DAY 5
Setelah ciuman singkat itu, Jimin terlihat seperti makin mencuekkan ku. Seakan-akan ia menganggap bahwa aku ini tidak ada disekitarnya.
Apa aku sudah membuatnya semakin tak nyaman?
Lagipula Jimin itu menyebalkan bukan?
Karena bosan aku segera mengambil buku dan pensil warna. Beberapa hari yang lalu aku menemukan buku mewarnai di laci meja komputer Jimin.
Dan karena kebosanan yang melanda, aku segera mengambil posisi yang nyaman untukku. Kemudian mulai mewarnai.
"Jangan gunakan warna itu. Terlalu gelap,"
Aku bisa mendengar suara Jimin dari arah sampingku. Entah sejak kapan, laki-laki itu sudah duduk di sampingku. Memerhatikan tanganku yang bergerak-gerak mewarnai karakter kartun di buku itu.
"Aku suka warna ini Jim," bantahku kemudian mulai melanjutkan aktivitas mewarnaiku.
"Coba gunakan warna kuning," titah Jimin sembari memberikan pensil berwarna kuning padaku.
"Aku tidak suka warna kuning Jim," tolakku mentah-mentah membuat Jimin berdecak kesal.
"Ketidaksukaan itu bisa berbaur dengan kesukaan. Jangan dianggap remeh," omel Jimin kemudian mulai ikut mewarnai.
"Ah, Jimin! Kau menghancurkannya," kesalku.
Jimin menggunakan warna kuning dan itu membuatku kesal.
"Sst, kau diam. Coba perhatikan. Warnanya cocok bukan?" Tanya Jimin sambil tersenyum kearahku.
Aku melihat hasilnya dan kemudian aku terkejut karena warnanya bercampur dengan indah.
Aku memercayai perkataan Jimin. Bahwa ketidaksukaan bisa berbaur dengan kesukaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FATE : Ghost [ PJM ]
Short Story[ COMPLETED ] ✔ Aku tak tahu dimana aku berada. Setahuku, aku sudah bersama Park Jimin semenjak aku membuka mataku.