DAY 2
Seperti rutinitasku biasanya, aku kembali mengikuti Jimin ke tempat kerjanya.
Aku juga mendengar jika Jimin mendapat pekerjaan untuk mewawancarai Artis terkenal. Dan tentu saja hal itu membuat Jimin gugup.
"Hei, kau bisa membantuku?" Tanya Jimin agak berbisik padaku.
"Membantu apa?" Tanyaku.
Jimin memberikan aba-aba padaku untuk duduk di kursi kerja teman wanitanya waktu itu yang tengah kosong.
Aku mengikuti perintah Jimin dengan cepat.
"Kau akan kuanggap sebagai Partner wawancaraku. Kau bisa kan?" Tanya Jimin dan kemudian tanpa ragu aku mengangguk.
Jimin menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Aku tahu jika sekarang dirinya tengah gugup setengah mati.
Jimin mulai bertingkah seperti ia mewawancaraiku dan aku menanggapinya sebisaku. Namun, saat Jimin tengah asyik berlatih denganku, teman wanitanya datang. Menatap Jimin dengan heran.
"Jim, kau berbicara dengan siapa?" Tanya temannya itu dengan heran. Melihat Jimin berbicara sendiri tentu saja membuat bingung.
Jimin kikuk dan salah tingkah.
"Tidak. Aku hanya latihan wawancara sendiri," kata Jimin menghilangkan rasa gugupnya.
"Tak biasanya. Lagipula kan biasanya kau meminta bantuanku jika ingin latihan," kata wanita itu yang kemudian duduk di kursi kerjanya.
Tentu saja aku segera berangkat dari tempat duduknya dan berdiri di sebelah Jimin.
"Kau kan sedang tidak ada di kantor," balas Jimin dan ditimpali dengan senyuman manis wanita itu.
Jimin menatapku, matanya mengisyaratkanku untuk segera pergi darinya. Dan aku hanya bisa menurutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATE : Ghost [ PJM ]
Short Story[ COMPLETED ] ✔ Aku tak tahu dimana aku berada. Setahuku, aku sudah bersama Park Jimin semenjak aku membuka mataku.