Chapter 5

1.5K 146 4
                                    

Sesuai dengan perkataan Sowon kemarin. Ada yang berbeda dengan kondisi anak-anak di sekolah keesokan harinya. Tatapan mereka terhadap Eunha sangat berbeda. Tajam dan dingin menusuk hati.

“E.. Selamat pagi..” Eunha mencoba mencairkan suasana. Namun upayanya sia-sia. Ekspresi mereka tidak berubah. Eunha berjalan cepat melintasi koridor menuju kelasnya. Ia ingin menghindari orang-orang itu namun langkahnya terhenti karena jalannya kini di hadang oleh seorang gadis.

“Ya, kau masih berani menunjukkan hidungmu di sekolah ini!” gadis itu berkata dengan nada kasar lalu mendorong Eunha hingga dia terjatuh.

Eunha terlempar jatuh tanpa sempat membalas apapun. Pantatnya terasa sakit dan berdenyut. Ia membisu, semua ini pasti karena insiden kemarin. Kata-kata Sowon yang telah memicu situasi ini. Eunha kira orang-orang hanya bercanda ketika mengatakan bahwa ancaman Sowon selalu dianggap serius oleh seluruh murid Royal President High School.

“Jika aku menjadi dirimu, aku tidak akan memiliki nyali datang ke sekolah.” sahut Nayeon, si Lady of Platinum Class itu ikut berbicara. Ia memberi sejumlah uang pada gadis yang mendorong Eunha tadi lalu menatap gadis yang terduduk di lantai dengan pandangan meremehkan.

“Apa salahnya datang ke sekolah lagipula di sini aku..” Eunha tidak melanjutkan kata-katanya sebab mata orang-orang itu mulai mengerikan. Ia lekas bangkit lalu melarikan diri sebelum ada yang melakukan sesuatu padanya.

“Beraninya dia lari!” desis Nayeon jengkel. Ia melirik ke arah orang-orang di belakangnya, memberi mereka tatapan tajam untuk mengejar Eunha.

Gadis itu berlari dalam kepanikan. Ia menoleh ke belakangnya, terkejut menyadari beberapa orang sedang mengejarnya. Ia tidak percaya, hari kesialan untuknya tiba juga. Ia menyesali dirinya yang ceroboh. Seharusnya ia tidak menumpahkan jus itu di baju Sowon. Ia berhenti sejenak karena paru-parunya mulai terasa seperti tertusuk-tusuk. Tetapi sepertinya itu kesalahan besar karena seseorang dengan sengaja menumpahkan soft drink hingga membuat bagian depan jasnya basah kuyup. Eunha memekik kaget.

“Mianhae, aku tidak sengaja!” ungkap seorang gadis yang menumpahkan soda itu dihiasi oleh tawa mengejek.

Eunha menahan amarahnya, ia ingin berteriak memaki tetapi tidak sanggup melakukannya. Akhirnya ia memaksakan diri tersenyum. Matanya berkaca-kaca.

“Tidak apa-apa.” ia merasa tenggorokannya tercekat. Menyesali apa yang tak bisa diperbuatnya untuk memperbaiki situasi ini.

Tidak ada yang membantunya sama sekali karena semua orang di sekitarnya mulai membencinya karena Sowon membencinya. Eunha merasakan atmosfer itu kembali. Ia sadar orang-orang sedang memandangnya tajam.

“Si anak tidak tahu diri datang ke sekolah.”
Ia terperanjat karena orang-orang itu mendekatinya perlahan.

“Ka..kalian mau apa?” Eunha panik. Ia merasa mereka ingin menjahilinya ramai-ramai.

“Apa yang harus kami lakukan padamu?”

Eunha mundur beberapa langkah. Ia seperti tikus yang sudah terjebak dalam kerumunan kucing lapar.

Cakar mereka siap melukainya kapan saja. Ia terlalu terpaku pada apa yang ada di depannya sehingga tidak sadar ada seseorang yang dengan sengaja menyiram dirinya dengan air dari belakang.

Byuuurr.

Seluruh badan Eunha basah seketika. Gadis itu terkejut dengan mulut menganga. Semua ini keterlaluan. Yang benar saja! Bagaimana bisa ia melawan, yang dihadapinya bukan satu atau dua orang, tetapi sekitar dua puluh orang. Membalas mereka sama dengan bunuh diri.

Yuju baru tiba di sekolah, ia terkejut bukan main melihat Eunha dibuli ramai-ramai seperti itu. Tensi darahnya naik melihat sahabatnya diperlakukan dengan tidak adil seperti itu.

School Love (Gfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang