Chapter 23

1K 110 12
                                    

SinB tidak mengajak Yuju ke tempat yang menakjubkan seperti sebelumnya. Pria itu justru mengajaknya ke J-Jung Restaurant milik kakak laki-laki Eunha, Jung Jaehyun. Ia menatap SinB tak mengerti. Pria itu mengangkat bahu acuh tak acuh namun tetap dihiasi seringaian khasnya.

"Kau harus menggunakan kartu pemberian Eunha, bukan?"

Benar juga. Yuju mengangguk membetulkan. Ia menarik kartu yang diberikan Eunha dari dalam saku sweternya. Ia akan menggunakan hadiah ulangtahun Eunha untuk makan sepuasnya. Meskipun hingga saat ini ia masih tidak habis pikir bagaimana bisa berakhir bersama SinB si playboy stadium akhir, ia tetap mengikuti pria itu masuk ke dalam restoran. Sedikit kesal, karena ia membiarkan dirinya setuju pergi dengan Tuan-playboy-paling-jenius. Seharusnya ia menolak selagi ada kesempatan.

Restoran itu ramai di jam pulang kerja seperti ini. Yuju takjub dengan dekorasinya yang sama seperti desain rumah Eunha. Sangat tradisional dan nyaman.

Seorang pramusaji mengantar mereka ke meja kosong di dekat akuarium besar. Ia ingat ketika berkunjung ke rumah Eunha, ada beberapa kolam ikan di sana. Termasuk yang besar yang terletak di halaman samping rumah. Ah, ia lupa kakak Eunha adalah seorang hobiis ikan hias.

"Apa yang ingin kau pesan?" SinB bertanya, mengembalikan perhatian Yuju padanya. Melihat senyum pria itu ia kembali ingat terhadap sikap pemaksa pria ini. Ia tidak mau mematikan selera makannya sehingga lebih memilih mengabaikan SinB lalu menyebutkan beberapa pesanannya pada pelayan.

"Wow, kau benar-benar ingin makan sepuasnya?" SinB terkikik geli.

"Tentu saja. Aku harus memanfaatkan hadiah sebaik-baiknya."

Ketika pramusaji itu pergi, Yuju tertegun menatap SinB. Ia heran mengapa pria ini bisa memiliki pengaruh terhadap debaran jantung para gadis sehingga ibunya saja bisa luluh dengan mudah. Dan mengapa ia tidak bisa menolak keinginan pria ini dan meskipun ia kesal setengah mati, kenapa ia tidak bisa membencinya? Astaga, apa mungkin secara tidak sadar ia telah terjebak dalam perangkap yang dibuat SinB? Seluruh tubuhnya langsung menegang.

"Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiranmu, tetapi aku sangat senang bisa menghabiskan hari bahagiamu bersama-sama." Suara tulus SinB menembus telinganya. Ia menatap pria ini dengan bingung. Ia mencoba menemukan muslihat di mata pria itu tapi demi dewa Aphrodite, kedua iris mata SinB terlihat sangat tulus, polos, dan jujur.

"Benarkah?" Yuju tertegun. Ia tidak yakin dengan perasaannya saat ini.

"Ya. Selamat ulang tahun." ucapnya tulus. Pria itu mendadak bangkit, Yuju melihat SinB berjalan menuju counter yang memajang aneka kue di dekat kasir.

Pria itu terlihat berdiskusi dengan penjaga. Ia mengerjap ketika SinB kembali membawa cupcakes cokelat dengan satu lilin di atasnya. Ketika kembali duduk di depannya, pria itu meletakkan kue di tengah meja. Lalu menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuknya.

Ketulusan SinB membuatnya terharu kembali. Meksipun hanya kue sederhana, baginya tidak masalah. Karena apa yang dilakukan SinB sudah lebih dari cukup untuk menyentuh hatinya.

"Ayo make a wish." SinB berkata setelah nyanyiannya selesai. Yuju tercengang, ia teringat kembali pada momen ketika ia meniup lilin di ulang tahunnya yang ke sepuluh. Ia mengharapkan persahabatannya akan abadi namun yang terjadi adalah kebalikannya. Sejak saat itu ia tidak akan pernah make a wish lagi.

"Maaf, aku tidak bisa." Yuju menyesal. Ia menundukkan kepalanya. SinB kecewa, tetapi ia tidak memaksa Yuju melakukan hal yang tidak diinginkannya.

"Kalau begitu tiup lilin saja."

Tanpa ragu Yuju meniup lilin di atas cupcake itu. Ia tertawa sendiri ketika mencabut lilin kecil dari atas kue. Seumur hidup ini pertama kalinya ia meniup lilin di atas kue sekecil ini. Ia membelahnya menjadi dua dengan sumpit yang ada di atas meja lalu memberikan setengahnya untuk SinB.

School Love (Gfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang