Perkenalan

17.2K 279 6
                                    


Follow my IG @indahsari_636

Kim Nana, itu adalah namaku. Aku adalah siswa semester akhir di salah satu sekolah menengah atas di Korea. Ya sebenarnya aku bukan lahir di sini, namun aku sudah tinggal disini sejak sekolah menengah pertama. Sebelumnya aku tinggal di Indonesia karena ibuku adalah orang Indonesia, sedangkan ayahku warga negera Korea Selatan. Mau tidak mau aku dan ibu ikut pindah bersama ayah, karena pekerjaan ayah yang mengharuskan untuk pindah. Awalnya itu sulit bagiku, karena aku sudah sangat nyaman tinggal di Indonesia. Di Indonesia aku memiliki banyak teman sedangkan di sini aku hanyalah gadis yang tidak punya banyak teman. Beradaptasi dengan lingkungan baru cukup sulit bagiku. Aku tidak mudah bersosialisasi dan cenderung suka menyendiri. Terlebih aku juga tidak fasih berbahasa Korea, meski aku bisa bahasa Korea. Bahkan bisa dibilang pelafalanku sangat buruk, jadi aku lebih sering menggunakan bahasa Inggris di awal-awal kepindahanku ke sini. Menyesuaikan diri cukup sulit, mengingat lingkungan serta budaya di sini dengan Indonesia sangat berbeda. Cuaca, itu salah satunya. Aku tidak terbiasa dengan udara dingin seperti di sini, bisa dikatakan aku tidak tahan dingin. Pada tahun-tahun awal aku di sini aku selalu membuat ayah dan ibuku repot, bagaimana tidak aku tidak ingin keluar dari kamar selama musim dingin. Tentu hal itu mustahil dilakukan mengingat aku harus berangkat sekolah. Ya begitulah aku.

Namun semua itu telah berlalu, selama kurang lebih hampir lima tahun di sini aku mulai terbiasa. Terbiasa dengan lingkungan baru dan orang-orang baru. Di sini aku telah memiliki seorang sahabat. Dia bernama Oh Na Ri, kami sudah bersahabat sejak sekolah menengah pertama. Dia adalah orang yang mengajakku berteman pertama kali pada saat aku pindah ke sini. Dia adalah gadis yang baik, dan hangat. Itu yang membuat kami cocok dan menjadi sahabat. Bahkan aku selalu sekelas dengan Na Ri, ajaib bukan. Aku senang meski hanya Na Ri yang menjadi temanku. Meski demikian bukan berarti aku tidak berteman dengan yang lain. Aku tetap berteman dengan yang lain namun tentu tidak sedekat dengan Na Ri. Ibarat kata aku dan Na Ri tidak terpisahkan. Semua orang tahu itu, bahkan julukan kami adalah si kembar. Ya bukan kembar dalam arti sebenarnya.

Hari ini hari pertama masuk sekolah setelah liburan. Aku berangkat naik bus. Tadinya ayah ingin mengantarku, namun aku bilang ingin berangkat sendiri tentu saja ayah tidak keberatan. Aku berjalan menuju halte terdekat dari rumahku, ya meski terdekat tetap saja cukup jauh. Daerah di rumahku jarang ada kendaraan umum dan harus menuju pinggir jalan untuk bisa menemukan kendaraan umum. Aku menelpon Na Ri memintanya untuk menungguku di depan gerbang seperti biasanya. Tak lama bus menuju sekolahku datang, aku bergegas masuk ke bus. Hari ini cukup padat mengingat liburan telah usah, banyak pelajar seperti aku memenuhi bus. Bahkan tempat duduk pun sudah penuh, jadi terpaksa aku berdiri. Tiba-tiba ada seseorang yang menarkan bangkunya untuk ku duduki, aku merasa tidak dan dan berniat menolak. Namun seseorang itu berkata tidak apa-apa, jadi akhirnya aku duduk.

" Gamsahamnida" Ujarku

" Nde. Oh iya kamu satu sekolah denganku kan?" Ujarnya

" Benarkah?" Ujarku

" Iya aku ada di kelas XII.2. Perkenalkan namaku Choi Hyun Jong" Ujarnya sembari mengulurkan tangan padaku

" Ah Nde, Kim Nana Imnida" Ujarku dan menjabat tangannya

" Senang berkenalan denganmu Nana" Ujarnya

Aku menjawabnya dengan senyuman. Rasanya aneh saja, kita di kelas yang bersebelahan namun aku sama sekali tidak mengenalnya. Mungkin aku yang kurang sosialisasi pikirku. Karena telah duduk aku mengeluarkan novel yang aku baca dan membacanya karena masih butuh waktu untuk sampai di sekolah. Tanpa aku sadari bus sudah berhenti di halte sekolah. Aku bergegas turun dan menyapa Hyun Jong sebelum turun. Aku melihat Na Ri sudah di depan gerbang sekolah menungguku, aku segera berlari menghampirinya. Kemudian kami berjalan menuju kelas kami karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Tak lama ibu guru sudah memasuki ruang kelas dan pelajaran pun di mulai. Tak terasa jam istirahat tiba, aku dan Na Ri berencana ke kantin namun sebelum itu aku hendak membawa novelku. Namun setelah mencari-cari bahkan mengeluarkan isi tas novelku tidak ada. Apa mungkin terjatuh di bus ya pikirku. Aku sedikit sedih mengingat novel itu baru ku beli dua hari yang lalu dan sekarang sudah hilang.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang