Senyum Kembali

1K 79 4
                                    

"Kita sama-sama sebuah luka yang meradang, mungkin kita juga bisa sama-sama saling memberi alasan untuk tersenyum kembali."

AUTHOR POV

Reyal tersenyum melihat Aldo yang sedang bersandar di tembok UKS menunggu hujan reda, dia berlari kecil dengan semangat mendekati cowok tinggi itu. Reyla ikut bersanndar di sampingnya, sedangkan  Aldo hanya menolehnya datar.

Reyla memandang lurus ke arah hujan dengan senyumnya, dia tersenyum seolah sedang berada di musim semi.

"Lo terlihat lebih baik di banding sebelumnya," celetuk Aldo yang masih memperhatikan wajah Reyla, gadis itupun menolehnya.

Reyla tak merespon kata apapun, dia hanya tersenyum dengan lebar seolah menunjukkan dia memang sudah sangat baik-baik saja.

"Gue akan mati kalau terus-terusan sakit, gue akan terlihat bodoh kalau terus-terusan menangisi cowok brengsek seperti Kevin, dan gue akan terlihat begitu menyedihkan harus menjadi korban pelakor sahabat gue sendiri. Mereka gak akan seterusnya bisa tertawa bahagia di atas kepedihan gue, ini waktunya buat gue cari kebahagiaan gue sendiri," ucap Reyla dengan semangat, Aldo tersenyum miring mendengarnya.

"Semudah itu lo bisa melupakan semuanya?" tanya Aldo dengan satu alisnya terangkat.

"Gue hanya butuh ngereset hati gue, dan refresh bolak-balik otak gue dari kenangan masa lalu."

"Semudah itu?" tanya Aldo lagi, Reyla masih tersenyum cerah.

"Nggak, mungkin gak semudah itu. Gue hanya perlu melepas apa yang sebenernya emang udah lepas dari dulu," jawab Reyla dengan yakin, Aldo hanya menunduk dengan senyuman hambar.

Reyla menepuk pundak Aldo seketika, cowok itupun menolehnya lagi.

"Lopun harusnya gitu, jangan sakiti perasaan lo terus-terusan. Jangan sembunyi dari rasa sakit, lo perlu bahagia," ucap Reyla saat mata mereka masih saling bertemu.

Aldo tersenyum miring dengan tatapannya yang masih terkunci di lensa mata Reyla.

"Baru aja kemaren hidung lo bengkak karena nangis, sekarang malah udah berani ceramahin gue," kekeh Aldo sambil mengacak pelan rambut Reyla, sedetik sejenak sentuhan di kepalanya itu membuat Reyla terpaku.

Terkadang rasa dingin memang tercipta untuk kita merasakan kehangatan.

Suara bel pulang berbunyi 5 menit yang lalu, Reyla baru keluar dari kelasnya. Tumpukan ujian dan try out mulai membuat waktunya padat, ternyata ada manfaatnya juga dia putus sama Kevin. Sekarang dia bisa lebih fokus mikirin sekolahnya, walau tetap saja kenangan busuk itu tak akan hilang begitu saja.

Musim hujan menjadi background sepulang sekolah, Reyla sedang berjalan santai di lorong kelas sambil menggendong tas ransel berwarna slateblue.

Reyla mulai berlari kecil keluar lingkungan sekolah, dia akan kembali menunggu angkot di teras toko depan sekolah. Hujan gerimis seperti ini, bukanlah masalah besar.

Reyla mulai menyabrang mencari tempat berteduh, tapi tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Reyla menepi, dan detik itu juga ada sebuah mobil biru navy berhenti di depannya. Kaca mobil itu terbuka perlahan, dan terlihat wajah Aldo yang sedang duduk di bangku kemudi.

"Masuk," pinta Aldo datar sambil membuka pintu mobil depannya dari dalam, Reyla masih mematung dengan satu alisnya yang terangkat heran.

"Masuk, Rey!" perintah Aldo lagi, dan ini pertama kalinya Reyla mendengar Aldo menyebut namanya.

Rainy BlueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang