Seseorang tolong pegang aku,
Aku kehabisan tenaga di dunia ini
Sseseorang tolong hapus aku,
Karena aku basah kuyup dengan air mata
—Let Me Out by Jonghyun
***
Yerin sama sekali tidak mengerti perkataan Taehyung hingga akhirnya ayahnya mendobrak pintu kamarnya, memaksa masuk dengan napas yang tidak beraturan. Yerin ternganga, gadis itu terkejut saat ayahnya memberikan tatapan nyalang ke arahnya. Yerin mundur selangkah demi selangkah, beringsut ketakutan saat ayahnya merengsek maju. Tangan besar ayahnya mencengkram pergelangan tangannya, membuat Yerin meringis kesakitan. Yerin merasa kedua sudut matanya dipenuhi air, gadis itu melirik ke arah Taehyung yang mencebik di pinggir kasurnya.
Mulut Yerin bergerak, gadis itu meminta pertolongan tanpa bersuara kepada Taehyung yang hanya mengendikkan bahunya, tak menghiraukan gadis itu. Taehyung bersedekap, laki-laki itu tersenyum miring, maju mengiringi Yerin yang kini tengah diseret ayahnya.
"Kau mau meminta tolong padaku, Sayang?" Yerin menoleh dan menemukan Taehyung dengan santainya berjalan mengikutinya. Laki-laki itu tak melepaskan senyum kecil di bibirnya. Meski Yerin ingin sekali memaki Taehyung, Yerin hanya mengembuskan napasnya lalu mengangguk kecil.
Taehyung sekali mengendikkan bahunya, laki-laki itu berjalan lebih cepat, berusaha berjalan di samping Yerin. "Akan kupikirkan jika kau mau menyebut namaku, Yerin-ah," ujar Taehyung yang membuat Yerin mendecih. Gadis itu memutuskan untuk membungkam mulutnya ketimbang menyebut nama laki-laki itu.
"Terserah kalau begitu. Aku pergi dulu!"
Belum berkata apa-apa, Yerin sudah kehilangan Taehyung. Sosok laki-laki itu tiba-tiba lenyap begitu saja membuat Yerin segera menolehkan kepalanya ke segala sisi dan benar dia kehilangan Taehyung. Masa bodoh dengan Taehyung, Yerin kini hanya fokus dengan punggung ayahnya yang terus bergerak. Yerin bahkan harus bergerak sedikit lebih cepat karena ayahnya begitu terburu membawanya.
Yerin tersentak saat melihat di mana dia sekarang. Ayahnya membawanya ke tempat asing yang penuh dengan hidup kegelapan. Di sudut sana, Yerin dapat melihat beberapa figur tengah tertawa ketika melihat seorang gadis meliukkan tubuhnya di depan mereka. Aroma minuman keras yang pekat memasuki indra penciuman Yerin, membuat gadis itu terbatuk.
Yerin mengernyit saat dilihatnya beberapa laki-laki bertubuh kekar bangkit, melemparkan sebotol –entahlah, Yerin tidak begitu tahu, yang pasti itu terbuat dari kaca karena hal itu menimbulkan suara pecahan yang memekakkan. Yerin terhenyak. Kehidupan di sini sangat berantakan.
Ayah Yerin berhenti membuat Yerin menabrakkan tubuhnya pada punggung laki-laki tersebut. Yerin memang tengah melamun, gadis itu terlalu ngeri saat tatapan orang-orang di sana seakan siap melahapnya. Membuatnya terpojokkan dan merasa kecil. Mereka terlalu kuat mengintimidasi Yerin hingga Yerin merasakan getaran kecil di seluruh tubuhnya.
"Ini! Kuberikan dia padamu!" rasanya belum selesai bagi Yerin untuk merasakan ketakutan, ayahnya kemudian justru menghempaskan tubuhnya pada orang-orang berjas rapi. Yerin ditangkap oleh seorang laki-laki tua yang kini tertawa kencang di dekat telinganya, membuat Yerin merinding. Yerin berusaha melarikan dirinya dari jeratan laki-laki tua tersebut, tapi tangan laki-laki tersebut melingkar kuat di pinggangnya.
Yerin ingin sekali menangis saat mendengar suara laki-laki tua tersebut menggema, memerintah orang-orang di sisinya, "Berikan uangnya pada Tuan Jung!" salah seorang dari mereka maju, membuka koper dan memperlihatkannya pada ayah Yerin membuat Yerin yang melihat itu meringis sedih. Jadi..., dia dijual?
Ayahnya mengangguk lalu menerima sekotak koper itu. Yerin merasa pilu ketika ayahnya berbalik, memunggunginya. Tangan Yerin terangkat, berusaha meraih ayahnya. "Ayah..., jangan pergi," lirih Yerin dengan suara yang parau. Gadis itu teringat ketika usianya delapan tahun, dia selalu merengek pada ayahnya karena ayahnya terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan Yerin tidak membiarkan ayahnya pergi barang sedetik pun. Saat ini, Yerin merasakan hal yang sama. Dia tidak ingin ayahnya pergi meninggalkan dia di sini, kesepian, menunggu ajal menjemputnya.
Ayah Yerin menoleh, menghunus Yerin dengan tatapan dinginnya. Yerin tidak menutupi kesedihannya saat ayahnya berujar padanya, "Membusuklah di sana. Alasan aku tetap mempertahankanmu sampai saat ini adalah karena ibumu terus memintaku dengan tatapan sedihnya." Yerin menunduk sedih saat ayahnya menghilang di balik kegelapan malam.
"Mari kita lihat seberapa lihainya dirimu," ujar laki-laki tua tersebut sambil membawa masuk Yerin ke dalam. Yerin memberontak, tapi laki-laki tersebut justru menampar Yerin dan membuat lukanya semakin perih. Yerin menangis, dia tidak tahu lagi mesti mengadu pada siapa. Bibinya? Tentu Yerin tidak ingin merepotkannya. Eunwoo? Dapatkah Eunwoo membantunya? Jeongha? Apa gadis itu mau masuk ke daerah ini?
Yerin terbanting saat laki-laki tersebut mendorongnya ke dalam kamar. Yerin berusaha bangkit ketika dilihat laki-laki yang telah membelinya berbicara pada orang-orang suruhannya. Yerin hanya berharap dia dapat lari dengan selamat dari ruangan ini. Akan tetapi, nasib naas menimpanya. Laki-laki tua tersebut sudah terlebih dulu melihat pergerakannya.
Dengan langkah terburu-buru, laki-laki tua tersebut menghampiri Yerin. Tangannya menjambak rambut panjang Yerin, membuat Yerin terpaksa mendongak. Yerin sudah tidak memedulikan keadaannya yang menyedihkan sekarang. Air mata yang sudah menganak sungai dan hidung berair. Dia hanya ingin pergi. Hanya itu saja.
"Kau berani kabur dariku? Jalang sialan!"
Merasa tidak terima direndahkan, Yerin melemparkan ludahnya ke muka laki-laki tua yang telah membelinya membuat gurat emosi tidak dapat terelakkan di wajah yang perlahan mulai keriput laki-laki tersebut. Tangan laki-laki tua tersebut yang bebas mengusap wajahnya sambil menggeram kesal.
"Ck, sialan!" laki-laki tua tersebut membuat wajah Yerin berantuk dengan kaki ranjang. Yerin menjerit kesakitan. Sontak, gadis itu menyembunyikan wajahnya di karpet merah ruangan tersebut. Yerin dapat merasakan darah mengalir dari atas kepalanya.
Sedang, laki-laki tersebut puas melihat keadaan Yerin. "Jalang sepertimu memang harus diberikan pelajaran." Tak puas dengan hal tersebut, laki-laki tua itu menendang Yerin membuat tubuh ringkih Yerin terlempar. Yerin mengaduh kesakitan, gadis itu sudah memohon beberapa kali, tapi laki-laki itu seolah menulikan telinganya. Membuat Yerin kembali merasakan lukanya. Yerin tidak sanggup lagi diperlakukan seperti ini. Hewan bahkan diperlakukan baik, kenapa manusia sepertinya tidak mendapatkan hal yang semestinya?
Pikirannya kini hanya satu. Dia harus terbebas, terlepas dengan cara seperti apa, dia sama sekali tidak peduli. Dia sudah lelah menderita.
Yerin menggenggam karpet ruangan, menyembunyikan wajahnya. Bibirnya yang bergetar mengeluarkan suara, "T-Taehyung..., tolong aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 DEVIL'S TEMPTATION [TAEHYUNG-YERIN] ✔
Fanfiction"Panggil namaku, Jung Yerin," Yerin terdiam, memerhatikan Taehyung yang sedang merendahkan tubuhnya, wajah laki-laki itu kini sejajar dengan miliknya. Yerin dapat melihat senyum Taehyung yang sangat ia benci itu dari dekat, "..dan buatlah perjanjian...