Suara Di Ujung Senja Kota Jakarta

887 69 4
                                    


  


Suasana senja yang indah menjadi suguhan terbaik sore ini, Reyla dan Aldo masih berada di café itu. Segelas kopi cincau menjadi minuman favoritnya, apalagi dia tercandu dengan pemandangan senja ini.

Di bawah cakrawala yang jingga, dengan gedung-gedung bertingkat itu. Reyla merasa begitu damai. Dia melirik ke arah Aldo, cowok dingin itu hanya diam menatap ke arah jalan raya di bawah sana. Entah apa yang dia pikirkan, dan ada sesuatu yang ada dipikiran Reyla.


    ☔  ☔ ☔


 

Suara Reyla.

Aku mengenalnya, di bawah lampu jalan diujung kepedihan malam itu. Payung kuning seolah menjadi simbol pertemuan kita, tak saling tau tapi takdir memang menyeret perasaan kita untuk saling mengerti. Tanpa kita mencari, hati bisa menemukan siapa yang lebih bisa memahami dan kepada siapa kita lebih bisa mengerti.

Terlepas dari kepedihan, terduakan, terkhianati dan tertinggal sendiri. Aku menemukanmu dengan cara hati ini menyuarakan namamu, perasaanku tak akan bisa berbohong telah merasakan helaian lembut sayap pelindungmu. Di saat tak ada yang mendengar, kamu menjadi pendengar terbaikku. Kala tak ada yang mengerti, kamu paham atas semua tatapanku. Ketika aku tak bersuarapun, kamu mengerti arti air mataku. Kepedihan yang serupa, mungkin itu alasan kita dipertemukan. Jika iya kita ada untuk saling menyembuhkan, maukan kamu tetap berada di sisiku? Apa terlalu cepat untukku meminta? Tapi sesungguhnya, tiada hati yang berdusta. Betapa indahnya senyum langkamu itu, betapa hangatnya setiap tatapan pedulimu.

Aku tau, ada kenangan yang masih mengunci luka di hatimu. Tak bolehkah aku menjadi alasan untuk melepaskan luka itu? Kamulah yang membawaku keluar dari rasa sakit yang kuderita, perlahan kamu membawaku bangkit tapi apakah tak bisa jika aku juga melakukan itu untukmu? Segitu indahkah kenangan itu hingga terlalu menyakitkan untuk dilepaskan? Padahal, dengan menyimpannya kaupun akan terluka, kau tau akan hal itu tapi kenapa berusaha tegar adalah pilihanmu. Tak bisakah kamu membuatku menjadi alasan kamu tegar? Kamu telah masuk ke dalam hidupku, terlanjur tercatat sebagai orang yang berarti bagiku. Bisakah aku juga menjadi orang yang berarti untukmu?

Aldo, mungkin orang lain tau kisahmu. Tapi tak ada yang lebih memahami perasaanmu selain aku, karena aku pernah tertusuk dengan pisau yang sama sepertimu. Aku mungkin masih terlalu jauh untuk bisa mengetuk hatimu, tapi aku akan tetap berada di sini. Karena di dekatmu aku menemukan kedamaianku, aku menemukan ketenanganku, kenyamananku dan kebahagiaanku. Hanya dengan melihatmu saja aku tak perlu alasan untuk merasa bahagia, karena kebahagiaan itu datang dengan sendirinya darimu.

Apa suaraku kali ini, terdengar seperti pengakuan? Entahlah akupun tak tau apa arti ucapanku, mungkin perasaanku mulai terbentuk khusus untuknya. Mungkinkah aku kembali jatuh cinta? Entahlah, kenapa hatiku bisa seberani ini untuk memulai, tapi cinta memang datang tanpa tersadari dengan nyata.

Seseorang berkata, cinta bisa dimulai dalam 0.2 detik. Mungkin itu yang terjadi, tiap kali aku merasakan kepeduliannya yang semakin lama semakin menggetarkan hatiku perlahan.

Terbuang dan terluka oleh Kevin dan sahabat aku sendiri, kurasa setelah itu aku tak kan bisa lagi mempercayai seseorang. Tapi, aku mulai merasa percaya kembali dan menyukai kembali. Terimakasih teruntuk Aldo, yang telah hadir dalam hidupku. Tetaplah tersenyum, semoga takdir selalu berbaik hati padamu.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



    ☔ ☔ ☔ 


Suara Aldo.


Gadis pecinta hujan, dan pecandu senja. Aku seolah terjaring dikehidupan yang sama bersama dengan dia. Di sini kusuarakan kembali bagaimana caraku menemukannya, caraku mulai berbagi dengannya. Hingga akupun tanpa tersadar terulur hati untuk terus menjaganya.

Reyla, mungkin aku masih terlalu asing untukmu, masa lalumu juga masih begitu lekat di sekelilingmu. Tapi biarkanlah waktu membawaku terus berjalan di sampingmu, setidaknya aku bisa berbagi luka, cerita dan cara untuk sama-sama menjadi penegar.

Aku tak bisa memungkiri satu kenyataan yang terjadi setelah aku mengenalmu, kamu bagaikan musim semi yang mencintai hujan. Kamu datang dengan cerita yang sama, kamu yang mengerti walau hanya sekali mendengar apa yang kurasa.

Reyla, dia memang gadis cengeng. Dia terlalu baik dan polos hingga membuatnya terlihat bodoh, kelembutan hatinya membuat orang lain salah menilainya sebagai gadis yang lemah. Tapi aku melihat, di balik airmatanya begitu hebatnya dia. Karena bukti ketulusan seseorang, adalah air matanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku tau, dari awal kita tak pernah dekat. Tapi dengan begitu saja waktu mempermainkan cara agar kita terlihat dekat, dan bersamanya tak pernah membosankan. Tak perlu alasan apapun, kurasa aku hanya ingin dia disampingku dan aku akan selalu menjaganya. Biarkanlah seperti itu, kuharap takdir mau mendengarkanku.





    ☔ ☔ ☔ 



Vote, vote, vote vote...

Comment, comment, comment... yaaaaa

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang