2

5.4K 134 2
                                    


Pagi ini suasana hatiku tidak sebaik biasanya, karena mau tidak mau aku harus berangkat dan pulang bersama guru baru itu. Kami baru saja kenal kemarin tapi apa ini, semua tidak masuk dalam logikaku. Secara tidak langsung kebebasanku terenggut, aku tidak bisa jalan dengan Na Ri setelah sekolah. Ya mungkin masih bisa jika Pak Shin ini berbaik hati membiarkan aku pulang sendiri. Suara ibu sudah memintaku untuk segera turun, aku turun dan sarapan bersama dengan ayah dan ibu. Ditengah-tengah suasana sarapan tiba-tiba seseorang memencet bel, ibu memintaku untuk membukakan pintu. Ternyata yang datang adalah Pak Shin, aku sudah sangat sebal karena sepagi ini sudah melihatnya. Aku mempersilakan duduk dan kembali ke meja makan. Aku mengatakan bahwa Pak Shin yang datang kemudian ibu memintaku lagi untuk mengajaknya ikut sarapan bersama. Dengan berat hati aku menghampiri Pak Shin dan memintanya untuk ikut sarapan bersama kami. Awalnya di menolak dan aku memaksanya karena kalau tidak aku yang kena imbasnya.

" Ikut saja Pak, kalau tidak Ibu akan marah padaku" Ujarku jujur

Kemudian dia mengikutiku menuju ruang makan. Dan duduk disebelah kursiku. Hem ngapain duduk di sebelahku sih" Ujarku dalam hati. Sebenarnya aku tidak membenci Pak Shin, tapi gara-gara dia mau menuruti ayah untuk mengantar jemputku aku jadi sebal padanya. Ayah dan ibu menyambutnya dengan ramah dan memintanya sarapan. Pagi ini mood ku benar-benar sudah hancur. Aku hanya diam saja, ternyata ayah dan ibu menyadari ketidaksukaanku.

" Sayang kenapa cemberut gitu?" Ujar Ibu

" Ah nggak bu, Nana baik-baik saja" Ujarku

" Oh iya sekarang umurmu berapa Jun Young?" Tanya Ayah

" Tahun ini 24 tahun, paman" Ujar Pak Shin

" Oh berarti selisih 6 tahun dari Nana. Kalau begitu Nana adalah adikmu." Ujar Ayah

Apa-apam sih ayah yang benar saja, mana mungkin Pak Shin jadi kakakku. Aku senang menjadi anak tunggal. Ujarku dalam hati

" Ah Nde" Ujar Pak Shin

" Kalau begitu Nana, kamu harus memanggil Jun Young Oppa" Ujar Ibu

Ah ibu, membuatku kena serangan jantung saja. Apa Oppa? Bahkan dia terlihat seperti Ahjussi bagiku. Rutukku dalam hati

" Saya rasa itu bagus, bibi" Ujar Pak Shin

Aku benar-benar hampir kena serangan jantung dibuatnya. Apa semua ini, aku harap ini mimpi. Tuhan cobaan apalagi ini. Ujarku dalam hati. Aku tersenyum dengan terpaksa dan kembali diam. Setelah selesai sarapan aku pamit kepada ayah dan ibu di susul Pak Shin. Dia membukakan pintu mobil untukku namun aku memilih duduk di kursi belakang. Aku tidak nyaman harus duduk di sebelahnya. Dia tidak protes dan hanya tersenyum, mungkin dia menyadari bahwa aku sedang marah. Di perjalanan kami hanya diam, aku malas berbicara padanya. Dia sudah mebuatku kesal dua kali. Pertama saat dia mau mengantar jemputku, kedua dia setuju aku memanggilnya Oppa. Wah, baru kenal dua hari sudah membuat tekanan darahku naik. Aku melihat Na Ri sudah menungguku seperti biasa, dan aku meminta Pak Shin menurunkanku di halte bus depan sekolah. Aku tidak mau ada yang melihatku berangkat bersamanya.

" Pak Shin, tolong turun saya di halte itu saja" Ujarku

" Kenapa? Itukan masih jauh dari sekolah" Ujarnya

" Kwencanayo, teman saya sudah menunggu" Ujarku

" Baiklah, oh iya jangan panggil aku Pak Shin jika di luar sekolah. Panggil oppa saja!" Ujarnya

Aku tidak menanggapi perkataannya dan segera turun setelah mobilnya berhenti. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih. Segera aku berlari menghampiri Na Ri. Terlihat mobil Pak Shin sudah melewati kami. Sesampainya di kelas aku bercerita pada Na Ri bahwa aku sekarang diantar jemput namun aku hanya bilang diantar jemput sopir. Tidak mungkin aku bilang diantar jemput Pak Shin kan. Pelajaran dimulai, aku harus fokus karena ini adalah tahun terakhirku dan aku harus segera lulus. Seperti biasa kami menghabiskan waktu istirahat di kantin dengan berbagai macam obrolan, aku dan Na Ri sudah seperti saudara jadi apapun kami ceritakan. Termasuk Na Ri yang diam-diam naksih anak kelas sebelah, aku selalu menggoda Na Ri karena itu. Na Ri terlihat sangat malu kalau aku goda. Tiba-tiba Hyun Jong datang menghampiri kami dan ikut bergabung dengan kami, dia juga membawa temannya yang ternyata adalah cowok yang disukai Na Ri. Wah kebetulan yang luar biasa. Semenjak bertemu di bus waktu itu Hyun Jong selalu datang dan mencoba berteman dengan kami. Awalnya aku tidak nyaman, namun karena dia bersama cowok yang disukai Na Ri dan mebuat Na Ri senang ya aku menerimanya.

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang