12. Happy Birthday (Ara)

30 2 0
                                    

Hari ini adalah hari yang Ara tunggu. Karena hari ini tepat hari lahirnya Ara didunia.

Usianya sudah genap 18 tahun. Tidak ada yang spesial saat Ara tiba di sekolah. Bahkan sedari subuh Ara sudah mengecek whattsappnya, tapi tidak ada satupun teman yang mengucapkan 'selamat ulang tahun Ara' membuat Ara merasa kesal. Tahun kemarin padahal banyak yang mengucapkan.

Ara pun pura-pura diam tidak mau membahas soal kalau dia sedang ulang tahun. Dia tidak mau mendapatkan ucapan selamat jika temannya ingat karena Ara yang mengatakannya bukan karena mereka ingat hari ini ulang tahun Ara.

Sampai ujian pertama selesai dan istirahat. Benar-benar tidak ada yang mengingat ulang tahunnya.

'Mereka beneran nggak ada yang ngucapin selamat gitu sama gue? Masa iya lupa! Padahal Lindi, Mina bahkan Tata tahu persis tanggal lahir gue'. Gerutu Ara dalam hati.

Saat ini Ara tengah duduk lesehan di lantai depan kelas sambil memakan rotinya bersama Tata, Nanda dan Lindi.

"Oh iya Ra! Lo kayanya punya rok panjang warna oren kan?" Ara yang sedang mengunyah lahap rotinya pun berhenti mendengar pertanyaan Tata.

"Rok oren?" Tata mengangguk saat Ara memastikan apa yang dia dengar benar atau tidak.

Ara pun berpikir sejenak. Kayanya Ara memang punya rok panjang warna oren.

"Emm rok oren. Oh! Iya, gue punya kayanya. Kenapa emang Ta?" Ara melanjutkan melahap roti coklatnya sambil menunggu Tata bicara lagi.

"Itu gue kan ada acara nih. Terus mau pergi sama Nanda. Nah, Nanda itu kan punya tuh rok kaya punya lo. Jadi gue mau minjem biar samaan sama Nanda." Jelas Tata mendapat anggukan mengerti dari Ara.

"Ya udah. Mau dipake kapan emangnya?"

"Buat nanti sore. Jadi, ntar gue sama Nanda jam 2 siangan ke rumah lo deh. Buat ngambil roknya." Ara kembali mengangguk paham.

"Oke. Nanti gue siapin roknya."

"Sip deh."

****

"Ini udah jam 2 lebih loh. Kok Tata belum dateng sih. Udah ngantuk lagi." Ara menggaruk kepalanya yang tak gatal. Matanya sudah terasa berat. Rasanya ingin cepat-cepat menghampiri alam mimpi. Karena biasanya di jam segini rutinitas Ara adalah tidur siang.

"Hoaaam. Ah bodo lah! Tiduran dulu aja. Nanti juga ada mama yang bangunin kalo Tata dateng."

Ara pun mulai merebahkan tubuhnya di ranjang dengan memeluk guling kesayangannya.
Kesadaranya mulai hilang berganti dengan dengkuran halus dari bibirnya.

Sampai Ara merasakan goncangan pada bahunya. Membuatnya menggeliat dan mengerjapkan matanya.

"Ra bangun! Itu ada temennya di depan." Suara Mamanya terdengar di gendang telinganya.

"Oh, iya ma." Ara pun beranjak dari kasurnya menuju ke depan dengan setengah kesadarannya. Bahkan hampir saja jatuh saking kantuknya.

Cklek. Ara membuka pintunya. Munculah Tata dan Nanda di depannya.

"Eh Ra! Lagi tidur ya tadi? Maaf ganggu nih kita." ucap Tata dengan tampang bersalahnya dan Nanda yang mengangguk setuju dengan ucapan Tata.

"Eh nggak kok. Cuman lagi tidur-tiduran doang. Ya udah sini masuk. Nanti gue ambil dulu ya roknya." Ara pun berlalu masuk ke dalam.

"Eh ada temennya Ara. Sini masuk dulu. Kok di luar?" Sahut mama Ara dan mendapatkan salam tangan dari Tata dan Nanda.

"Iya bu. Di luar aja. Cuman sebentaran aja soalnya." Balas Nanda dengan senyum ramah.

LAVARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang