16

1.8K 61 1
                                    

Hari pertama kuliah.

Aku bangun lebih awal pagi ini karena hari ini adalah hari pertama masuk kuliah, aku sangat bersemangat. Setelah bangun tidur aku beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan, namun tak ku duga oppa lebih dulu bangun dariku. Terlihat dia sedang memasak dan terlihat sangat serius. Aku berjalan mendekatinya, barulah dia sadar keberadaanku.

" Selamat pagi, kamu sudah bangun?" Ujarnya

" Pagi oppa, ada yang bisa aku bantu?" Ujarku

" Tidak usah ini hampir selesai, sebaiknya kamu mandi dan bersiap-siap" Ujarnya

Aku menuruti perkataan oppa dan kembali ke kamarku untuk mandi dan bersiap-siap. Benar Jun Young oppa adalah tunanganku namun dia lebih bersikap seperti kakakku yang selalu menjagaku. Aku merasa senang karena aku bisa memiliki tunangan sekaligus sosok kakak, itulah arti Jun Young oppa bagiku. Aku sibuk memilih baju apa yang harus aku pakai, karena biasanya aku hanya mengenakan seragam sekolah dan ini hal baru bagiku. Akhirnya aku memilih dress selutut lalu aku padukan dengan blazer, dan lupa flat shoes yang dibelikan oppa untukku. Aku juga sedikit berdandan agar terlihat lebih segar, setelah siap aku menghampiri oppa ke kamarnya.

" Oppa, aku sudah siap" Ujarku

Tidak ada jawaban setelah beberapa kali aku memanggilnya, kemudian aku memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Dia tidak ada di kamarnya, apa dia sedang mandi karena aku mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Lalu aku menunggunya di sofa dekat ranjangnya, aku memperhatikan kamar oppa karena ini pertama kalinya aku masuk ke kamar oppa. Warna abu-abu dan putih mendominasi kamar oppa, aku juga melihat buku-buku berjajar dengan rapi di rak. Ternyata oppa suka membaca, karena banyak sekali buku di kamarnya.

" Ah kamu di sini?" Ujarnya membuatku terkejut

" Ah iya, tadi aku memanggil oppa tapi oppa tidak menyahut jadi aku masuk, mian" Ujarku

" Kwencana" Ujarnya

Oppa mengenakan pakaian mandi berwarna putih dan rambutnya basah, lalu dia berjalan menuju lemari. Aku menyadari dia akan ganti pakaian lalu aku mau keluar dari kamarnya karena tidak mungkin aku tetap di kamarnya selagi dia ganti pakaian bukan.

" Kwencana kamu di sini juga tidak apa-apa, oppa akan ganti baju di kamar mandi" Ujarnya membuatku menghentikan langkahku

Lalu aku kembali duduk di sofa dan oppa ke kamar mandi. Tak lama oppa sudah kembali dengan berpakaian rapi dan rambut yang sudah tertata. Dia berjalan menuju arah meja mengambil parfum dan menyemprotkannya. Parfum khas Jun Young oppa, aku menciumnya ini adalah aroma yang aku suka. Lalu oppa mengambil mantelnya dan mengajakku ke ruang makan untuk sarapan. Kami berdua duduk saling berhadapan dan mulai sarapan.

" Wah ini enak, ternyata oppa juga bisa memasak" Ujarku

Dia tersenyum lalu memberikanku beberapa lauk, dan menyuruhku makan yang banyak. Setelah sarapan kami berangkat untuk memulai aktivitas masing-masing. Oppa mengantarku ke kampus terlebih dahulu barulah dia pergi ke sekolah. Aku melihatnya memakai cincin pertunangan kami, aku juga memakainya namun aku akan melepasnya selagi di kampus agar tidak ada yang curiga.

" Apa oppa akan memakai cincin pertunangan kita? Apa tidak apa-apa?" Ujarku

" Kwencana, mereka hanya bertanya-tanya dengan siapa aku bertunangan, namun aku tidak memberitahu mereka jadi jangan khawatir!" Ujarnya

" Oh begitu tapi bolehkah aku.....em tidak memakainya bila di kampus?" Ujarku ragu

Oppa memandangku, aku takut dia marah padaku. Dia saja berani berterus terang pada orang lain bahwa dia sudah bertunangan namun aku tidak bisa melakukan itu, aku merasa menyesal. Tanpa aku duga oppa mengangguk menyetujui ucapanku, itulah yang aku sukai dari oppa dia sangat dewasa dalam bersikap. Ternyata kami sampai di kampusku, sebelum aku turun dari mobil aku mengecup pipi oppa. Namun pada saat aku hendak turun oppa menarik lenganku dan mengecup singkat bibirku, aku rasa wajahku terbakar sekarang ini hingga aku hanya terdiam ditempat. Ternyata oppa sudah turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untukku. Aku pun turun dan menundukkan wajahku aku takut dia melihat wajahku yang memerah lalu aku berlari meninggalkannya begitu saja, karena aku sangat malu. Dia tersenyum melihat tingkahku dan pergi setelah melihatku sudah menjauh.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang