Ps: lagunya bakal aku refer di story. Kalian dengerin yaw
Sore ini Chef Daniel sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. Mobil si chef sendiri sudah diantar ke rumah sakit sama Jinyoung kemarin, si sepupu idaman, jadi Seongwoo dan Daniel nggak perlu repot-repot order gorait walaupun lagi promo payday.
Pria yang lebih muda itu lalu kekeh ingin menyupiri pulang, katanya sih dia nggak mau Daniel kecapekan. Meski belum punya SIM, toh Seongwoo udah cukup jago. Tinggal berdoa aja nggak ada operasi dadakan di sepanjang jalan dari rumah sakit ke rumah Daniel.
Si chef hari itu nggak mau langsung pulang begitu aja. Dia mengajak Seongwoo mampir ke supermarket, beli beberapa jenis bahan makanan, lalu baru melaju pulang ke salah satu perumahan elit tempat rumahnya berada. Seperti biasanya, Seongwoo melongo memasuki kawasan elit itu. Rumahnya tinggi-tinggi, kayak mimpinya jadi dokter waktu TK.
Sesampainya kedalam rumah Daniel, Seongwoo dibuat melongo untuk kedua kalinya.
Bukan, bukan gara-gara dekorasi interior rumahnya yang luar biasa bagus.
Tapi gara-gara bungkus ciki.
Iya, ciki yang bulet-bulet kuning itu lo!
Mana bukan satu dua lagi, tapi mungkin satu lusin tertumpuk cantik di depan meja ruang keluarga.
"Oh, my God," Daniel nggerundel sendiri, tangannya sigap mengambil bungkusan ciki yang ada di atas meja, "this is not me, I swear, Ashley yang biasanya makan ini, saya suruh bersihin selalu aja lupa."
Pria yang lebih muda tanpa bicara ikut membantu membereskan kekacauan yang ada, "nggak apa-apa. Chef duduk aja dulu, biar saya yang bersihin. Kan Chef baru sakit, istirahat aja."
Sayangnya, Seongwoo nggak ikhlas hati mengatakan itu. Perasaannya entah kenapa panas, iri dengki kayak pelakor yang dinomorduakan. Oh, jadi mbak Ashley sering kesini?? Cukup tau sih, begitu pikirnya.
"Em, saya bikinin teh mau? Kopi? Hot chocolate?" Tawar Daniel waktu Seongwoo sibuk membersihkan kekacauan yang ada. Pria yang lebih muda itu tetap diam, ekspresinya seolah memikirkan seribu satu-eh kebanyakan, tiga cara untuk menyingkirkan Mbak Ashley dari kedudukannya saat ini. Satu, the classic way, sianida. Dua, bilang ke Bu Susi kalo dia nggak doyan makan ikan, biar ditenggelamkan. Tiga, thread twitter yang menceritakan kecentilan si mbaknya, biar nama baiknya hancur dan jadi bahan bully netijen!
"Seongwoo?"
"Eh, iya thread iya!" Pekik Seongwoo waktu Daniel tiba-tiba menggoyangkan pundaknya. Pria itu lalu tersenyum canggung.
"Nggak... nggak perlu. Mending chef duduk aja. Istirahat. Kalau chef butuh apa-apa bilang saya," katanya sambil membuang seluruh sampah ke tempatnya. Pria itu lalu pergi untuk mencuci tangan, sementara Daniel menggaruk tengkuknya lalu menaruh bahan makanan yang dibelinya di meja dapur.
"Chef... mau masak?" tanya Seongwoo. Pria bersurai abu-abu itu mengangguk.
Seongwoo mendekat, menghampiri Daniel yang berdiri di dekat meja dapur, "yakin? Bukannya Chef masih sakit?"
"Yakin."
Seongwoo mengulurkan tangannya ke depan jidat yang lebih tua, membuat pria yang tadinya sibuk dengan masakannya itu mundur selangkah.
"Kamu mau ngapain?"
"Ngecek chef masih demam nggak," Seongwoo mengedipkan kedua matanya, seolah berpikir bahwa nggak ada yang salah dari tindakannya sekarang ini. Seongwoo emang bener kan! Kalau darurat begini, ngeceknya pakai tangan, bukan pakai termometer yang ditusuk itu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Take A Bite - OngNiel
FanfictionSumpah! Kritikus makanan yang namanya Kang Daniel itu aslinya ganteeeeeng banget! Lebih ganteng daripada posternya yang tertempel di kamarku. Tapi kok.. galak gini ya? ㅇㅅㅇ x ㄱㄷㄴㅇ BxB. Romcom. Drama. Highest rank 594 on fanfiction 284 on Fiction