9

2.2K 74 0
                                    

Sejak malam dimana Jun Young mengabaikanku dan justru asyik dengan gadis itu aku sangat marah padanya. Aku hanya tidak suka diabaikan, terlebih awalnya dia yang memaksaku ikut dengannya tapi justru dialah yang mengabaikan keberadaanku. Diabaikan itu menyedihkan juga menyakitkan bukan. Itu adalah alasanku marah padanya.

Pagi ini aku meminta pada orang tuaku bahwa aku akan menggunakan sopir atau kalau tidak aku akan naik bus ujarku. Mereka tampak bingung dengan permintaanku.

" Sebenarnya ada apa sayang, kenapa tiba-tiba kamu berubah pikiran?" Tanya Ayah

" Tidak ada alasan Yah, Nana hanya mau berangkat dengan sopir atau kalau tidak Nana akan berangkat sendiri. Kumohon Yah!" Ujarku memohon

" Baiklah, biarkan sopir mengantarmu." Ujar Ayah

Aku senang ayah menuruti mauku, aku memeluk ayahku erat. Setelah sarapan aku berjalan menghampiri mobil yang sudah siap mengantarku, sopirku membukakan pintu untukku. Kemudian mobil berjalan meninggalan rumahku, disaat mobil yang aku naiki melewati gerbang aku melihat mobil Jun Young memasuki pekarangan rumahku. Ah, apa peduliku padanya toh dia yang membuaku melakukan hal ini, pikirku. Ponselku berdering tiada henti namun aku tidak berniat menjawabnya, justru aku mematikan ponselku. Mungkin aku bersikap kekanakan karena menghindari permasalahan namun aku melakukan ini agar aku tidak terlihat lemah olehnya. Mungkin tanpa aku sadari aku telah jatuh cinta padanya, entahlah.

Sesampainya di sekolah aku bertemu dengan Hyun Jong, Na Ri, dan Ji Tae. Kami berbincang-bincang menuju kelas. Tapi antara aku dan Hyun Jong masih terasa canggung mengingat kejadian semalam. Aku mencoba bersikap seperti biasa padanya dan menampilkan senyuman di wajahku. Untung saja Na Ri membuka pembicaraan diantara kami sehingga kecanggungan itu lenyap.

" Tadi aku melihatmu diantar sopir? Apa Pak Shin sudah tidak mengantar jemputmu lagi?" Ujar Na Ri

" Iya, aku tidak mau merepotkan Pak Shin lebih lama" Ujarku

" Oh, kalau begitu biar aku saja yang mengantar jemputmu Nana." Ujar Hyun Jong

" Ah tidak perlu, aku sudah memiliki sopir untuk mengantar jemputku" Ujarku

" Kwencana, lagian kita juga searah kan!" Ujar Hyun Jong meyakinkanku

Aku diam untuk berpikir sejenak, namun pertanyaan itu justru dijawab Na Ri tanpa peduli jawabanku.

" Ah Nana pasti mau Hyun Jong ah, aku rasa itu lebih baik karena kalian searah. Benarkan Nana?" Ujar Na Ri

Mau tidak mau aku mengangguk membenaran ucapan Na Ri. Sesampainya di kelas aku marah pada Na Ri karena dia menjawab Hyun Jong seenaknya.

" Mian Nana, aku harap kamu tahu maksud baikku. Aku ingin kalian lebih dekat, Hyun Jong sangat menyukaimu Nana" Ujar Na Ri

" Justru itu Na Ri aku tidak mau semakin menyakitinya. Kamu tahu semalam dia mengutarakan perasaannya padaku dan kami jadi canggung" Ujarku

" Benarkah? Lalu kamu jawab apa, justru itu bagus bukan?" Ujar Na Ri antusias

" A..aku menolaknya. Tapi kau mengacaukan semuanya. Sekarang bagaimana aku bisa menghadapinya Na Ri" Ujarku frustasi

" Kenapa kamu menolaknya? Apa kamu menyukai orang lain?" Ujarnya

" Tidak, aku tidak menyukai orang lain." Ujarku

Na Ri menatapku penuh curiga. Tapi yang kukatakan itu adalah benar bukan. Aku tahu Hyun Jong adalah cowok yang baik, tampan, dan juga baik hati namun perasaanku padanya tidak lebih dari sekadar teman aku yakin itu.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang