6.0

6K 953 2
                                    

Jimin dan aku sama-sama terdiam saat aku mulai menyentuh pergelangan tangan Jimin. Kemudian, tanganku mulai menjalar dan merambat menuju jari-jari tangannya.

Menyatukan jari-jari tanganku dengan tangannya.

"Entah kenapa aku merasa kesal denganmu," gumam Jimin sembari matanya masih berfokus pada televisi yang menyala.

"Kenapa? Apa aku berbuat salah?" Tanyaku heran.

"Ya," jawab Jimin dengan nada kesal yang benar-benar jelas. Membuatku bertanya-tanya. Apa sebenarnya salahku?

"Bisa kau beritahu apa kesalahanku?"

Jimin melepaskan tautan tangan yang kubuat. Kemudian memandangku tajam.

"Tentu saja aku terganggu dengan sikap anehmu," ungkap Jimin terang-terangan.

Aku terdiam. Tak bisa berkata-kata.

"Kau selalu saja mengikutiku seperti anak ayam. Kau mau membuatku kelihatan aneh di depan orang-orang?" Lanjut Jimin lagi. Kali ini ia tak fokus lagi menonton acaranya.

"Seharusnya kau itu sadar. Kau itu hantu dan aku ini manusia!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, Jimin berlalu pergi. Masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu. Ia melupakan fakta bahwa aku bisa saja menembus pintu atau tembok rumahnya.

Tapi, mengingat Jimin yang marah padaku, aku jadi merasa bersalah. Dia terganggu karena sifatku yang terlalu terang-terangan.

Satu fakta yang kubenci, aku adalah hantu.

FATE : Ghost [ PJM ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang