Bite 9 - Minyooooonn!

8.6K 1.4K 1.5K
                                    

"Awas, nanti jatuh..." Ujar Daniel, tepat di samping telinga Seongwoo yang memerah akibat malu.

Seongwoo membenarkan posisinya yang ambigu. Lebih tepatnya, menjauhkan tubuh bagian depannya yang sudah menempel dengan tubuh chef muda itu. Panik? Jelas. Lha wong tadi dia masih dimarah-marahin sama Chef Daniel, eh, sekarang malah dipeluk cium manja. Merinding bulu romaku, Ani!

Kepanikan itu membuat tangan Seongwoo gemetar meskipun tak kencang. Secara gamblang, pria itu malah menarik bagian lengan atas kemeja Chef Daniel dengan kedua tangannya. Kanan kiri begitu. Sedangkan tangan pria di depannya yang tadi memeluk punggungnya, kini bertengger tenang di samping paha Seongwoo, seolah mengunci agar pria yang lebih kecil tak bergerak banyak-banyak.

"Kalo... kalo begini nggak jatuh, kan." Ujar Seongwoo, pelan sekali sampai mirip bisikan. Dengan sok malu, meskipun agak diragukan dia masih punya rasa malu atau nggak, pria itu mengintip muka Daniel. Wajahnya yang tadi menunduk dinaikkan sedikit.

"Iya..." Balas Daniel dengan suara husky-nya yang menggetarkan jiwa. Seongwoo rasanya mau merosot aja, untung sekarang tangannya berpegangan di lengan si chef itu.

Beberapa detik mereka habiskan dengan saling bertatapan, seakan wajah di depan mereka milik sosok yang mereka rindukan. Entah siapa yang memulai, adegan saling menatap itu malah membawa bibir mereka bertemu lagi. Bahkan kali ini bukan diujungnya saja. Awalnya cuma menempel, hingga akhirnya Daniel memutuskan untuk melumat lembut bibir bawah yang lebih muda. Mencoba menggodanya agar lidah mereka dapat bertautan. Tangan Seongwoo semakin dingin, namun desiran darah dalam tubuhnya malah berpacu semakin cepat.

"Seongwoo, lap yang baru-"

Minhyun masuk ke dapur. Iya, di saat yang tidak tepat itu Minhyun malah menyaksikan adegan zina.

Matanya langsung membelalak melihat Chef Daniel dan Seongwoo yang lagi begituan. Mereka berdua sontak melepaskan ciuman mereka, bahkan Seongwoo hingga mendorong pria bermarga Kang itu sampai ia menabrak meja di belakangnya.

Seongwoo berdiri, mulutnya komat-kamit ingin menjelaskan apa yang terjadi. Tapi percuma saja, dia nggak menemukan kata-kata yang pas, yang bisa membuat Minhyun nggak salah sangka begitu saja. Sedangkan Minhyun sendiri... tetap mencari lap bersih.

"Oh, maaf. Anggep aja saya nggak ada." Ujarnya santai, berusaha mengalihkan pandangan dari dua orang itu. Ya dia mah yang penting dapet lap bersih, risih dia lihat ada satu meja yang masih ada kumannya.

Setelah mengambil lap di tempat penyimpanan dalam dapur, pria itu melenggang pergi. Namun terhenti ketika sudah sampai di dekat pintu.

"Lanjutin aja, saya nggak perlu seratus ribu buat tutup mulut, kok. Saya bisa simpan rahasia." Kata Minhyun sambil tersenyum kalem, niatnya sih biar terkesan baik. Pencitraan di depan bos.

"Yasudah! Pergi!"

Daniel yang tadinya cuma diam akhirnya mengeluarkan bentakan andalannya. Minhyun keluar, agak kocar-kacir. Seongwoo yang ada di sebelah pria bersurai abu-abu itu ikut merinding. Nah kan, kumat. Habislah Seongwoo, pasti setelah ini giliran dia yang dimaki.

Nyatanya, Daniel malah memegang pergelangan tangan Seongwoo, kemudian menghimpit pria yag lebih muda itu mendekati meja tempat duduknya semula.

"Jadi, tadi kita sampai dimana?" Katanya. Mampus. Sampe mana tadi? Salah sebut Seongwoo bisa dikata-katain lagi. Dia kan nggak mau! Kapok!

"Sampai ke..." Mata Seongwoo memperhatikan ekspresi muka Chef Daniel yang datar, nihil, nggak bisa ditebak, "daging, steak-nya, udah beres. Medium rare. Besok... besok kita mau belajar apa?"

Take A Bite - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang