26

3.1K 69 1
                                    

Kami kembali ke Korea di sambut hangat oleh orang tua kami, mereka semua sengaja menjemput kami berdua di bandara. Mereka sangat antusias dengan cerita bulan madu kami, yah itu membuatku malu.

" Bagaimana selama di sana? Apa kalian membuatkan kami cucu?" Ujar Ibuku

Aku sangat malu mendengarnya, dan yang menyebalkan adalah jawaban oppa.

" Tentu saja ibu, kami membuatkan kalian cucu" Ujar Oppa

Aku memukul lengan oppa, dan berdesis ke arahnya. Dasar suamiku yang bodoh dan menyebalkan, bagaimana bisa dia berkata seperti itu sangat memalukan. Namun dia tersenyum lebar tanpa merasa bersalah, dan orang tua kami juga tersenyum melihat tingkah kami berdua.

Satu bulan kemudian, aku merasa akhir-akhir ini aku kurang sehat. Aku merasakan pusing dan lemas setiap hari bahkan tak jarang aku muntah. Yang paling parah dua hari ini aku sudah membolos kuliah.

" Kita ke rumah sakit saja sayang" Ujar Oppa

Oppa membantuku berjalan dan membawaku ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit dokter memeriksaku.

" Istri saya sakit apa dok?" Ujar Oppa

" Istri Anda tidak sakit, tapi istri Anda hamil" Ujar Dokter

Aku dan oppa terkejut mendengar ucapan dokter.

" Sebaiknya Anda membawa istri Anda ke spesialis kandungan" Ujar Dokter lagi

" Terima kasih dok, ini adalah kabar bahagia untuk keluarga kami" Ujar Oppa

" Selamat atas kehamilan istri Anda" Ujar Dokter

Kemudian kami keluar dari ruangan dokter, oppa memelukku dan mengatakan terima kasih padaku terus menerus. Aku juga bahagia atas kehamilanku. Lalu kami menuju dokter spesialis kandungan untuk mengetahui lebih jelasnya. Usia kandunganku baru memasuku minggu kedua jadi itu adalah fase rawan, dokter bilang pada kami untuk berhati-hati.

Setelah dari rumah sakit oppa memberitahu orang tua kami. Orang tua kami sangat senang, dan mereka akan kembali ke Korea malam ini juga. Ya orang tua kami kembali ke tempat bekerja mereka setelah kami pulang berbulan madu. Orang tuaku kembali ke Jepang, sedangkan orang tua oppa kembali ke Dubai. Oppa sangat menjagaku, dan tidak membiarkanku kelelahan.

Malam harinya orang tua kami datang ke apartement, mereka sangat bahagia mendengar kabar kehamilanku. Bahkan mereka akan membelikan kami sebuah rumah, karena mereka ingin cucunya kelak tinggal ditempat yang lebih luas karena itu mereka meminta kami pindah ke rumah. Sepeninggalan orang tua kami, aku dan oppa kembali ke kamar. Aku tidak menyangka bahwa aku bahagia bersama pria yang berada disampingku ini. Pernikahan kami bermula dari sebuah perjodohan, aku menentang perjodohan ini namun terpaksa menerimanya karena orang tuaku. Siapa sangka sebuah perjodohan akan membuat hidup kita bahagia, seperti yang kalian tahu perjodohan tidak berdasarkan cinta. Namun setelah aku menerima perjodohan ini, aku baru menyadari bahwa aku mulai mencintai pria ini. Pria yang dulu selalu membuatku kesal, pria yang tidak pernah aku sangka akan benar-benar menjadi suamiku. Ternyata benar cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Sekarang aku tak menyesal menerima perjodohan ini, karena sekarang aku sangat bahagia dengan kehidupanku bersamanya. My teacher is my husband.

" Sayang boleh aku jujur padamu" Ujar Oppa

Aku mengangguk. Kemudian oppa bercerita tentang bagaimana ia bisa langsung menyetujui perjodohan kami. Dia bercerita, bahwa dia sudah pernah bertemu denganku yakni di Pulau Jeju. Saat itu usianya baru 17 tahun, sejak pertama melihatku dia sudah jatuh hati padaku namun dia tidak memiliki banyak waktu untuk mendekatiku. Waktu itu oppa sudah tinggal di Korea, sedangkan aku masih di Indonesia. Bertahun-tahun oppa ingin menemuiku namun dia tidak memiliki alasan untuk itu, hingga akhirnya dia pindah ke Amerika melanjutkan studinya. Lalu setelah menyeleasaikan studinya oppa kembali ke Korea dan di sanalah oppa mengetahui bahwa kami telah di jodohkan. Setelah mengetahui dimana tempatku bersekolah, oppa melamar kerja di sana sebagai guru beruntung dia diterima di sana. Di hari pertama dia mengajar dia sudah tahu bahwa gadis yang di jodohkan dengannya itu aku, tapi dia berpura-pura tidak mengenalku. Meski dalam hatinya dia sangat bahagia bisa melihatku lagi setelah tujuh tahun. Jadi jauh sebelum perjodohan itu oppa sudah mencintaiku.

Aku tidak percaya dengan apa yang oppa katakana, tapi aku benar-benar terharu ternyata oppa mencintaiku begitu dalamnya. Bisa saja selama tujuh tahun itu dia mencari gadis lain tapi dia tidak melakukannya. Bahkan oppa jujur dia pernah sekali pacaran dan itupun tidak bertahan lama karena dia tidak bisa melupakan aku. Ya mantan pacar oppa adalah kakak Jae Chan. Lalu waktu di pulau Jeju, gadis kecil yang diceritakan oppa itu ternyata aku. Wah aku cemburu pada diriku sendiri.

" Jadi kamu sudah tidak cemburu lagikan pada gadis kecil itu" Ujar Oppa

Aku tersenyum malu.

" Percayalah, aku mencintaimu jauh sebelum kau mengenalku. Dan alasan dulu aku menerima perjodohan kita karena aku mencintaimu." Ujarnya

Aku menangis terharu dalam pelukan oppa, aku benar-benar merasa beruntung mendapatkan pria seperti oppa. Aku mencintaimu suamiku, meski cintaku tak lebih besar dari cintamu padaku. Kau adalah guru dan suami terbaik untukku. Aku tak menyesal menikahi dan mengandung anakmu, sungguh.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang