Aku tidak bisa terlepas dari kebohongan ini,
Tolong kembalikan senyumanku..
Lie by Jimin*** ***
"Jung Yerin, mati saja kau."
Yerin mengangkat kepalanya, gadis itu mendongak. Pandangannya memburam, air memenuhi matanya. Yerin yakin jika dia mengedipkan matanya sekali saja, air akan merembes keluar dari sana. Yerin merasa sakit, tentu saja. Siapa yang tidak sakit hati mendengar sahabatnya sendiri menyerapahi dirinya di depan mukanya secara langsung?
"Bodoh! Kenapa kau menangis di depanku? Kau pikir aku akan peduli?"
Jung Yerin menyentuh dada kirinya, merasakan sesuatu yang berada di dalam sana sedang meronta kesakitan. Kepalanya tertunduk, pandangannya jatuh pada sepatu hitam yang dikenakannya. Yerin merasa terlalu sakit hanya sekadar untuk menatap balik sahabat baiknya itu, Lee Jeongha.
Yerin tidak pernah menyangka jika kejadian seperti ini akan datang dalam kehidupannya, di mana dia akan jatuh sejatuh-jatuhnya, semua yang dia miliki menghilang, lenyap dimakan masa, bahkan sahabatnya pun juga ikut raib.
Jeongha, gadis itu selalu menemani Yerin kapan pun. Jeongha selalu tahu bagaimana caranya membuat Yerin tertawa dan sekarang gadis itu memutuskan untuk pergi, sejujurnya Yerin tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya tanpa gadis itu di sampingnya. Kini dia bertanya, apakah dia sanggup bertahan tanpa sahabatnya itu?
"Inilah alasan mengapa aku tidak menyukaimu dari dulu, Yerin-ah. Kau bodoh dan lemah. Kau terlalu naif untuk membedakan mana yang baik dan buruk untukmu."
Yerin menggelengkan kepalanya perlahan, berusaha menyangkal apa yang dikatakan sahabatnya itu, meski dia tidak menyalahkan kebenarannya.
Jeongha mengangkat dagu Yerin, membuat wajah manis Yerin terangkat dan iris mata gadis itu langsung beradu dengan miliknya. Jeongha menatap mantan sahabatnya itu dengan pandangan meremehkan, sejujurnya dia muak dengan air mata gadis itu. "Hapus air matamu, Jung Yerin. Jangan buang tenagamu untuk mengemis simpati setiap orang, itu memuakkan."
"J-Jeongha-ya.."
Jeongha mengempaskan wajah Yerin, berdecih kemudian membalikkan badannya, memunggungi Yerin yang saat ini tengah terisak, menangisi nasibnya. Jeongha menolehkan kepalanya, menatap Yerin muak. "Jangan pernah memanggil namaku lagi, sialan."
Yerin terjatuh, gadis itu berjongkok, menyembunyikan wajahnya di antara kedua pahanya dan menangis sepuasnya di sana. Jeongha sudah pergi meninggalkannya, dia sendiri sekarang.
*** ***
Yerin menundukkan kepalanya, jari-jari tangannya bergetar hebat saat dilihatnya kakak tingkatnya berdiri marah di depannya. Yerin mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha menghalau rasa takut yang merayapinya. Dia harus kuat, dia tidak boleh menangis lagi. Yerin yakin semuanya akan berlalu, Tuhan masih bersama dengannya.
"Yak, Jung Yerin! Aku sedang berbicara denganmu, kau dengar tidak?!" Yerin tersentak, bentakan kakak tingkatnya tadi berhasil membuat tubuhnya sedikit melompat. Tentunya, dia terkejut. Dia belum pernah menemukan sosok kakak tingkatnya semarah ini, ini pertama kali baginya.
Yerin mengangguk samar, "I-iya, aku mendengarnya, Chanyeol Sunbae."
Gadis itu berusaha menjawab pertanyaan Chanyeol semampunya, meski dia harus memaksa suaranya yang gemetar keluar. Dia hanya tidak ingin membuat seorang Park Chanyeol –ketua klub musik universitasnya— kembali marah kepadanya karena tidak menjawab pertanyaan laki-laki itu, tapi pikiran Yerin salah. Laki-laki tingkat tiga itu menggeram kesal, dia paling benci mendengar anggotanya tidak menjawab pertanyaannya dengan lantang. Itu sama saja meremehkan klub ini. Menurutnya, seseorang setidaknya harus membuktikan kemauan yang tinggi pada sebuah organisasi dengan jawaban yang penuh percaya diri.
"Jung Yerin!"
"Chanyeol Hyung!"
Yerin mengangkat kepalanya, gadis itu bersyukur dalam hatinya saat mendengar seseorang datang mendekati mereka berdua, tapi perasaan itu tak berlangsung lama tatkala pandangannya menangkap presensi seseorang yang sudah tidak asing lagi baginya. Itu Cha Eunwoo, adik tingkatnya. Mereka memang berada dalam satu organisasi.
Adik tingkatnya itu menghampiri Chanyeol dan meninju perut laki-laki itu pelan dengan senyum manisnya dia berkata, "Sudahlah, Hyung, kau tidak perlu sekeras itu. Lagipula—"
Bugh!
Satu pukulan Eunwoo terima di wajahnya, Yerin berjengit kaget, gadis itu menutup mulutnya, berusaha menahan jerit keterkejutannya. Yerin mengalihkan pandangannya dari Eunwoo, gadis itu menatap Chanyeol tak percaya, pasalnya ini bukan sama sekali sifat Chanyeol yang dia kenal. Biasanya laki-laki itu selalu tersenyum lebar dan menyapa adik tingkatnya ramah, terutama Eunwoo, mereka begitu dekat. Tapi kali ini, Yerin harus melihat sisi lain Park Chanyeol, laki-laki itu tampak begitu marah, wajahnya hampir sepenuhnya memerah, matanya melotot, menatap tajam Eunwoo dan suara napasnya terdengar tidak teratur.
"Jangan pernah mengajariku bagaimana seharusnya bersikap, Cha Eunwoo! Apa karena aku menganggapmu sebagai adikku, kau mulai merasa berkuasa? Kau ingin menantangku?!"
Eunwoo menegakkan tubuhnya, laki-laki itu membungkukkan tubuhnya dalam ke arah Chanyeol, sebagai tanda permintaan maaf dan penghormatan dirinya pada laki-laki yang lebih tua darinya itu.
"Maafkan aku, Hyung, aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi!"
Chanyeol menghela napasnya berat, laki-laki itu masih merasa kesal pada Eunwoo, tapi dia tidak dapat berbuat banyak dengan hal itu.
"Tegakkan tubuhmu."
Eunwoo mengikuti perintah Chanyeol, Chanyeol memerhatikannya sambil memijat pelipisnya, laki-laki itu menatap Yerin dan Eunwoo bergantian dengan tatapan kesal.
"Kali ini kalian kumaafkan, tapi jika kalian mengulanginya lagi, aku tidak akan segan-segan membuat kalian menyesal, terutama kau Cha Eunwoo. Tidak peduli apa hubungan kita, tapi sekali lagi aku melihat kau begitu, aku akan membuatmu babak belur," ancam laki-laki itu kemudian pergi, meninggalkan Yerin dan Eunwoo berdua.
Yerin memberanikan dirinya untuk menatap Eunwoo dan dia mendapati laki-laki itu tengah mengusap wajah bagian kanannya dengan senyum di bibirnya, meski terkadang dia meringis sakit. "Pukulan Chanyeol Hyung memang tidak main-main, sebaiknya aku tidak mencari masalah lagi dengannya," ujar Eunwoo dengan nada gurauan yang terdengar begitu menyebalkan di telinga Yerin. Yerin merasa kesal, adik tingkatnya itu bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
"Maka dari itu, jangan pernah datang lagi untuk membelaku, Cha Eunwoo!"
Eunwoo menyingkirkan tangan di wajahnya, laki-laki ini kini menaruh kedua tangannya di atas pundak Yerin, memaksa gadis itu memfokuskan pandangannya pada dirinya. Pandangan Eunwoo sempat bergerak liar sebelum akhirnya laki-laki itu fokus pada Yerin. "Apa aku salah, Sunbae?"
"Iya, kau tah—"
"Apa aku masih salah jika membela gadis yang kusuka, Yerin Sunbae?" Yerin memandang Eunwoo dengan tatapan nanarnya, sedangkan Eunwoo, laki-laki itu menatapnya dengan tatapan tulus yang membuat Yerin mau-tidak mau harus merasakan perasaan laki-laki itu dari tatapannya, dan Yerin tidak suka dengan hal itu.
Yerin menyingkirkan kedua tangan Eunwoo di atas pundaknya, gadis itu kini menatap Eunwoo dengan tatapan nyalang miliknya. "Hentikan sikapmu ini, Cha Eunwoo! Kau tahu aku tidak pernah menyukaimu, jadi berhenti mengejarku!"
Yerin berbalik, gadis itu memutuskan untuk meninggalkan Eunwoo. Dia mengambil langkah cepat, ingin segera pergi dari tempat itu, dia tidak ingin perasaannya tersakiti lebih jauh lagi. Eunwoo menyukainya, perasaannya terbalaskan. Seharusnya dia senang bukan? Tapi, kenapa dia justru menangis?
Yerin berhenti, mengusap kasar air matanya, tapi itu sama sekali tidak ingin berhenti. Gadis itu menjerit frustrasi. Dia tidak bisa memenuhi janji pada dirinya sendiri, dia tidak sanggup menjadi pribadi yang kuat. Dia terlalu lemah.
Mungkin jika keadaannya tidak seperti ini, semuanya akan terasa tetap menyenangkan. Apakah kehidupan berpihak padanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
#2 DEVIL'S TEMPTATION [TAEHYUNG-YERIN] ✔
Fiksi Penggemar"Panggil namaku, Jung Yerin," Yerin terdiam, memerhatikan Taehyung yang sedang merendahkan tubuhnya, wajah laki-laki itu kini sejajar dengan miliknya. Yerin dapat melihat senyum Taehyung yang sangat ia benci itu dari dekat, "..dan buatlah perjanjian...