Lebih Lama Lagi

999 101 41
                                    

Karena Kakek sangat senang bertemu dengan keluarganya maka kakek memutuskan untuk menginap beberapa hari di rumah Seokjin. Taehyung dan Jimin sangat senang dengan keputusan kakek. Terlebih-lebih itu Seokjin.

Meskipun ada rasa sakit di hatinya karena orang yang di cintai Taehyung bukanlah dirinya. Namun setidaknya ia bisa menjadi penyembuh luka di hati Taehyung. Begitulah pemikiran Seokjin saat ini.

"Tae kau jadi ikut aku untuk bertemu dengan Suga dan Jhope kan," ujar Seokjin seraya menghampiri Taehyung yang asyik menyiram tanaman di rumah Seokjin. Naluri pecinta alamnya timbul setiap ia melihat tanaman apa saja yang layu.

"Ne hyung, Aku ikut. Aku juga kangen pada mereka," ujar Taehyung tersenyum antusias.

"Kalian mau kemana?," ujar Jimin yang tiba-tiba datang.

"Kami mau menemui Suga hyung dan Jhope hyung," ujar Taehyung.

"Aku ikut ya, aku juga merindukan mereka." Taehyung menatap Seokjin untuk meminta persetujuan.

"Baiklah ayo kita berangkat," ujar Seokjin seraya membukakan pintu mobil untuk Taehyung.
Sementara Jimin duduk di kursi depan.

"Jin hyung aku duduk di depan ya? aku ingin melihat jalanan kota dengan jelas," ujar Jimin yang sudah memakai sabuk pengamannya. Seokjin hanya bisa menghela nafas berat.

Selama perjalanan di mobil hanya ada suara Taehyung dan Jimin. Sesekali Seokjin menyahuti mereka. Seokjin sedang melirik sesuatu.
Saat Jimin mengajaknya bicara Seokjin tidak menjawabnya. Dan itu membuat Jimin menatap Seokjin yang sesekali menatap spion mobilnya untuk melihat Taehyung.

"Ciee, orang kasmaran," batin Jimin.
.
.
.

Setelah sampai di kampus Seokjin.
"Kalian tunggu di sini ya aku akan mencari Suga dan Jhope dulu," ujar Seokjin.

"Memangnya gak papah kalau kita menunggu disini Jin hyung," ujar Taehyung. Ia merasa aneh karena Seokjin menyuruhnya dan Jimin untuk menunggu di kantin kampus.

"Tidak apa-apa Tae. Kalian pesan makanan saja dulu, apapun yang kalian mau. Aku akan segera kembali," ujar Seokjin seraya tersenyum.

"Sudahlah Taehyung~ah biarkan Jin hyung pergi sebentar," ujar Jimin senyum-senyum sendiri. Taehyung menyenggol Jimin dan membuat Seokjin kembali tersenyum. Sungguh Taehyung ingin melihat senyuman itu terus berada dekat dengannya.

"Kalian tunggu disini ya."

"Ne hyung," ujar keduanya kompak.
Seokjin pun pergi mencari Suga dan Jhope di kelasnya.
.
.
.

Jimin memesan banyak makanan namun Taehyung hanya memesan satu cangkir teh.

"Taehyung~ah."

"Ne."

"Apa kau tadi melihat kalau Jin hyung terus menatapmu waktu di mobil."

"Ne, aku melihatnya Jimin~ah," ujar Taehyung. Pipinya tiba-tiba merona merah karena mengingat Seokjin.

"Aku rasa dia sangat menyukaimu Taehyung~ah."

Tiba-tiba Taehyung menundukkan kepalanya. Ia ingat kalau Seokjin menyukai orang lain. Mungkin orang tersebut juga kuliah di tempat ini. Taehyung mengedarkan matanya mencari sosok yang mungkin disukai oleh Seokjin.

Banyak kemungkinan orang yang di sukai Seokjin di tempat ini. Taehyung melihat banyak sekali yeoja maupun namja cantik di tempat tersebut.

"Taehyung~ah, apa sih yang sedang kau cari ?. Ngapain kau celingak celinguk kayak gitu," ujar Jimin yang bingung lihat Taehyung.

"Mencari orang yang di sukai Jin hyung." Jimin menepuk jidatnya mendengar jawaban Taehyung.

"Kenapa kau mencarinya? orang itu ada di depanku."

"Maksudmu...."

"Ya kau lah orangnya Tae. Masak kau gak nyadar sih."

Mendengar ucapan Jimin membuat Taehyung mulai berharap kembali. Ia mengingat ucapan Seokjin yang mengatakan kalau ia menyukai orang yang cukup lama ia kenal. Dan Taehyung orang yang sudah cukup lama mengenal Seokjin.

"Emh... apa orang yang di sukai Jin hyung itu aku?, Ah tidak-tidak kalau itu aku pasti Jin hyung akan mengatakannya langsung," batin Taehyung seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
.
.
.

Jhope sedang menyisir rambut Suga dan Ia malah salah nyisir karena teriakan Seokjin yang tiba-tiba di depan pintu. Bukannya rambut yang di sisir Jhope melainkan muka Suga yang ia sisir.

"anjir kau JHOPE," Suga mukul kepala Jhope serta menendang pantatnya karena kesal.

"Aarghh.. ampun hyung," ringis Jhope. Ia langsung lari ke arah Seokjin.

"Kalian hentikan. Cepat ikut aku sekarang!," ujar Seokjin menghentikan Suga yang ngamuk.

"Kau pikir karena siapa kami bertengkar," ambek Suga seraya melipat kedua tangannya di dada.

"Benar. Sakit tau hyung," ujar Jhope seraya ngelus kepalanya yang masih terasa sakit karena pukulan Suga.

"Ayo cepat ikut aku," ujar Seokjin seraya menggandeng kedua tangan sahabatnya. Senyuman terus terpancar di wajah tampan Seokjin.

"Woo... TeaTae," ujar Jhope. Ia langsung berlari dan memeluk Taehyung dan kemudian ia memeluk Jimin setelah ia mendengar Jimin berdahem. Seokjin mengerutkan alisnya melihat Jhope yang langsung meluk Taehyung.

"Hai Jhope hyung, Suga hyung," ujar Taehyung ia juga memeluk Suga.

"Ehem. Apa kalian sudah selesai kangen-kangenannya," ujar Seokjin. Ia menggeser kursi dan duduk seraya menatap semua orang yang menurutnya telah mengabaikannya.
Semua orang tertawa dan mengambil tempat duduk masing-masing.
.
.
.

Taehyung sangat senang hari ini. Ia bertemu dengan Jhope dan Suga. Ia menceritakan hal tersebut pada sang kakek saat ia, Seokjin serta keluarga dan juga Jimin sedang berkumpul di ruang keluarga. Terlihat jelas kalau Seokjin sedang cemburu. Ia duduk dengan gusar. Ia merasa Taehyung terlalu melebih-lebihkan pertemuannya bersama para sahabatnya itu.

"Apa Tae suka salah satu dari Suga atau Jhope?. Suga... itu tidak mungkin tadi mereka biasa saja, Jhope...," Batin Seokjin.

"Ah, tidak salah lagi," teriak Seokjin. Sontak membuat semua orang menatap bingung ke arahnya.

"Apanya yang tidak salah lagi Seokjin?," ujar sang kakek.

"A-apa," Seokjin menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal. Ia terlihat seperti orang bodoh sekarang. Ia pun menjadi bahan tartawaan seluru keluarga terutama Jimin yang sangat terpingkal melihat Seokjin.

Malam pun semakin larut. Semua orang bergantian pergi ke kamar masing-masing untuk tidur. Kini tinggal Taehyung dan Seokjin saja. Seokjin diam saja seraya menatap kosong layar televisi.

"Jin hyung, apa kau tidak mau tidur?," ujar Taehyung. Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Apa kau marah karena tadi ditertawakan ?." Lagi lagi Seokjin menggelengkan kepalanya.

"Apa kau belum mengantuk Jin hyung?. Kali ini Seokjin mengangguk.

"Baiklah, Kalau begitu aku tidur duluan ya hyung." Seokjin kembali mengangguk. Baru beberapa langka Taehyung pergi Seokjin memanggil Taehyung.

"Tae."

Taehyung menoleh ke arah Seokjin yang masih menatap datar televisi.
Karena Seokjin tak kunjung bicara Taehyungpun melanjutkan langkahnya menuju kamar Seokjin karena mereka tidur bersama.

"Taehyung," Ujar Seokjin sekali lagi. Kali ini ia menatap Taehyung.

"Ne hyung, apa kau membutuhkan sesuatu," ujar Taehyung seraya tersenyum manis.

"Jadilah pacar sehari untukku."













**TBC**

Akhirnya lanjut lagi 😁😁
Makasih buat yang suka dan Vomment ff ini ya. 사랑해요 😍😍



 Tea*TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang