Genap satu minggu lebih US (Ujian Sekolah) dilaksanakan. Dan selama itu pula hubungan Lava dengan Nila sudah berjalan dan masih berlanjut.
Pasangan yang membuat iri. Couple goals banget. Lava ganteng, Nila cantik. Bahkan banyak yang tahu kalau Lava itu benar-benar memperjuangkan satu orang, siapa lagi kalau bukan Nila.
Hari ini US dilaksanakan seperti biasa, setiap hari 2 mata pelajaran.
Di dalam kisah Lava hari ini di sekolahnya, tidak ada yang begitu mengesankan. Karena memang tidak ada yang penting.
Sampai di bel tanda ujian terakhir sudah selesai, Lava mendapat kabar yang membuatnya shock.
Nilanya kecelakaan.
Kecelakaan saat berangkat sekolah.
Ya, Nila sang kekasih tersayang kecelakaan.
Dan Lava masih disini?
Dengan gesit Lava bergegas untuk keluar kelas tanpa menghiraukan tatapan penuh tanya temannya.
Saat masih berlari, ponsel Lava berbunyi. Membuatnya menghentikan langkah lebarnya tadi.
Va, pulang langsung balik rumah ya. Ada hal penting.
Lava pun berdecak. Pesan singkat itu dari Mamanya. Mau tidak mau, ia harus pulang ke rumah terlebih dahulu baru pergi menemui Nila.
****
Paginya Lava tetap berangkat ke sekolah seperti biasa. Karena ujian kali ini tidak boleh terlewatkan. Bisa-bisa Lava tidak lulus kalau bolos.
Jadi, disinilah Lava. Duduk anteng di bangkunya menunggu bel masuk berbunyi.
"Va, itu gimana sama Nila?" Tanya Haidar yang baru saja sampai dan kini berdiri di samping Lava.
"Gue aja belum ke rumah sakit, Dar. Kemarin gue di jadiin ojek sama nyokap, malamnya dikurung di rumah nggak boleh keluar karena lagi hujan gede." Lava menunduk.
"Tapi, lo tahu perkembangan Nila kan?" Lava mengangguk.
"Gue dapet wa dari bokapnya Nila. Kalo Nila udah sadar, tapi masih harus dirawat. Kecelakaan nya agak parah katanya." Kini giliran Haidar yang mengangguk.
"Sabar ya. Nila bakal baik-baik aja. Gue yakin." Haidar menepuk bahu Lava dan berlalu ke tempatnya.
Sedangkan Lava kembali melamun. Rasa khawatir melanda dirinya.
"Nil, baik-baik aja ya." Gumam Lava pelan.
****
Kini pukul 2 sore. Lava baru saja sampai di rumah sakit, tempat Nila dirawat.
Sebenarnya tadi malam Lava sudah bergegas akan pergi menjenguk Nila, namun alam sedang tak berpihak padanya. Ya, tadi malam hujan lebat. Tentu Mamanya tidak mengijinkan anak kesayangannya itu keluar rumah.
Kalau bisa juga Lava ingin pergi paginya, namun memang belum takdirnya. Karena US masih berjalan, tidak mungkin ditinggalkan.
Akhirnya, kini Lava telah menginjakkan kakinya di depan pintu berwarna putih.
Dengan tangan kanan menenteng kantong plastik berisi makanan ringan untuk Nila, satu tangan kirinya membuka pintu putih itu.
Cklek.
Lava terdiam saat pintunya sudah ia buka.
Apa-apaan ini? Lava tidak tahu harus memasang ekspresi seperti apa.
Bayangkan, bagaimana jika kalian melihat pacar kalian tengah makan di suapi oleh cowok lain yang ternyata mantan pacarnya dulu?
Ini Nila. Di depan mata Lava sendiri, melihat Nila sedang disuapi oleh Abil.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVARA
Fiksi RemajaAwalnya, Ara hanya mengagumi Lava dalam diam dan pada tempat yang berbeda, hingga kegiatan stalking menjadi rutinitas kesehariannya. Banyak yang bilang kegiatan stalking orang yang dikaguminya itu sia-sia?? Salah! Demi mengorek semua tentang Lava, k...