22

1.6K 59 4
                                    

Sore ini aku sudah bisa pulang, syukurlah. Kami pulang ke rumahku termasuk orang tua Jun Young oppa dan Hyun Jong. Hyun Jong ikut mengantarku pulang.

" Gomawo Hyun Jong. Aku sangat berterima kasih padamu, terima kasih untuk semuanya" Ujarku

Aku memeluk Hyun Jong dan dibalas olehnya.

|" Sudahlah, jangan dipikirkan. Aku melakukan itu semuanya karena aku menyayangimu Nana." Ujarnya

Semua orang memandangi kami dan tampak terkejut dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar, terutama Jun Young oppa. Oppa berdehem melihat kami berdua, dia tampaknya sangat cemburu namun ia berusaha menahannya. Menyadari hal itu aku melepaskan pelukan kami.

" Aku pulang dulu ya! Istirahatlah" Ujarnya

" Arasseo, hati-hati Hyun Jong ah" Ujarku

Kemudian Hyun Jong pamitan kepada semua orang, dan meninggalkan rumahku. Lalu oppa menghampiriku dan menggandengku untuk masuk ke dalam.

" Kenapa dia masih bilang menyukaimu" Ujar oppa

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman kecil. Dia merasa kesal karena aku mengabaikannya. Tiba-tiba oppa menggendongku dan membawaku ke kamar, tentu aku terkejut tapi tidak ada yang bisa aku lakukan. Melihat tingkah kami berdua, orang tua kami hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Orang tua kami menuju ruang tamu dan berbincang-bincang. Sedangkan aku dan oppa berada di kamarku.

" Wae geure oppa?" Ujarku

" Jelaskan padaku semuanya, jangan ada yang terlewat!" Ujarnya penuh penekanan

" Apa yang harus aku jelaskan oppa?" Ujarku

Dia mengacak rambutnya, aku rasa oppa kesal padaku.

" Apa semalaman kamu bersama Hyun Jong?" Ujarnya

" Annyeo, semalaman aku mencari oppa tapi ponselku hilang. Dan baru tadi pagi aku bertemu Hyun Jong di kafe lalu aku pingsan. Hanya itu oppa" Ujarku

" Sinca? Tidak ada hal lain lagi? Aku rasa kamu menyembunyikan sesuatu dariku" Ujarnya

Aku merasa gugup, bagaimana bisa aku menceritakan kejadian semalam. Aku takut oppa akan marah padaku, terlebih aku takut dia kecewa padaku. Aku sedih mengingat kejadian semalam, itu sangat melukaiku. Tanpa sadar mataku berkaca-kaca dan membuat pandanganku kabur. Haruskah aku menceritakannya pada oppa. Oppa tampak bingung melihatku menahan tangis.

" Ada apa sayang, kenapa kamu menangis. Apa aku membuatmu menangis? Maafkan aku, aku tidak bermaksud menuduhmu merahasiakan sesuatu. Aku hanya bertanya, maafkan aku." Ujarnya lembut

Akhirnya air mata yang beberapa saat lalu aku tahan kini telah meluncur deras membasahi pipiku. Oppa kemudian memelukku dan mengusap suraiku. Dia tidak bertanya lagi padaku dan mencoba menenangkanku. Aku berusaha mengendalikan perasaanku dan mulai bicara padanya dalam posisi masih saling berpelukan.

" Oppa, apa oppa akan menikahiku?" Ujarku ragu

" Nde? Tentu saja aku akan menikahimu" Ujarnya

" Jeongmallyo? Apa oppa yakin bisa menerima segala kekuranganku?" Ujarku lagi

" Wae? Kenapa kamu bertanya seperti itu, apa kamu meragukan cintaku padamu sayang?" Ujarnya

" Jawab saja oppa" Ujarku

" Aku bersungguh-sungguh akan menikahimu sayang, kamu tahu aku sangat mencintaimu." Ujarnya

" Gomawo oppa" Ujarku

Sudah Terbit My Teacher is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang