Malam ini banyak hal yang menghuni pikiran Aldo, sambil menatap langit dia duduk sendiri di balkon kamarnya. Pertemuannya tadi dengan Laura cukup membuat hatinya teriris kembali, wajah itu... wajah itu terlalu menyakitkan bagi Aldo. Setiap melihatnya, kenangan-kenangan buruk itu muncul di ingatannya.
Malam semakin bergulir tapi tak sedikitpun rasa ngantuk menghampiri Aldo, hingga dia melihat sesuatu di depan sana. Kevin, cowok itu sedang memasuki rumahnya bersama seorang perempuan. Aldo menyipitkan matanya untuk mencari titik fokus, Aldo rasa dia pernah melihat perempuan itu.
"Karin?" lirih Aldo pelan langsung yakin perempuan itu adalah Karin, bukankah Karin kuliah di luar negeri?
Aldo terdiam berfikir sejenak, Reyla bisa terluka kembali jika tau ini. Seperti dirinya, masa lalu yang masih saja terus bermunculan di depannya. Itu akan mempersulit langkah ke depan, apalagi jika masa lalu itu membawa kenangan buruk yang menyakitkan.
Kembali lagi teringat Laura, air matanya masih sangat Aldo kenal. Air mata yang terakir terlihat sebelum kepergiannya itu, Aldo benci melihat air mata itu. Bahkan terkadang dia merasa benci pada dirinya sendiri, karena Aldo sangat mencintai Laura. Rasa cinta dan benci terus teraduk di hatinya, dia gagal menjaga Laura. Dan kenapa, sekarang mereka harus beretemu lagi?
Ini mengingatkan Aldo pada kecelakaan waktu itu, di mana rasa sakit hatinya membuat tubuhnya terhantam rasa sakit pula. Mobil hitam, cahaya lampu, dan darah... Aldo masih sangat mengingat kejadian itu. Tapi sejenak dia bersyukur hal itu pernah terjadi, setidaknya kecelakaan itu mengistirahatkan dirinya sejenak dari kesadaran. Melupakan sejenak rasa sakit hati dan wajah yang terlalu menyakitkan untuk diingat.
Laura, entah bagaiaman perasaan Aldo terhadapnya sekarang. Tapi Reyla, pasti tau perasaan itu.
☔ ☔ ☔
Reyla melihat Aldo baru sampai di kampus, cowok itu berjalan lenggang mengenakan kemeja flanel berwarna biru dengan kancing terbuka memperlihatkan kaos oblong berwarna putih di dalamnya. Reyla tersenyum singkat melihatnya, Reyla menyukai cowok berkaos oblong. Entahlah, jika cewek lain suka dengan cowok berpenampilan mewah, rapi, kece, swag. Tapi Reyla lebih suka belihat cowok berkaos oblong, itu arti keren baginya. Sederhana gak harus waw, karena Reyla menyukai kesederhanaan.
Tak lama Aldo melihat ke arah Reyla, dia terlihat sedikit menyincing senyumnya ke arah Reyla. Aldopun mendekat, dan Reyla masih tersenyum ke arahnya.
"Lo mau pulang?"
"Hm," Reyla mengangguk, jam kuliahnya memang lebih awal.
"Ntar sore gue jemput."
"Kemana?"
"Mau nggak?" Aldo tak memberi jawaban dari pertanyaan Reyla, tapi Reyla sudah cukup mengerti dengan sifat Aldo. Reylapun mengangguk dengan senyuman singkatnya.
Aldo tersenyum melihat anggukan Reyla, dan dia langsung saja mengacak rambut Reyla.
"Gue jemput jam 4," ucap Aldo sambil berlari kecil pergi meninggalkan Reyla dengan rambut acak-acakan, Reyla hanya tersenyum pasrah sambil merapikan rambutnya kembali.
Aldo berlalu pergi menuju ruang kuliahnya, dia berlari kecil dengan tas yang hanya ia gendong satu talinya. Reyla masih menatapnya, menatap punggung itu.
"Gue paham perasaan lo," lirih Reyla sendiri.
Tatapan Reyla masih tak lepas menatap Aldo yang semakin menjauh, dan menghilang tertelah kerumunan. Bagi Reyla, Aldo adalah malaikat pelindungnya. Mereka cukup saling mengenal, dan Aldolah yang paling tau tentang Reyla. Dan kehadiran Laura, membuat Reyla sedikit takut. Bukan sedikit,tapi sangat takut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Blue
RomanceAku suka hujan, sebelum akhirnya reda di ujung kecewa. Aku tidak suka hujan, yang pada akhirnya membuatku terpaksa mengerti jeda di antara kita. Di bawah lampu jalan itu, semua benar-benar kau akhiri, kau tinggalkan semua cerita yang kukira akan men...