Bite 4 - Rest In Peace

7.2K 1.5K 718
                                    

Mungkin Seongwoo cuma kegeeran, mungkin kejadian saat Chef Daniel meminta alamatnya ke Guanlin itu cuma mimpi atau lamunan liar semata.

Tapi nyatanya, dia beneran jadi nggak bisa tidur semenjak diberi tau Guanlin fakta kemarin, jadi jelas-jelas itu bukan mimpi belaka. Matanya merah, kepalanya benar-benar pusing, bukan hiperbola lagi. Untungnya restoran lagi tutup, jadi dia masih bisa bergelut dengan kasur untuk mengembalikan waktu tidur yang habis untuk merenung.

Lagipula, kenapa sih Chef Daniel yang ganteng nan galak itu minta alamatnya?

Dugaan pertama, mungkin karena dia mau meneror Seongwoo, mengatainya nggak becus atau kata-kata nyelekit lain. Bisa saja Chef Daniel marah karena Seongwoo dianggap tidak mampu memperlakukan makanan dengan baik, mengatur doneness aja nggak sanggup. Seongwoo harus siap kalau-kalau di depan rumahnya ada kardus berisi hape nexian anang syahrini dengan kata-kata umpatan yang tertulis 'kamu kayak hape ini, nggak guna'.

Ah, masak Chef Daniel setega itu...

Dugaan kedua, ini versi baik sih, Chef Daniel mungkin akan mengirimkan buku resep karyanya yang berjilid-jilid itu, jadi Seongwoo bisa belajar memasak dengan baik dan benar, nggak ngasal lagi. Gitu-gitu sebenernya Chef Daniel sering ikut acara sosial, lho. Dia bahkan sering memasak tanpa bayaran di panti-panti asuhan.

Tapi kayaknya Chef Daniel nggak bakal bisa sebaik itu ke Seongwoo, deh.

Jadi, otak jenius Seongwoo datang dengan opsi ketiga, opsi yang membuatnya belum tidur lebih dari 20 jam.

Mungkin... Chef Daniel mau pdkt sama dia.

Seongwoo jadi jumpalitan lagi memikirkan itu. Goyang-goyang pinggul sendiri kayak Minhyun yang dipaksa ngebor kalau Jaehwan sedang berdendang. Dia jadi jingkrak-jingkrak nggak jelas membayangkan kalau Chef Daniel bener-bener suka sama dia...

Tapi kok, kayaknya nggak mungkin ya.

Ya udahlah, toh cuma ngebayangin. Nggak salah. Setiap fans pasti pernah ngebayangin momen-momen nggilani bersama sang idola.

Lama-lama, Seongwoo menyerah untuk mencoba tidur. Kepalanya masih keroncongan, padahal perutnya pusing.

Iya, pikiran Seongwoo jadi kacau kayak begini.

Dengan berat hati Seongwoo beranjak, tanpa cuci muka dan menggosok gigi, dia mengambil jaket yang digantungnya di dinding kamar untuk pergi mencari makan. Kebetulan di ujung gang ada yang jualan nasi pecel kalau pagi-pagi begini. Meski kepalanya masih cenat-cenut, Seongwoo memaksakan diri untuk berdiri, berjalan sambil berpegangan ke dinding menuju pintu keluar rumahnya.

Tok!

Tepat setelah satu ketukan dari luar rumah, Seongwoo membuka pintu dengan perlahan.

Keringat dingin tiba-tiba meluncur deras dari pelipis mulusnya setelah mengetahui siapa yang datang. Kakinya kembali bergetar. Dia nggak bakal menyangka pria ini begitu gercep.

Chef Daniel ada di sana, tepat di depan mukanya, mungkin hanya berjarak lima puluh senti. Dan tanpa aba-aba, semuanya menjadi gelap. Seongwoo pingsan akibat kurang tidur dan asupan gula dalam darah.


Yeu, lemah.

🍳🍳🍳

Bau harum tercium dari hidung Seongwoo yang sudah agak siuman. Bau gurih-gurih sedap. Padahal Seongwoo ingat betul kalau dia tadi mau keluar nyari nasi pecel ke-

Astaga! Chef Daniel!

"Mampus!" Seongwoo terbangun, lalu menepuk dahinya sendiri. Dia kini masih tiduran di kamarnya dengan jaket yang sudah tergantung ke tempat semula.

Take A Bite - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang