Cinta dan Rahasia

1.1K 94 4
                                    

"Bukan cinta yang salah, tapi hatimu... yang tidak bisa menjaganya untuk tetap diposisi yang semestinya."

...

"Udah gue bilang, hidung lo membesar saat lo nangis. Jadi berhentilah cengeng, bego!!!" tiba-tiba suara itu membuat Reyla menoleh ke arah belakang.

"Aldo?"

Cowok tinggi itu mendekat, disetiap langkahnya Reyla masih menatap wajah dingin itu. Aldo lalu duduk di sampingnya. Dia menyodorkan kotak susu cokelat, Reyla menghapus air matanya.

"Biasanya anak kecil kalo nangis, diem di kasih ini." ucap Aldo sambil meletakkan paksa kotak susu itu di tangan Reyla, Reylapun menyeruput sedotannya.

"Emangnya gue anak kecil?" gerutu Reyla pelan, tapi Aldo bisa mendengarnya. Cowok itu hanya tersenyum miring dengan tatapannya yang lurus ke depan.

Suasana hening sejenak, hanya terdengar seruputan dari Reyla dengan sisa isakannya yang perlahan mereda. Tiba-tiba Aldo berdiri, Reyla mendongak menatapnya. Cowok itu tak belirik Reyla seincipun dan berbalik pergi begitu saja, Reyla masih terdiam menatap punggungnya itu.

Akhir-akhir ini, kedekatan mulai terasa diantara mereka. Mungkinkah takdir yang mempertemukan? Atau nasib yang membuat mereka terlihat sama?




Reyla berjalan santai setelah dari toilet, jam istirahat akan habis 10 menit lagi. Dia berjalan menuju kelasnya, tapi tiba-tiba seseorang menarik lengannya dari belakang. Reyla menolehnya biasa, namun setelah tau siapa orangnya, Reyla cepat-cepat melepaskan tangannya dari cewek itu.

"Gue butuh ngomong sama lo Rey," ucapnya melas, tapi wajah dingin Reyla masih tak berubah.

"Gue lagi gak mau diganggu," ucap Reyla datar, tapi Karin mencoba menggenggam lengannya lagi. Reyla mencoba melepasnya, tapi Karin masih bersikukuh menahannya.

"Please, Rey. Gue cuma butuh jelasin ke lo."

Reyla terdiam, wajah Karin adalah kelemahan bagi Reyla. Wajah seseorang yang dianggap sebagai sahabat selama ini, Reyla sungguh masih tak bisa bersikap seperti ini.

Reylapun mengikuti langkah Karin, mereka duduk di taman dekat UKS sekolah. Reyla hanya diam dengan wajah datarnya, dia hanya perlu menunggu apa yang ingin diucapkan Karin.

"Sekali lagi, gue cuma butuh maaf dari lo," ucapnya.

"Gue maafin lo," sahut Reyla datar.

"Tapi kenapa sikap lo kayak gini ke gue?" Karin mulai meresah.

"Lo cuma butuh maaf dari gue kan? Lo gak butuh lagi gue, dan gue gak butuh lagi temen kayak lo. Udah gue bilang jangan merengek di depan gue, gue sedang menahan untuk tidak benci sama lo. Tapi kalo lo terus-terusan kek gini, lo hanya bikin gue ngerasakan kekecewaan dari tingkah lo." Reyla menindas kata dengan penuh penekanan.

"Oke," Karin tertunduk dengan suaranya yang serak.

Huftttt... terdengar hembusan nafas gusar dari Reyla, tapi akhirnya Karin mengangkat tundukannya dan mulai bicara pada intinya.

"Gue mencintai Kevin, mungkin bagi lo itu salah. Tapi bagi gue, ini perasaan yang gak bisa gue hindari. Kevin juga mulai membalas perasaan gue, lalu apa yang gue cari lagi. Gue ngerasa bahagia, saat gue bahagia gue pikir gue gak perlu lagi pikirkan orang lain. Termasuk lo."

"Adil bagi lo, tapi gakkk bagi gue!" potong Reyla.

"Gue tau, gue sahabat yang brengsek. Tapi apa ini sepenuhnya salah gue? Lo mau terusan nyalahin gue dan Kevin? Kita berusaha menyembunyikan ini karena kita peduli dengan perasaan lo."

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang