Chapter 36

1.1K 128 7
                                    

“Sebenarnya kita akan ke mana?” Eunha penasaran sekali. Ia terkejut karena Yuju tiba-tiba meneleponnya pagi-pagi sekali dan memintanya bertemu di halte bus dekat sekolah.

“Kita akan ke rumah Eunseo.” Yuju menjawabnya dengan kedua mata berbinar.

“Oh, sahabatmu sejak kecil itu?”

“Ya. Aku mendapatkan alamatnya dari SinB.”

“Lalu kenapa kau tidak meminta dia menemanimu?” tanya Eunha polos. Mereka sekarang sedang berada di dalam bus menuju rumah Eunseo.

“Apa kau tidak mau menemaniku?” tanya Yuju dengan mata menyipit.

“Kau ada kencan hari ini dengan si raja sinis itu?” candanya.

Kedua pipi Eunha langsung merona.

“Tidak ada. Dia sibuk latihan di hari libur begini. Kau tahu bukan, sebagai pewaris perusahaan Ayahnya, Sowon harus mempelajari banyak hal. Sekarang mungkin dia sedang berada di Incheon untuk meninjau resort baru bersama Ayahnya.” jelasnya terbata.

Mendengar detail itu Yuju semakin curiga.

“Kau terdengar seperti calon istrinya saja, mengetahui jadwalnya sampai serinci itu.”

Eunha tertawa hambar. Tadinya ia ingin berterus terang tentang hubungannya dengan Sowon, tetapi melihat reaksi Yuju seperti ini ia takut Yuju akan menentangnya. Tetapi ia merasa jujur adalah pilihan terbaik.

“Haah—aku sungguh tidak mengerti mengapa kau bisa jatuh cinta pada pria sepertinya. Sungguh tidak masuk akal. Sowon adalah jenis pria yang paling tidak cocok dijadikan pacar ataupun suami.” Desah Yuju.

Eunha terpaksa menutup kembali mulutnya mendengar kata-kata itu. Ia tidak tahu Yuju akan berkata apa lagi jika ia memutuskan jujur.

Eunha memutuskan diam. Tak lama kemudian mereka turun. Eunha mengikuti Yuju. Sepertinya rumah Eunseo tidak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang berada. Eunha berharap semoga penyakit buta arah Yuju tidak kambuh.

Kawasan yang dilewati mereka cukup ramai karena dekat dengan pusat perbelanjaan. Eunha melirik ke salah satu toko untuk melihat apakah ada sesuatu yang bisa ia beli untuk Sowon. Tempo hari Sowon sudah memberinya kado berupa syal yang indah. Meskipun tidak bisa dibandingkan dengan benda yang dibeli di Milan itu, Eunha ingin sesuatu yang membuat Sowon selalu ingat padanya.

Perhatian Eunha terlalu fokus pada etalase toko sehingga ia tidak sengaja menabrak orang lain yang lewat. Eunha meminta maaf lalu buru-buru menyusul Yuju.

“Ya, gadis tengik. Berhenti!” teriak pria yang bersinggungan dengan Eunha tadi. Yuju dan Eunha berhenti lalu sama-sama menoleh.

“Siapa yang kau sebut gadis tengik?” teriak Yuju. Eunha terkesiap menyadari seseorang yang berteriak menyuruhnya berhenti adalah Jungyeon.

Jungyeon menyeringai ke arah mereka. Yuju bereaksi lebih dulu daripada Eunha.

“Kau mengajakku berkelahi?” ia tidak suka dengan cara Jungyeon tersenyum, terkesan meremehkannya.

“Lama tak berjumpa,” Jungyeon menyeringai sinis pada Eunha. Yuju mengangkat alisnya bingung lalu menoleh pada sahabatnya.

“Kau mengenal pria aneh itu?”

“Dia Jungyeon, teman lama Sowon.” dengan enggan Eunha menjawabnya. Ia juga selalu merasa tidak nyaman saat berada di tempat yang sama dengan Jungyeon.

“Kau tidak bersama dengan pacarmu, Sowon?” tanya Jungyeon.

“Apa?” Yuju berteriak histeris. “Sejak kapan kau berpacaran dengan Sowon?!!”

School Love (Gfriend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang