04. Tak Tersentuh

1.8K 255 17
                                    

Dan kau hadir, mampu membuat duniaku lebih berwarna.

***

"Mark Lee!"

Tentu saja membuat atensi Mark langsung teralihkan. Suara yang selalu membuatnya gerak cepat, siapa lagi kalau bukan Karina Jung. Mark pun menoleh sambil tersenyum.

Kelas Bisnis terlihat kosong, tersisa Mark yang sedang merapikan kertas-kertas di meja dosen. Ia baru saja selesai diskusi dengan Pak Sehun. Beruntung Karina datang diwaktu yang tepat. Bagaimana kalau tadi masih ada Pak Sehun dan Karina berteriak-teriak, berbanding terbalik dengan image yang selama ini ia tunjukkan pada warga Kampus? Mungkin Pak Sehun akan terkejut.

"Ada apa? Hm?" sahut Mark sambil mengusap pucuk kepala Karina pelan ketika gadis itu sampai di hadapannya. Jangan lupa dengan senyuman khasnya yang bisa membuat siapa pun ingin ikut tersenyum.

Karina menepis tangan sahabatnya itu dan berkata, "ayo ke Kantin. Aku ingin makan sesuatu." Gadis itu tersenyum penuh makna dan membuat Mark langsung tahu bahwa ada yang diinginkan darinya.

Mark menaikan sebelah alis matanya. "Kau mau makan atau ingin membahas sesuatu denganku?" tebaknya sambil terkekeh.

Karina menjawabnya dengan cengiran. Ternyata ia tertangkap basah oleh Mark. "Kau tidak asik, Mark."

Lagi, tangan Mark mengacak pelan surai dark blue milik gadis di hadapannya dan berkata, "yang lain bagaimana?"

"Aku tidak tahu. Ayo kita makan Maaark." Akhirnya Karina merengek. Itu yang Mark tunggu sejak tadi.

Mark mengangguk dua kali. "Tunggu sebentar, aku merapikan ini dulu." Tak butuh waktu lama ia selesai.

Di sepanjang koridor mereka berdua berbincang-bincang, hingga Mark bertanya, "kau pasti meninggalkan mereka ya?"

"Chenle, Ningning dan Giselle?" tanya Karina balik.

Mark mengangguk.

"Iya, aku langsung berlari ke kelasmu," jawab Karina dengan tersenyum.

Mark melirik ke samping —Karina. "Kenapa harus berlari? Bagaimana kalau kau terjatuh?" ujarnya.

"Aku sudah terjatuh tadi," sahut Karina sambil mengerucutkan bibir, mengingat kejadian tadi.

Mark menghentikan langkahnya dan otomatis membuat gadis itu ikut berhenti juga. Lihat saja, Mark pasti heboh setelah mengetahuinya.

"Kau serius?! Kenapa kau sangat ceroboh Karina-ya, tapi kau tidak apa-apa 'kan? Tidak ada yang sakit 'kan? Bagaimana?" cicit Mark khawatir sambil memutar-mutar tubuh sahabatnya.

Benar kan?!

Karina berputar-putar dan berakhir dengan protes. Ia berkata, "aku tidak apa-apa Mark. Sudah cukup, aku pusing diputar-putar begini."

Mark malah tersenyum dan menjawab, "baiklah, ayo kita ke makan enak. Aku teraktir Ayam goreng pedas kesukaanmu."

Tersenyum lebar, Karina berbinar mendengar makanan favoritnya. Ia pun semakin bersemangat. Mungkin kalau orang lain yang melihat sisi Karina seperti itu, tidak akan percaya.

Seandainya, kau bisa seperti ini terus. Tertawa dan tersenyum seperti dulu. Batin Mark.

Tapi, sepertinya itu sulit. Di depan Ninging atau Giselle sekali pun, terkadang Karina masih bersikap biasa saja tidak terlalu terbuka tapi tidak terlalu jutek atau pun dingin. Bahkan dengan Chenle pun sama.

Tanpa mereka sadari, dari balik dinding ada yang memerhatikan Karina tanpa berkedip —seperti memastikan sesuatu.

***

Bautiful In White | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang