"Jadilah pacar sehari untukku."
Taehyung langsung shock ditempat mendengar penuturan Seokjin. Apa Seokjin salah minum obat. Kenapa hari ini dia sangat aneh. Taehyung tampak berfikir, bagaimana bisa Seokjin mengatakan hal itu. Dan bagaimana juga dengan orang yang disukainya. Apa maksud Seokjin dan masih banyak lagi pertanyaan dalam otak Taehyung.
Karena tak kunjung mendapat respon Seokjin menghampiri Taehyung. Ia menatap Taehyung intens mencoba memahami apa yang Taehyung fikirkan. Seokjin tersenyum lembut dan memegang tangan Taehyung mencoba mengatakan isi hatinya walaupun tak sepenuhnya terungkap.
"Aku tahu kau pasti menganggapku gila Tae. Namun asal kau tahu aku bersunggu-sunggu."
Taehyung tampak cengo. Ia masih mencerna kata-kata Seokjin. Pelan tapi pasti ia mencoba menatap mata Seokjin. Tatapan mata itu yang selalu membuat hatinya menghangat.
"Aku ingin kau menjadi kekasihku sehari, ya sehari saja. Aku akan membuat waktu sehari tersebut sebagai sejarah yang tidak akan terlupakan," Lanjut Seokjin seraya tersenyum manis.
"Jin hyung ak-."
"Please Tae, ini permintaanku sebagai teman."
"Jangan memohon Jin hyung."
"Tae."
"Aku tidak akan perna menolakmu," ujar Taehyung malu-malu. Namun ia sebisa mungkin bersikap biasa agar Seokjin tidak mengetahuinya.
"Benarkah," ujar Seokjin. Taehyung mengangguk.
"Baiklah," Seokjin mengambil setangkai bunga mawar dalam pot dan mulai berjongkok.
"Kim Taehyung, Saranghae."
"Nado saranghae Jin hyung," ujar Taehyung seraya mengambil bunga dari tangan Seokjin.
Dan setelahnya mereka berdua terlihat canggung. Tanpa di sadari beberapa orang sudah menyaksikan moment tersebut dengan cekikikan yang tertahan.
.
.
."Sudah malam Tae. Ayo kita tidur," ujar Seokjin seraya tersenyum.
"Oh, Ne Jin hyung." Taehyung pun mengikuti Seokjin masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar Taehyung merasa sangat malu. Karena baru beberapa menit yang lalu Seokjin mengatakan cinta padanya dan sekarang mereka harus satu kamar dan satu ranjang bersama.
Degupan jantung Taehyung tidak terkendali saat Seokjin menatapnya. Taehyung tidak mau kalau sampai Seokjin tahu akan hal itu. Buru-buru ia menarik selimut dan memunggungi Seokjin yang masih menatapnya dalam diam.
Melihat sikap Taehyung Seokjin sedikit merasa sakit di dadanya. Ia terus menatap Taehyung dan entah keberanian dari mana yang muncul dalam diri Seokjin. Ia memeluk Taehyung.
Taehyung merasa tubuhnya tidak dapat bergerak. Jantungnya berdetak lebih cepat lagi dan Seokjin merasakan hal itu.
"Tae, Apa kau sakit," ujar Seokjin lirih di telinga Taehyung.
Taehyung merasa tubuhnya seperti teraliri listrik dari ujung kaki sampai kepalah saat nafas Seokjin berhembus ke telinganya. Ia juga merasa banyak sekali kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya. Rasa aneh yang ia rasakan saat Seokjin menyentuhnya.
Karena tidak ada respon dan detak jantung Taehyung masih berdetak dengan cepat Seokjin sangat khawatir. Ia mengambil posisi duduk dan menatap wajah Taehyung. Wajah tersebut sangat merah dan terasa hangat saat ia menyentuhnya.
"Tae, kau benar-benar sakit ya," ujar Seokjin. Terdengar kepanikan dalam nada bicaranya.
"A-ani Jin hyung, aku tidak sakit," ujar Taehyung. Kini wajahnya
sudah normal kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tea*Tae
FanfictionBerawal dari liburan Kim Seokjin dan dua sahabatnya ke sebuah desa tempat kakek Seokjin tinggal. Seokjin x Taehyung