini putraku. Cetta Damarion Heaton calon alpha Blackmoon pack.." Dylan mengenalkan Cetta, membuatnya harus tersenyum.

"Dia sangat tampan. Silakan nikmati pestanya.."

Dylan dan Cetta berbaur dengan yang lain. Dylan sangat akrab dengan para tamu, sedangkan Cetta dia tidak mengenal siapapun yang ada disana. Membuatnya berjalan jalan di antara ramainya pesta.

'Hai! Kenapa kita tidak mencium bau harum mate kita? Apa dia tidak ada disini?' mindlink Clark.

'Entahlah. Aku bukan orang tuanya..' balas Cetta.

'Kau ini! Kenapa kau memilih menjauh dari pesta? Dan kenapa kau tidak makan apapun? Makanan disini banyak apa kau tidak lapar?' celoteh Clark tanpa henti.

Seseorang pria telah menarik perhatian Cetta. Seorang pria yang tengah duduk di atas batu dekat sungai. Jari jarinya sedang memainkan sesuatu. Membuat bunga yang layu kembali segar. Cetta melangkah mendekatinya.

'Hei! Apa kau sariawan sehingga tidak mau membalas perkataanku hah? Cetta kau mau apa?' Clark tidak hentinya berbicara. Cetta terus melangkah maju tanpa memperdulikan perkataan Clark.

"Hai Tuan!" pria tadi menoleh kearah Cetta. Lipatan dahinya menunjukan sebuah kebingungan.

"Kau berbicara padaku?" detik selanjutnya pria itu bertanya dan Cetta mengangguk.

"Perkenalkan namaku Peterpan De Swan Pangeran peri. Kau?" tangannya terulur. Untuk pertama kalinya ada yang berkenalan dengannya kecuali Marlin.

"Cetta Damarion Heaton calon alpha Blackmoon pack.." tangan Cetta terulur membalas.

"Salam kenal Cetta. Kau bisa memanggilku Peter.."

"Peter apa yang kau lakukan tadi?"

"Kau melihatnya? Aku kira seorang alpha akan bersikap dingin. Tadi aku hanya membuat bunga ini segar kembali.."

'Yah dia memang dingin. Mungkin jika tidak penasaran dia tidak akan bertanya..' ucap Clark.

'Hey! Diamlah Clark..' balas Cetta.

"Oh. Kekuatanmu?"

"Yah.. kau benar. Cetta apa wolfmu, maksudku jenisnya.." tanya Peter.

'Tuh dia mau dengar tentangku..' Clark berbangga.

'Terserah cerewet..'

"Dia serigala salju, namanya Clark.. dan dia cerewet kalau kau mau tahu.." Cetta sebenarnya agak malas membalasnya.

"Waw.. sama seperti rambutmu.." Peter tertawa menunjukkan lekungan pada pipinya.

Mereka berdua terjebak kedalam sebuah obrolan singkat. Cetta dengan wajah normalnya terlihat lebih ramah, tidak dingin seperti biasa.

"Kalau begitu aku mau pamit.." Peter menyalami tangan Cetta.

Tanpa di sadari beberapa orang tengah mengintai mereka berdua. Tanpa di sadari juga sebuah busur tertarik, panah dengan polesan emas pada pucuknya siap mengenai sasaran. Dimana sasarannya antara Peter dan Cetta.

Wush🍃🍃..
Panah terlepas dari busurnya membelah udara dan siap menghampiri sasarannya. Kedua sudut bibir seseorang tertarik membentuk senyum simpul. Seseorang yang membuang busur panahnya ke tanah.

'Blush.. Wush..' telinga Peter menangkap sebuah suara. Membuatnya berbalik dan melihat pemandangan yang tidak enak. Membuat kedua matanya membulat dan menatap tajam.

'Panah? Cetta?' teriak Peter dalam batinnya.

"Cetta.. awas!!"

**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**;;**

Hai hai!! Maaf yah ngegantungi..
#vomenditunggu

Liat Peter tersenyum

Lesungnya itu loh bang!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lesungnya itu loh bang!!

Lesungnya itu loh bang!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak nguatin banget.. bikin meleleh akunya..

Salam
-kimjihyun752

My Alpha [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang