16

330K 5.7K 31
                                        

Leon semakin memperkikis jarak di antara mereka berdua. Jazmine yang jantungnya mulai berdegup kencang pun akhirnya tidak sanggup lagi untuk menatap Leon dari jarak sedekat ini.

Kedua hidung mereka mulai bersentuhan, Jazmine pun merasakan napas berbau mint Leon yang memburu menerpa permukaan wajahnya.

Dan Jazmine pun merasakan ada sebuah benda kenyal yang telah berhasil mengecup bibir ranumnya.
Kemudian dia merasakan benda kenyal yang ternyata bibir Leon itu pun mulai melumat bibir atasnya.

Ciuman yang semulanya kecupan, kini menjadi lumatan penuh nafsu, Leon terus mengecup, melumat, menyesap, dan menjilat bibir Jazmine dengan penuh nafsu dan rasa cinta.
Merasa ciumannya hanya berjalan sepihak, Leon pun menekan tengkuk Jazmine, agar dia mau membalas ciumannya.

Tetapi Jazmine tetap saja tidak mau membalas ciumannya, dan malah kini Jazmine melakukan pemberontakan-pemberontakan kecil untuk melepaskan dirinya dari kukungan Leon.

Geram dengan apa yang di lakukan Jazmine. Leon pun akhirnya menggigit bibir bawah Jazmine, dan otomatis Jazmine menjerit tertahan, dan mulutnya terbuka sedikit, Leon tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu, segera saja dia menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Jazmine.

Menjelajahi setiap isi dari di dalam mulut Jazmine. "Mmhh..," Jazmine pun mengerang tertahan, karena dia merasa kegelian dengan lidah Leon yang terus saja menelusuri setiap jengkal di dalam mulutnya.

Lidah Leon pun menemukan pasangannya, Leon segera membelit lidah Jazmine dengan lidahnya, saliva mereka pun sudah tercampur, dan akhirnya Jazmine pun mulai runtuh pertahanannya, akhirnya dia pun ikut hanyut dalam ciuman panas Leon.

Mereka sudah tidak memelrdulikan apapun lagi, yang ada di pikiran mereka hanyalah dapat memuasakan pasangan masing-masing. Suara decapan pun terdengar nyaring di tengah ruang ganti baju yang kosong itu. Leon masih belum melepaskan panggutan bibirnya dari bibir Jazmine. tangan Leon yang semulanya berada di tengkuk Jazmine kini berpindah tempat, menjadi menangkup payudara kiri Jazmine, meremas seperti itu adalah sebuah mainan.

Dan kini kedua tangan Jazmine pun mengalung indah pada leher Leon.
Leon tak membiarkan payudara yang satunya lagi merasa cemburu, dia pun meremas kedua payudara itu secara bergantian, Leon merasakan puting payudara Jazmine yang mulai mengeras. Seolah menantang untuk segera di lumat olehnya.

Leon pun membuka resleting dress yang di gunakan Jazmine, memlelorotkannya sampai ke pinggang Jazmine. Tampaklah kedua payudara yang menggantung indah di lapisi bra berwarna hitam.

Leon pun menurunkan ciumannya pada leher Jenjang Jazmine, mengecup dalam dan tidak membiarkan sejengkal pun terlewat. Memberikan tanda kepemilikan yang begitu banyak pada leher Jazmine.

Leon menggingit kecil telinga Jazmine dan berbisik "kau milikku sayang, kau hanya milikku!" Leon menatap ke arah payudara Jazmine yang masih terbungkus oleh bra. 'Ini sangat mengganggu.' Pikir Leon dalam hati.

Klikk

Bra itu pun sudah terbuka sempurna, menampakan kedua payudara dengan  puting yang sudah mencuat, bukti gairah yang sedang naik dari sang pemilik.

Leon meremas gemas kedua payudara itu. "Ini milikku sayang, tidak boleh ada yang menyentuh, meremas, apalagi sampai melumatnya seperti ini-" "aahh..," jeritan tertahan Jazmine, karena Leon langsung melumat puting payudara Jazmine dengan begitu beringas dan bernafsu.

Suara decapan antara bibir Leom dengan puting payudara Jazmine pun semakin nyaring terdengar. Untung saja ruang ganti baju ini kedap suara, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan.
Tapi Jazmine berharap ada seseorang yang mendengar aktifitas mereka, sehingga Jazmine bisa terbebas dari Leon yang sedang menyerangnya habis-habisan.

Kecupan Leon semakin turun dan berhenti di depan perut Jazmine yang datar dan mulus, lalu di kecupnya dalam perut Jazmine sambil meniatkan dalam hati 'kau akan segera hadir di sini nak, akan ku buat ibumu mengandungmu, dan kita akan bahagia bersama.'

Leon menanamkan beberapa kecupan di perut Jazmine. Jazmine yang sudah mulai lemas akhirnya hanya bisa pasrah dengan apa yang dilakukan Leon. Kakinya terasa lemas, untung saja Leon menahan pinggangnya agar tidak terjatuh. Kini Leon sudah berjongkok di depan perutnya.

Leon pun menurunkan sisa dress yang masih menggantung di pinggang Jazmine. Mata Leon pun berbinar, pemandangan indah kedua kalinya pun terpampang di depan matanya.

Kini pusat gairah Jazmine itu sudah mulai basah, terlihat dari luar celana dalamnya yang berwarna hitam juga, sudah terlihat basah sekali.

Leon ingin segera membenamkan wajahnya di antara surga kenikmatan itu. Leon pun mendekatkan wajahnya pada vagina Jazmien yang masih tertutup celana dalam itu, menghirup dalam aroma khas yang di keluarkannya. Leon pun terobsesi dengan baunya, sehingga dia ingin terus menghirup dan menghirup lagi.

Leon menggoda Jazmine dengan menjilat vagina Jazmine tepat di tonjolan kecil yang mulai membesar, "aahh..Leh..Leon, jangan." Jazmien berusaha menjauhkan wajah Leon dari vaginanya.
Tapi tenaganya tidak cukup untuk melakukan itu.

Leon pun senang dengan keadaan Jazmine yang sekarang sudah mulai kelelahan dan pasrah, itu membuat rencananya  semakin berjalan lancar.


Bersambung...

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang