2. Misi Pertama (Ara)

43 5 0
                                    

Aku melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatianmu.
Namun, jika tuhan berkehendak lain. Aku bisa apa? Selain berharap tuhan akan membuka matamu agar melihat kearahku.

🍁🍁🍁🍁🍁

Dengan rambut berkuncir dua tanpa poni, Ara melangkahkan kakinya riang ke kelas yang sudah tidak sepi. Karena 50% murid perempuan di kelasnya sudah datang dan ada  satu atau dua murid laki-laki juga.

Ara duduk ditempatnya tanpa menghilangkan senyum lebarnya membuat Lindi -teman sebangku & se-geng- menatapnya heran.

"Kenapa Lo?? pagi-pagi senyum nggak jelas! Kaya bukan jomblo aja!" Sahut Lindi yang mendapat lirikan sinis dari Ara.

"Ngaca dong. Situ juga jomblo. Akut lagi, jomblo dari lahir." Jawab Ara ketus dan Lindi hanya menaikkan kedua bahunya tak peduli.

Saat guru masuk dan mulai menerangakan pelajaran Ara hanya melamun menopang dagunya dengan tangan.

Misi pertama. Harus like updatean Lava, Biar di konfirmasi.

Batin Ara mulai merencanakan misi pertama yang harus di lakukan. Sambil mengangguk-anggukkan kepala paham dengan misi yang harus berhasil.

"Heh! Ngelamunin apa lo? Kesurupan tau rasa. Tuh gurunya lagi nerangin. Perhatiin Ra, ntar tambah bego tuh otak Lo." Sahut Lindi dengan berbisik agar sang guru tak mendengarnya.

"Hm. Gue lagi mikirin misi pertama, gimana caranya biar facebook gue dikonfirmasi sama Lava," balas Ara santai.

"Halah, pikiran lo cuma cogan melulu. Cogan, cogan, cogan daaaan cogan," cerocos Lindi yang tak Ara gubris.

Setelah 4 jam berkutat dengan materi pelajaran yang membosankan akhirnya bel istirahat pun telah terdengar. Semua murid di kelas sudah keluar untuk memborong makanan. Lain dengan Ara, gadis itu malah asyik menjelajahi sosial media Facebook dengan tangan terfokus berselancar diatas ponsel. Begitu serius. Awalnya Mina dan Lindi mengajak Ara untuk keluar, tapi berhubung dia ingin menjalankan misi pertamanya, Ara menolak dan bilang 'gue titip siomay sama minum aja. Gue mager. Dan gue mau dikelas aja. Missi gue gak boleh gagal soalnya. Siapa tau nanti Lava langsung konfirm gue.' Begitulah ucapnya yang membuat Lindi dan Mina mengumpati teman teraneh satu ini.

Ara terus men-scroll status yang ada di facebook Lava. Dan misinya adalah menyukai status Lava yang di update sudah agak lama, dengan harapan Lava akan melihat namanya menyukai status Lava tapi malah status yang sudah lama. Dan Ara berpikir, pasti Lava akan penasaran kenapa Ara bisa menyukai statusnya yang sudah lama? Apa mungkin Ara stalker? dan setelah itu mungkin Lava akan mengkonfirmasi pertemanannya, kira-kira seperti itulah pemikiran Ara.

Setelah misinya sudah dilakukan, meskipun belum ada hasil, Ara akan tetap menunggu, biar nanti saat dirumah Ara cek akunnya lagi.

Setelah berkutat dengan ponselnya Ara mengalihkan pandangannya ke penjuru kelas kemudian menghela napas. Kelasnya sepi.

Ara pun merasa bosan, sampai terpikir tentang sesuatu yang mungkin bisa menghilangkan rasa bosannya.

Dia pun membuka kolom chat di WA nya dan mulai mengirim pesan pada salah satu kontak yang dia punya.

Mba lami

      Mba lami... katanya dikelas lo
ada yang kaya orang korea yah?


Lah kata siapa ra??

Kata shinta mba 😁

Gak kaya org korea lah. Cuman orgnya emang ganteng putih dan sipit.

Ya aku taunya kya org korea mba pokoknya 😁

Itu mah mungkin karna lo sma si shinta suka korea.

Iya juga sih. Tapi nmanya siapa mba? Tau facebooknya gak?

Mau tau??

Iyaaaaa

Selesai. Sampai situ saja chatanya bersama Lami. Fyi,  Lami ini satu sekolah bahkan satu kelas dengan Lava. Dan sebenarnya Ara hanya berbasa-basi untuk menghilangkan rasa bosannya. Maklumlah kan Ara jomblo jadi nggak ada yang nge chat. Tapi siapa tahu nanti Lami bilang ke Lava kalo ada temannya yang tanya-tanya tentang Lava. Itu masih semoga.

******

Saat pulang sekolah, Ara berusaha fokus untuk melihat murid-murid yang keluar dari sekolah Lava, karena kata Shinta (orang yang memberi tahu tentang Lava) Lava itu pake motor matic warna putih dan ada corak warna birunya.

Nah, karena kebetulan Ara lagi seringnya pergi-pulang sekolah lewat depan sekolah Lava, jadi Ara pikir akan mudah untuk melihat sosok Lava yang sesungguhnya.

Mata Ara terus melihat sekeliling dengan tangan yang tetap mengendarai motornya. Ya Ara tahu, sebenarnya usahanya ini akan sia-sia karena murid disekolah Lava itu banyak dan bagaimana dia bisa lihat keseluruhnya jika dia juga harus fokus mengendarai motornya?

Sial memang, karena sampai Ara melewati sekolah itu, dia tidak melihat sosok cowok bermata sipit menggunakan motor warna putih matic dan pakai tas persija.

"Ah udahlah. Kalo jodoh juga pasti ketemu. Sabar Ra sabar," ucap Ara dalam hati.

Dan Ara pun memutuskan untuk melajukan motornya. Pulang dan mengistirahatkan tubuhnya dan menunggu malam untuk melihat bagaimana hasil misi pertamanaya.

******

Waktu yang ditunggu pun tiba. Malam setelah shalat isya, Ara langsung cus ke ruang tamu duduk manis dan langsung terfokus pada ponsel kesayanganya.

"Oke, semoga udah di terima. Inhale hmmm, exhale fhyuhh. Santai aja Ra, sekarang lihat pemberitahuan." Ara mulai mengklik akun facebooknya dan langsung menuju ke inti, yaitu membuka pemberitahuan dengan harapan besar. Dan saat pemberitahuan telah di buka...

"Yah...," helaan nafas lelah Ara pun keluar. Kecewa. Bagaimana tidak? Pasalnya tidak ada pemberitahuan kalau Lava sudah menerimanya.

"Ahh, bikin kesel aja sih. Nyebelin banget kenapa belum di konfirm juga!" Ara merutuki kesialanya hari ini.

"Tinggal satu harapan! Cek instagram. Dan kalo sama belum di follback, bakal gue samperin itu orangnya!" Ara tak patah semangat. Dia pun mulai membuka instagramnya.

Dan...

"Aaaaaah!! Ini beneran mau gue samperin aja? Helooo kenapa belum di follback juga sih??" Teriak Ara sambil menelungkupkan wajahnya pada pojokan sofa yang di tidurinya.

"Huhuhu nggak berani lah gue nyamperim! Nge-chat aja nggak berani. Kesel ih. Kesel, kesel, kesellll."

"Gagal sudah misi pertamanya!! Aaah belum juga dapet ide buat misi kedua! Ah nyebelin."

Saking keselnya Ara terus memukul-mukuli sofa yang tidak bersalah. Memang Ara kejam.
Sampai Ara merasa lelah, tiba-tiba ada satu ide yang terlintas didalam otak anehnya itu.

"Woah. Bimo!! Iyah, bimo! Dia bisa jadi misi kedua gue!" Ya, entah ide apa lagi yang akan dilakukan Ara si cewek absurd.

"Eh tapi, tapi mana berani gue ngajak bimo ngobrol. Apa lagi tanya tentang cowok? Arghhh." Ara pun menelungkupkan wajahnya lagi. Frustrasi.

"Tapi??? Apa salahnya ngajak ngobrol kan? Tinggal panggil namanya, terus tanya kenal Lava nggak? Yap, tinggal kek gitu aja apa susahnya. Hmm, besok gue coba!" Ara bangkit dari sofa dengan semangat.

"Okeee. Waktunya tidur! Dan sampai ketemu My Lava Dilangga. Di... dalam mimpi tentunya yah! Hihi udah gila gue." Ara melangkahkan kakinya riang, masuk kamar, menidurkan badannya, menutupi dengan selimut, berdoa tidak lupa.

"Semoga mimpi indah Arala," ucapnya sambil memejamkan matanya.

Ara tidak gila. Dia hanya memiliki jalan pemikiran yang aneh bahkan luar biasa. Ara hanya berusaha selalu optimis dengan apa yang di lakukannya.

Intinya, sampai bertemu pagi nanti dengan cerita yang baru dan semangat yang lebih memburu.

To be continue...

LAVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang