Bite 7 - Asli?

8.1K 1.4K 1.1K
                                    

Chef Daniel diam, matanya yang tadi beradu dengan milik Seongwoo dialihkan. Si surai hitam menepuk bibirnya, merutuki dirinya sendiri yang lancang ngomong begitu di depan sang idola. Mampus, kalo dibentak lagi gimana? KDRT lo itu itungannya!

Tanpa menghiraukan ocehan pria di depannya, yang lebih tua mengambil saus yang entah kapan dia siapkan, juga asparagus yang sempat dimasaknya berbarengan dengan steak tadi.

"Saya cuma basa-basi, nggak mau kepo juga sama kehidupan asmara kalian." Kata Daniel, sambil menata asparagus dan menyiramkan saus di atas piring. Seongwoo cuma bergumam oh dengan pelan. Tapi hatinya... udah curiga parah kalau Chef Daniel itu emang kepo sama hubungannya dengan Jinyoung. Huhu, naksir bilang aja, Chef!

"Take a bite."

Daniel menaruh piring berisi makanan tadi ke hadapan Seongwoo. Steak-nya nggak terlalu matang, nggak pucat pasi kayak buatan Seongwoo tempo hari. Ada asparagus di bagian kiri piring. Sausnya juga nggak sekental di restoran Seongwoo, harum dari daging yang dimasak dengan bawang putih menyeruak ke indra penciuman yang lebih muda.

"Woah, warnanya bagus." Ujar Seongwoo yang langsung mengeluarkan ponselnya, rugi ini kalo masakan chef ternama nggak difoto, dimasukin Instagram buat dipamerin orang se-RT.

"Iya, kan? Soalnya itu medium rare, mayoritas warnanya pink tapi dibagian center nya warna merah. Kalau pakai termometer, suhu yang optimal 130 derajat fahrenheit..."

Hoo, fahrenheit. Untung Seongwoo pernah sekolah, jadi dia paham.

"130 fahrenheit itu... ke celsius..." Tangan Seongwoo menghitung dengan jari-jarinya, seolah hitungan kayak gitu bisa diselesaikan semudah penjumlahan atau pengurangan. Daniel cuma geleng-geleng kecil ngelihat kelakuan Seongwoo.

"55 derajat Celsius, Seongwoo." Ucap Daniel segera pas tau Seongwoo mulai frustasi sama hitungannya. Seongwoo meringis, mengangguk lalu menatap makanan yang ada didepannya. Haduh, terlalu fancy, pakai garnish-garnish segala. Dengan gugup, Seongwoo mengiris steak itu, lalu mengunyahnya dengan perlahan.

"Enak?" Daniel bertanya sambil menunggu Seongwoo membuka mata (soalnya dia makan sambil merem-merem. Biar menghayati). Steak masakan Chef Daniel itu juicy, teksturnya juga mantap, renyah di luar dan lembut di dalam. Belum lagi gurih dari campuran bumbu-bumbu yang... Seongwoo udah lupa apa. Tapi dia yakinnya sih ada bawang putih. Mungkin buat ngusir vampire.

"Mm!" Seongwoo mengangguk lucu, mengiyakan, lalu dengan cepat ia membuka kelopak matanya yang tadi tertutup.

Dihadapannya, Chef Daniel tersenyum.

Iya, wajahnya yang biasa kaku kayak muka siswa ikut UNBK itu bisa senyum ternyata.

Tapi waktu dia sadar Seongwoo ngelihatin dia, Daniel buru-buru meluruskan lengkungan dibibirnya. Muka ganteng itu datar kembali.

"Berarti besok kamu harusnya udah bisa buat yang seperti ini." Ujarnya, sok mengalihkan perhatian.

Oh iya, ngomong-ngomong waktu Chef Daniel ngejelasin tadi, Seongwoo cuma mendengarkan 30%, itu juga di awal-awal waktu Chef Daniel membolak-balikan daging. Sisanya? Ya ngelihatin wajah si chef lah! Rugi kalau nggak dipandang lama-lama.

"Maaf, Chef, sebenernya tadi ada yang kurang paham..." Ujar yang lebih muda dengan nada gugup yang kentara, "tadi, yang ijo-ijo itu mint kan, Chef?"

Seongwoo menelan ludahnya, firasatnya bilang dia mau diomelin lagi gara-gara nggak mendengarkan Daniel. Tapi nyatanya, pria itu cuma diam, dibereskannya penggorengan dan alat lain yang tadi ia gunakan untuk memasak.

Take A Bite - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang