Teman

2.3K 194 12
                                    

Betapa kesalnya Seokjin saat ini sahabatnya meledeknya terus-terusan. Seokjin diledek karena dikatai manis oleh Taehyung dan sialnya lagi Seokjin harus satu kamar dengan Taehyung.

"Jin hyung~," ujar Taehyung berlari menghampiri tiga sahabat tersebut yang sedang asyik memotret pemandangan alam.

"Jin hyung manis, itu pasanganmu datang," ujar Jhope yang tertawa di iringi Suga.

Seokjin segera memberikan lemparan sepatu kepada dua sahabatnya tersebut. Taehyung mengambil sepatu Seokjin dan memberikannya pada pemiliknya.

"Apa sih, mau apa kemari?," ujar Seokjin dengan nada ketusnya.

"Jangan galak-galak hyung," ujar Suga dengan tertawa.

"Iya benar hyung manis," Jhope melanjutkan tawa suga.

"Kalian mau aku lempar lagi," ujar Seokjin yang sudah panas, kesal berapi-api karena tawa sahabatnya.

Karena takut terkena lemparan lagi dari Seokjin Suga dan Jhope ngibrit kebirit-birit tak tentu arah meninggalkan Seokjin yang semakin berapi-api.

"Kenapa kalian bertengkar?," polosnya Taehyung.

Bukannya membalas pertanyaan Seokjin tadi Taehyung malah bertanya kenapa mereka bertengkar.

"Ini semua karena kau," ujar Seokjin kemudian berlalu meninggalkan Taehyung.

"Tunggu aku hyung."
.
.
.

Karena perintah kakeknya Seokjin memetik daun teh bersama para sahabatnya. memetik daun teh tidaklah mudah karena mereka memetiknya harus dengan ketelatenan. Mereka menggrutu ingin males-malesan tidak bisa karena mereka di awasi.

"Bukan begitu Jin hyung, kau harus memetik pucuk daun yang masih mudah saja," ujar taehyung mengajari cara memetik teh pada Seokjin.

"Aku sudah tahu, awas menyingkir dari sini," ujar Seokjin menggeser Taehyung dari hadapannya.

"Galak amat sih," tersenyum dengan sikap Seokjin.

Matahari semakin terik namun mereka masih setia memetik daun teh. para pegawai yang disuru kakek Seokjin masih mengawasi cara kerja Seokjin dan kawan-kawannya.

Seokjin dan para sahabatnya mulai gusar tidak nyaman dengan hal ini lebih-lebih itu Seokjin. Dia kesini untuk berlibur bukan untuk menjadi petani teh.

Taehyung memanggil para pegawai pengawas tersebut. Mengatakan pada mereka kalau mereka tidak usah mengawasi Seokjin  dan para sahabatnya lagi.

"Kalian di suru bekerja seperti biasa dan meninggalkan tugas kalian sekarang," ujar Taehyung.

Tentu para pegawai percaya karena Taehyung adalah orang kepercayan bos mereka sekaligus cucu dari bos tempat mereka bekerja sekarang tersebut.

Taehyung mengerti kalau Seokjin dan para sahabatnya merasa sangat lelah. Ia memanggil Seokjin, Suga dan Jhope untuk beristirahat dan mengajak mereka makan di bawah tedunya pohon. Angin sepoi-sepoi berhembus semakin membuat sejuk dan damai terasa.
.
.

"wah, lelah sekali" ujar Jhope dan Suga.

"Bagaimana bisa kau menyuruh mereka semua pergi," tanya Seokjin pada Taehyung. di tambah anggukan oleh kedua sahabatnya.

"Mudah saja hyung tinggal menyuru bukan hal yang sulit," jawab Taehyung.

"Aku sudah menyuruh mereka semua pergi tapi mereka gak mau pergi. Bahkan aku sudah mengatakan kalau aku ini cucu dari kakek tapi mereka tetap gk mau pergi. Kenapa kau bisa," lanjut Seokjin.

"Dia kan udah lama tinggal disini hyung pasti para pengawas tadi lebih mempercayai Taehyung di banding kau hyung," ujar Suga.

Seokjin dan Jhope memandang Taehyung bersamaan.

"Bukan karena hal itu, melainkan karena kakek belum memperkenalkan Seokjin hyung pada para pegawainya,' ujar Taehyung.

Kenapa kakek Seokjin tidak memperkenalkan dirinya pada para pegawainya.

"Aku sudah membawakan makanan untuk kalian semua ayo dimakan," ujar Taehyung.

"Wah wah wah Taehyung, kau yang terbaik. Iya kan Jin hyung," ujar Suga.

Jhope tertawa dan mengangguk setuju dengan Suga. Sementara Seokjin hanya diam menikmati makanan yang di bawah Taehyung.

"Apa ini air teh?," tanya Seokjin.
Taehyung mengangguk dan memberikan secangkir teh manis untuk Seokjin, Suga dan Jhope.

"Ada yang tahu bahasa inggrisnya teh?," tanya Jhope.

"Tea," ujar Seokjin.

Sebelum Jhope membuka mulut Suga menceletuk.

"Apa kau ingin belajar bahasa inggris, tanya Suga.

"Hahaha... ini tea dan ini Tae," ujar Jhope memegang daun teh di tangan kirinya dan satu tangannya lagi menyentuh pundak Taehyung.

Semua orang tertawa dan hanya Taehyung yang tersenyum kaku. Apa hubungannya dia dan teh.

"Tea Tae", tertawa terpingkal-pingkal.
Seokjin menepuk-nepuk lututnya, Jhope memegangi perutnya dan Suga yang memukul-mukul Jhope.

"Apa kalian menyamakan aku dengan daun teh," tanya Taehyung.

Mereka kembali tertawa menderang pertanyaan Taehyung.
.
.
.

Malam ini Seokjin ingin tidur dengan kakeknya saja. Ia risih dengan Taehyung yang tidurnya menempel terus padanya. Ia tidak mau tidak tidur lagi malam ini gara-gara Taehyung.

"Ayolah kek biarkan aku tidur denganmu. Memangnya kakek tidak mau tidur dengan cucunya yang tampan ini," rayu Seokjin pada kakeknya berharap kakeknya mau membiarkan dia tidur dengannya.

"Apa kau takut tidur dengan Taehyung karena dia sexy," goda kakek Seokjin.

"Ah kakek, masak badan kayak kerupuk kulit begitu kakek bilang sexy," ujar Seokjin.

"Kalau begitu kenapa tidak mau satu kamar dengannya," ujar sang kakek.

Kakek Seokjin memang senang bergurau. kini Seokjin mulai frustasi dia benar-benar gak mau satu kamar lagi dengan orang  yang bernama KimTaehyung.

"Aku kangen dengan kakek jadi biarkan aku tidur dengan kakek ya. Lagi pula Taehyung kalau tidur suka nempel-nempel," ujar Seokjin menceritakan pengalamannya sekali tidur dengan Taehyung.

"Apa kau takut diraba olehnya," goda sang kakek lagi.

Seokjin ternganga dibuatnya. Sang kakek benar-benar keterlaluan masak menggodanya sampai seperti itu.

"Apa mungkin kau takut tegang karenanya, apakah itu mu sangat sensitif," melirik ke bagian bawah seokjin lalu tertawa khas tawa orang yang sudah tua.

"Ya tidak lah kek, aku gak kayak gitu," ujar Seokjin yang mengerti ucapan sang kakek.

"Ya sudah gak ada masalah kan. Tidur saja dengannya Taehyung. Kakekmu ini sudah tua bau mending dengan Taehyung yang mudah dan wangi," tertawa dan meninggalkan seokjin yang kesal duduk sendiri di ruang tengah.

"Apa-apaan kakek, mending aku tidur disini," Seokjin tidur di sofa di ruang tengah tidak perduli kalau-kalau nyamuk nakal menggigitnya.

"Aaaarrgghh~~"

**TBC**

 Tea*TaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang