Beberapa hari ini, Ara sudah bertekad untuk tidak menjadi stalker akut nya Lava. Takut sakit hati. Tapi, rasa penasarannya lebih besar.
Jadi, tepat dihari ini Ara memutuskan untuk membuka akun milik Lava dan mencari tahu tentang pacarnya Lava.
Setelah hampir 4 hari Ara tidak stalking dan berusaha untuk tidak memikirkan apa-apa tentang Lava. Kini bersemangat kembali menjadi stalker sejati.
Tangannya dengan lihai berselancar pada layar ponselnya. Pada akun sosmednya.
Ara menuju ke laman pencaraian dan mengetik satu kalimat, Nila.
Dan muncul lah beberapa akun facebook yang bernama Nila.
Ara menggaruk hidungnya bingung, "Ini yang mana yah??"
Ni Nila.
Nila ras.
Tanila Ns.
Tunggu. Ara melihat lebih fokus pada akun yang bernama Tanila Ns. Fotonya cantik. Klu yang tepat, Lava ganteng, pasti ceweknya cantik. Klu kedua, ada keterangan bahwa pemilik akun itu berasal dari kota yang sama dengannya. Tentu saja ceweknya Lava harus satu kota dengan Lava, iya kan?
Tanpa ragu, Ara langsung mengklik akun tersebut. Dan dilihatnya, foto profil cewek cantik berkacamata dengan rambut dikuncir dua keatas. Imut dan cantik. Ara kalah telak. Jelas cewek ini cakep.
Dan Ara yakin itu adalah akun milik ceweknya Lava. Karena dilihat pada daftar pertemanannya, ada akun milik Lava.
"Nah nah. Ini pasti bener. Ini si Nila pacarnya Lava. Tuh, historynya banyak yang bahas kecelakaan. Kan katanya, kemarin-kemarin Nila habis kecelakaan." Ara terus menscroll akun milik Nila dengan terus bermonolog sendiri.
Terlihat diakun tersebut, ada beberapa tag-an dari orang lain yang mengucapkan semoga cepat sembuh, get well soon, bahkan tag-an foto yang sedang menjenguk Tania di rumah sakit. Tapi...
"Kenapa nggak ada tag-an dari Lava yah? Emmm, ah! Mungkin nggak keliatan kali yak? Kan gue nggak berteman tuh sama si Lava apalagi Nila."
Ara menggulingkan badannya terlentang diatas kasur. Melupakan ponselnya yang kini tergeletak disampingnya. Ia lebih memilih fokus pada pikirannya.
"Nila. Udah cantik, tajir lagi. Kalah telak gue yah. Nggak ada apa-apanya gue ini."
"Pantesan tuh Lava jadi sama Nila. Couple goals banget"
Ara terus menggerutu sambil menendang-tendangkan kakinya ke udara.
"Gimana caranya biar Lava kenal gue??"
"Ah, tapi ngapain gue mikirin itu? Sadar lah Ara. Dia itu udah punya Nila. Yang jauh lebih plus plus dari lo. Seorang Ara mana pantes bersaing sama Nila."
Beberapa detik Ara terdiam. Namun, baru dalam hitungan detik juga, Ara terbangun dari tidurnya lalu mengambil ponselnya cepat. Dan membuka galeri.
Dipandanginya foto Lava yang terpampang jelas dilayar ponselnya.
"Lava. Gue nyerah kayaknya deh. Nggak mungkin juga kan main tikung-menikung, sedangkan gue tahu betul saingan gue begitu berat. Semoga gue bisa nemuin cowok lain, yang bisa ngebuat gue lupain lo. Bye cogan tak tergapai." Ara memandangi ponselnya sendu, kemudian dilemparnya, tentu masih dibatas ranjangnya, mana berani Ara melempar belahan jiwanya itu ke lantai.
****
Paginya, tak disangka ada kunjungan dari 2 sobat tersayangnya. Mina dan Lindi sudah asyik duduk disofa menunggu sang empunya rumah mengambil minum.
![](https://img.wattpad.com/cover/140988956-288-k378569.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVARA
JugendliteraturAwalnya, Ara hanya mengagumi Lava dalam diam dan pada tempat yang berbeda, hingga kegiatan stalking menjadi rutinitas kesehariannya. Banyak yang bilang kegiatan stalking orang yang dikaguminya itu sia-sia?? Salah! Demi mengorek semua tentang Lava, k...