Chapter 22

1K 117 16
                                    

"Apa ada yang salah, Umji?" Eunha bertanya penuh rasa penasaran saat menyadari sikap murung Umji. Gadis cantik itu mengeleng seolah-olah memang tidak ada satu masalah pun yang mengganggu pikirannya.

Setiap kali teringat pada perjodohan yang diatur keluarganya, Umji tidak sanggup menunjukkan wajahnya pada Eunha. Hatinya dipenuhi dengan kecemasan dan ketakutan. Apa yang akan terjadi jika Eunha tahu tentang perjodohannya dengan Sowon?

Astaga, ia tidak pernah menyiapkan diri untuk menghadapi situasi itu.

Eunha sungguh khawatir. Ia tidak bisa tersenyum lepas lagi meskipun kini ia membawa kantong belanja berisi gaun yang akan ia gunakan untuk pesta nanti.

"Aku baik-baik saja." Umji tersenyum. Senyum yang terbit di wajah Eunha detik berikutnya seperti silet yang menyayat hati.

Aku akan menjadi orang brengsek jika membuat Eunha menangis saat mengetahui perjodohan itu kelak. Semoga Tuhan memberinya jalan untuk keluar dari dilema itu.

"Kim Umji." seseorang mengejutkan Umji sembari menepuk pundaknya. Kedua gadis itu menoleh bersamaan.

"Benar, kau Umji!" si penepuk itu berseru gembira. Umji yang canggung saat mengenali orang-orang di depannya tersenyum kikuk.

Eunha takjub, ada lima anak lelaki berseragam SMA di hadapan mereka saat ini. Terlihat jelas mereka sangat mengenal Umji. Ia tidak tahu Umji bisa akrab dengan anak lelaki juga. Atau mungkin mereka hanya sedikit dari segerombol pria yang menjadi pengagum Umji saja? Entahlah. Pria mana yang tidak terpesona pada kecantikan dan keanggunan seorang Kim Umji?

"Senang bertemu kalian lagi." cara Umji berkata dengan sopan dan anggun mengejutkan para lelaki itu. Mereka saling pandang untuk beberapa saat, lalu kembali tersenyum seperti telah memutuskan sesuatu.

"Kapan kau akan berkumpul dengan kami lagi?"

"Aku tidak bisa memutuskan kapan." Umji gugup, menoleh pada Eunha yang mengamatinya dengan penuh minat.

Pria-pria itu tampak kecewa. Mereka berbasa-basi sebentar dengan Umji lalu pergi. Umji terlihat lega setelah tidak menghadapi para pria itu lagi. Eunha terlihat penasaran, seperti ingin menanyakan sesuatu padanya. Tetapi kekhawatirannya itu lenyap ketika akhirnya Eunha memutuskan untuk tidak bertanya tentang mereka.

Eunwoo melihat kejadian itu dari balik jendela mobil yang terparkir di seberang jalan. Matanya menyipit oleh dendam. Kejadian di kafetaria itu tidak pernah ia lupakan. Ia membenci Umji setengah mati setelah gadis itu mempermalukannya dan membuat hubungannya dengan SinB resmi berakhir selamanya.

Sudut bibirnya tertarik membentuk seringaian licik saat ia telah menemukan cara untuk membalas perbuatan Umji padanya. Ia turun dari mobil untuk menghampiri para pria yang mengenal Umji tadi. Ia akan menggali sesuatu tentang Umji dari mereka.

===

Langkah Eunha terhenti ketika mereka menyusuri trotoar dengan toko-toko disepanjang sisinya. Umji langsung tahu apa yang membuat Eunha terhenti ketika ia mengalihkan pandangannya ke depan.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri Kim Sowon. Pria itu diam di depan etalase sebuah toko. Matanya menatap lurus apapun yang dipajang di etalase itu. Raut wajahnya terlihat sendu.

Umji menegang. Oh, ini buruk. Mengapa mereka harus bertemu di saat ia tidak ingin bertemu?

"Sowon." Eunha dengan rasa penasaran memanggil pria itu seraya mendekatinya. Sowon menoleh, dia tampak terkesiap melihat kehadirannya terlebih ketika pandangannya menangkap sosok Umji bersama gadis itu.

Ketika Eunha telah berdiri di sampingnya, ia tahu apa yang diperhatikan Sowon.

"Boneka beruang? Kau ingin membeli boneka beruang?" Eunha heran.

School Love (Gfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang