24

1.8K 67 3
                                    

Hari bersejarah dalam hidupku akan terjadi dalam beberapa menit lagi. Aku merasa gugup, badanku terasa panas dingin. saat ini Na Ri menemaniku, dia menenangkanku namun tetap saja aku gugup. Pintu ruangan terbuka, ayah berjalan kearahku dan mengisyaratkan padaku untuk ikut bersamanya. Aku berdiri dan menggandeng lengan ayahku, Na Ri mengikutiku dibelakang. Aku melihat oppa sudah berdiri dialtar dan menunggu kedatanganku, setelah melihatku dia tersenyum. Sesampainya di depan oppa, ayah menyerahkanku pada oppa. Oppa menggandengan tanganku dan mengajakku untuk mengahadap pendeta. Upacara pernikahan dan pemberkatan kami dimulai, aku memegang kuat lengan oppa agar mengurangi rasa gugupku. Oppa memegang tanganku dengan hangat yang meyakinkanku bahwa semuanya akan berjalan lancar. Setelah aku dan oppa mengucapkan janji pernikahan kami dinyatakan telah resmi menjadi suami istri. Lalu tibalah bagi kami untuk berciuman, untuk menandakan bahwa kami telah resmi. Aku hanya diam dan oppa mengecup bibirku sekilas, semua orang yang datang ke gereja bertepuk tangan. Aku tidak bisa berkata-kata karena terlalu bahagia. Setelah pengucapan janji suci, kami beranjak ke depan gereja untuk melemparkan buket bunga. Semua orang berebut untuk mendapatkannya, tak disangka Na Ri benar-benar mendapatkan buket bungaku. Aku berharap Na Ri akan segera menyusulku untuk menikah. Setelah itu kami melakukan sesi foto bersama.

Setelah dari gereja kami pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak karena nanti malam akan ada resepsi. Aku ikut pulang ke apartemen oppa, karena semua barang-barangku sudah dipindahkan ke sana. Aku kesusahan memegangi gaunku yang sangat berat, dengan susah payah aku mengangkat gaunku agar bisa berjalan. Beruntung oppa membantuku.

" Gomawo oppa, oh iya aku akan mandi terlebih dahulu" Ujarku

Oppa setuju, lalu berjalan kearah kamar mandi. Aku mencoba membuka resleting gaunku namun usahaku sia-sia, gaunku tidak mau terbuka. Akhirnya dengan ragu aku meminta oppa untuk membantuku, dia berdiri tepat dibelakangku dan membantuku. Setelah itu dia kembali duduk diatas tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Selesai mandi aku menghampiri oppa dan menyuruhnya mandi, oppa menurut dan masuk ke kamar mandi. Aku merasa sangat lelah dan tertidur dengan posisi menyandar di kepala ranjang. Melihatku tertidur oppa memperbaiki posisi tidurku agar kepalaku tidak sakit. Dia memaklumi keadaanku yang lelah karena persiapan pernikahan ini. Setelah itu oppa tidur di sampingku dan memelukku.

Aku bangun ketika matahari sudah tidak menampakkan cahayanya. Aku merasakan sesuatu melingkar dipinggangu, ya tangan oppa memelukku. Aku membangunkan oppa karena kami harus bersiap-siap untuk acara resepsi. Terlebih dulu aku mandi dan memakai gaun yang telah disiapkan, disusul oppa yang beranjak ke kamar mandi dan segera bersiap. Orang tua kami sudah menelpon agar kami segera datang, sehingga kami bergegas ke lokasi resepsi. Oppa melajukan mobilnya menuju lokasi, sesampainya dilokasi oppa memelukku posesif ketika banyak pria yang menatapku rupanya oppa cemburu. Aku hanya berjalan mengikuti oppa dan menyalami para tamu, tak jarang oppa memperkenalkanku pada semua temannya. Setelah berkeliling, kami menuju tempat yang disediakan untuk menyalami tamu undangan. Satu persatu tamu undangan memberikan ucapan selamat kepada kami. Setelah itu acara dilanjutkan dengan pesta yang santai dan bermakna. Para tamu undangan ada yang berbincang-bincang, ada juga yang makan, ada juga yang berdansa dan lain sebagainya. Kami senang tamu undangan menikmati pesta ini. Hyun Jong, Ji Tae, Na Ri dan teman-temanku juga datang. Mereka berkumpul menjadi satu, baik teman SMA ku maupun teman kuliahku. Aku senang mereka bisa datang ke pernikahanku. Cukup lama aku dan oppa bercengkrama dengan mereka lalu kami harus pergi karena orang tua kami memanggil kami untuk menyambut rekan bisnis mereka.

Hampir semua tamu undangan hadir, dari jumlah undangan yang tersebar kurang lebih 1000 undangan undangan yang hadir mencapai 900 orang. Orang tua kami sengaja membuat pesta yang megah seperti ini karena kami adalah putra dan putri tunggal dikeluarga kami. Wajar bukan. Seluruh keluarga besarku dan oppa juga datang, ini adalah ajang untuk berkenalan dengan seluruh keluarga besar. Ini bisa disebut kesempatan yang langka, karena jarang sekali seluruh keluarga besar bisa berkumpul. Hal itu melengkapi kebahagiaan kami malam ini.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang