"Lo nggak bawa jaket rebel hari ini,Key?" Tanya Nancy ke gue.
Ah iya,gue lupa. Kemarin kan ketinggalan di rumah Felix. Felix mana mau nganterin lagi ke rumah gue. Kayak nggak tau aja.
"Iya lupa,ketinggalan." jawab gue.
Nancy mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Eh,sini lo."
Gue yang baru mau tidurin kepala di meja kaget waktu Felix ke kelas gue.
"Gue?" Gue nenunjuk diri gue sendiri.
"Nggak,Nancy." Kata Felix.
Nancy yang merasa di sebut mengernyitkan dahinya.
"Ya elo lah,bego." Kata Felix lagi.
"Terimakasih ya Tuhaan akhirnya Felix nyariin Key." Kata gue sambil menengadahkan tangan gue.
"Sini buruan."
Gue buru-buru bangun nyamperin Felix.
"Nih jaket lo." Felix melempar jaket rebel gue ke arah gue.
"Terus sekarang ikut gue." Felix menarik tangan gue mengikutinya.
"Iya lix aku mah ikut aja kemanapun kamu pergi." balas gue.
"Najis." Kata Felix.
Felix berhenti di depan toilet cowok.
"Bersihin toilet gantiin gua." katanya lalu melepas tangan gue.
"Hah?" Gue bingung.
"Lo sengaja kan nulis I LOVE YOU FELIX di buku matematika gua biar gua dihukum?" Katanya. Gue nyengir.
"Hehe maap lix,lagian gue tuh emang bobrok kalo mtk,coba lo suruh gue kimia kalo engga biologi deh,100 soal juga gue kerjain." Balas gue.
"Bodoamat. Sana bersihin toiletnya." Felix mendorong gue ke dalam toilet cowok.
"Hah yang bener lix? Masa toilet cowok?" Kata gue.
"Ya orang di suruhnya toilet cowok." Balas Felix.
"Yaudah iya deh iya." Gue mulai mengambil pel dan ember.
"Key?" Gue kaget pas Jeno ada di belakang gue.
"Hah iya."
"Lo ngapain di toilet cowok?" Tanya Jeno.
"Nih bersihin toilet." Kata gue sambil nunjukin pel dan ember.
"Lo dihukum?" Tanyanya lagi.
"Bukan,Felix yang dihukum." Jawab gue.
"Ck,lo kok mau aja sih? Udah tinggalin,sini ikut gue." Jeno menarik tangan gue mencari Felix. Felix ternyata nggak jauh dari toilet.
"Maksud lo apa sih cari masalah mulu kayaknya." Kata Jeno ke Felix.
"Siapa yang cari masalah? Temen lo tuh." Felix menunjuk gue.
"Lo sadar nggak sih dia tuh cewek! Lo hargain dikit bisa nggak sih?" Kata Jeno.
"Lah emangnya gua pernah nyuruh dia ngintilin gua mulu? Kan enggak. Dia sendiri yang mau." Balas Felix.
Jeno kayaknya udah kesel,tangannya udah mengepal mau nonjok Felix.
"Eitts santai-santai." Tiba-tiba Hyunjin dateng.
"Udah nggak usah ribut lagi. Mending gua aja yang gantiin Felix bersihin toilet. Udah kelar masalah." Lanjut Hyunjin.
Hyunjin itu emang yang paling akur sama anak-anak Rebel. Dia nggak pernah cari masalah juga.
"Eh,nggak usah Jin gapapa,gue juga salah kok udah ngisengin Felix." Kata gue.
"Yaudah kalo gitu lo bantuin gue,yuk." Hyunjin menarik tangan gue balik lagi ke toilet cowok.
"Jin gapapa sumpah gue aja." Kata gue ke Hyunjin.
"Udah,lagian Felix juga sih semena-mena terus sama lo." Kata Hyunjin.
"Gapapa kali. Udah biasa gue mah." Balas gue.
"Key,Key lo deket sama banyak cowok,tapi Felix aja yang lo liat." Hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ye banyak gitu kan temen gue semua. Ya kali gue sikat." Balas gue.
"Yaudah yaudah mending wastafel nih lo sikat." Hyunjin memberikan sikat ke gue.
Gue nyikat wastafel,Hyunjin ngepel lantainya. Tapi namanya cowok disuruh ngepel apalagi modelan Hyunjin yang di rumahnya pasti jadi tuan muda.
Jadilah lantai becek semua kayak abis kebanjiran.
Lantai kebanjiran featuring Key yang pecicilan.
Brukk
"AAHH!"
Hidup gue emang nggak jauh-jauh dari jatoh. Kalo di sinetron mah enak ada yang nangkep gitu cogan terus tatap-tatapan lalu jatuh cinta.
Lah gue? Jatoh aja gitu pasrahin.
"Key! Aduh maaf basah banget ya?" Hyunjin bantuin gue bangun.
"Suara apa ini ah ah gitu?"
"Ya ampun Kak Key sekarang bikin dedeknya sama Kak Hyunjin? Nanti Jeongin punya dedek banyak dong. Asik gapapa lanjutkan."
Kenapa Jeongin selalu ada di saat yang tidak tepat.
"Bukan Jeongin ih. Ini tuh jatoh tau." Balas gue.
"Iya deh terserah aja,misi Jeongin kebelet pipis." Kata Jeongin lalu melewati gue dan Hyunjin.
"Jin,kayaknya kaki gue keseleo deh." Kata gue yang sekarang cuma bisa berdiri nggak bisa jalan.
"Duh maaf ya,kan gue bilang tadi gue sendiri aja gapapa,Key." Kata Hyunjin.
"Gapapa elah santai inimah disentil dikit juga sembuh." kata gue.
Padahal dalam hati gue lagi mikir gimana caranya gue jalan.
"Yaudah gue ke kelas dulu deh nyari Nancy." kata gue. Gue mencoba berjalan senormal mungkin. Nggak enak gue ngerepotin Hyunjin lagi. Udah baik dia mau bantuin gue daritadi.
Sampe di agak jauh dari toilet gue mengaduh. Sumpah sakit banget syit.
"Aaah sakiit." Gue bersandar di tembok lalu memijit pelan kaki gue yang keseleo. Belom juga sembuh memar gue yang kemaren,nambah lagi ini.
"Kenapa lo?"
Ya Tuhan,suara berat dan dalam ini...
"Felix!!" Gue senyum lebar liat Felix.
"Nggak usah cengar-cengir,jelek." Kata Felix.
"Hehe gapapa kok,lix. Cuma jatoh doang." Jawab gue.
Sakit banget kamfret udah nggak kuat jalan ini gue. Tapi jelek banget kalo gue aduh aduh di depan Felix. Ntar dia tambah ilfeel sama gue.
"Udah sana lix dicariin Kak Changbin noh disono noh." Gue menunjuk sembarang arah.
Felix cuma mengernyitkan dahinya.
"Ah itu kalo enggak cebokin Jeongin tuh lagi pipis hehe."
Ayo lix cepetan pergi gue udah keringet dingin ini nahan sakit.
"Aduh udah gakuat. Kamera mana kamera." Akhirnya gue mendudukan diri sambil bersender ke tembok. Udah nggak kuat berdiri anjay. Semoga Felix nggak ilfeel.
"Ck,Sini cepet naik." Felix berjongkok di depan gue.
WOY INI FELIX MAU GENDONG GUE??? AH TAU GITU DARI TADI AJA!!!
"I-ini beneran,lix?" Gue memastikan.
"Cepet sebelum gua berubah pikiran." Kata Felix.
"E-eh iya-iya jangan." Gue langsung naik ke punggung Felix.
Hm ena. Kapan lagi meluk-meluk Felix.
(͡° ͜ʖ ͡°)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unreachable • Felix Lee
Fiksi PenggemarKetika orang yang lo suka udah sedeket nadi, tapi tetep aja nggak bisa lo gapai, apa yang bakal lo lakuin? a. Pasrah aja b. Usaha lah c. Berdoa d. Sesungguhnya usaha yang diiringi doa akan mendapatkan hasil yang maksimal Started : Feb'18 ⚠tidak baku...