Suara dengkuran halus terdengar mengisi seisi ruangan bernuansa coklat milik Lava. Dirinya masih di balut selimut tebal di atas ranjang. Tak peduli dengan suara tarikan tirai jendela yang di buka oleh seorang wanita paruh baya yang bukan lain adalah Mamanya Lava.
Hanya bisa menggeleng pasrah, Susi, Mama Lava sudah terlalu pasrah dengan tabiat anak keduanya itu. Pulang malam, bangun siang, telat ke sekolah, bolos.
"Bangun. Udah siang. Lagi ujian loh kamu." Ucap Susi sambil menggoyangkan badan Lava.
"Hmm. 5 menit lagi." Lava bergumam sambil mengeratkan selimutnya.
"Udah mau jam 8 Va."
Susi terlonjak kaget saat Lava tiba-tiba bangun menegakkan badannya.
"Serius?" Susi mengangguk.
"Kenapa nggak bilang dari tadi sih, Ma!" Susi menghiraukan anaknya itu dan berlalu pergi.
Lava pun mengacak rambutnya kesal lalu segera turun dari ranjangnya menuju kamar mandi.
*****
"Anjir. Di kerjain gue."
Lava menggerutu kesal sambil melepas helmnya.
"Ngapa sih?" Tanya Haidar yang baru saja tiba di samping Lava sambil memarkirkan motornya.
"Nyokap gue. Bilangnya udah jam 8! Tau-taunya masih pagi! Nggak tau apa gue jadi gugup." Haidar hanya tertawa kecil mendengar keluh kesah Lava.
"Ya mungkin karena Lo di banguninnya susah. Mending sekalian bohongin aja." Lava hanya memutar kedua bola matanya malas.
"Sukses ya semalem."
Lava tersenyum bahagia membuat Haidar bergidik ngeri.
"Najis senyum Lo. Pasti nanti Tio heboh pas ketemu lo."
Senyum Lava menghilang seketika.
"Lo?"
"Apa?"
"Lo ngasih tahu Tio???" Haidar hanya menyengir lalu dengan gesit berlari menghindari Lava.
"Anjirrrr."
Lava pun memutuskan berjalan menuju kelasnya.
Dan yah, bukan hanya Tio, seisi kelas kemungkinan sudah tahu tentang dirinya.
Dasar Haidar kampret.
Dan, betul, berita tentang dirinya yang tidak jomblo lagi sudah terdengar oleh telinga teman karibnya bahkan seisi kelasnya. Ya tentu saja penyebarnya si kampret Haidar yang punya mulut ember tumpah-tumpah. Dan yang paling heboh adalah Tio. Bahkan saat Lava baru saja masuk kelas, Tio sudah memberondongi Lava dengan banyak pertanyaan.
"Wah gila!! Lo geraknya nggak kelihatan ya Va. Tiba-tiba udah punya pacar aja lo."
"Jadiannya kapan?!"
"Sama cewek yang mana?! Terus gimana cara lo nembak tuh cewek?!"
"Udah nggak jomblo lagi dong Va?!"
Lava tentu saja kesal. Ia pun mengerang sambil memukul kepala Tio.
"Pikir aja sendiri jawabannya yo!" Tio pun hanya mengaduh dan meringis melihat Lava yang langsung berlalu menuju tempat duduknya.
"Ck. Gara-gara si kampret Haidar nih." gerutu Lava kesal. Ia merasa menyesal telah menceritakan hal ini.
Bicara soal apakah benar Lava sudah tidak jomblo? Itu memang benar. Dan siapa sang pacar? Ya siapa lagi kalau bukan Nila. Teman SMP Lava yang dulu pernah ia tembak namun di tolak. Dan kenapa bisa jadian? Setelah Lava dengar kabar dari Haidar kalau Nila sudah putus dengan pacarnya, Lava langsung gas pol gerak cepat menemui Nila tadi malam. Sebelumnya Lava sudah mengirim pesan pada Nila dan meminta ijin untuk menemuinya di rumah. Tentu saja sebelum dirinya bergegas Haidar sudah memberinya berbagai macam wejangan tentang cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAVARA
أدب المراهقينAwalnya, Ara hanya mengagumi Lava dalam diam dan pada tempat yang berbeda, hingga kegiatan stalking menjadi rutinitas kesehariannya. Banyak yang bilang kegiatan stalking orang yang dikaguminya itu sia-sia?? Salah! Demi mengorek semua tentang Lava, k...