17

339K 5.8K 31
                                        

Happy reading.. ^_^

.......

Sreettt...

Leon membuka sedikit kasar celana dalam Jazmine, dan kini celana dalam itu tergantung di kedua lutut Jazmine.

Leon membuka merenggangkan kedua kaki Jazmine, sehingga vaginanya terlihat lebih jelas. Leon membuka lembaran demi lembaran vagina Jazmine, dan terlihatlah klitorisnya yang sudah membengkak, seolah menggoda Leon untuk segera melumatnya.

"Aakkhh,,"  Jazmine mencengkeram pundak Leon, akibat hisapan Leon pada klitorisnya secara tiba-tiba.
"Leon..stop..pl..please..aakkhh..," Leon tak mengindahkan ucapan Jazmine yang susah payah menahan desahannya. Jazmine yang merasa hisapan dan lumatan Leon di daerah intimnya semakin beringas pun, terus mencoba untuk berontak di tengah ketidakberdayaannya.

Lidah Leon terus menjelajahi setiap jengkal dari vagina Jazmine, melumat bibir kemaluannya, dan kini Leon memasukan lidahnya ke dalam lubang vagina Jazmine, Leon membenamkan lidahnya begitu dalam, sehingga dapat merasakan ruang terdalam Jazmine, Leon mengeluar masukkan lidahnya di dalam lubang vagina Jazmine yang sudah mulai banjir oleh cairannya.

Ssllrrpp..sllrrpp.. Leon tak menyisakan setetes pun cairan Jazmine yang keluar, dia langsung menghisapnya, "aakkhh..sshh..Le..onnhh..oughh.." suara desahan Jazmine semakin menjadi, satu sisi dia ingin Menghentikan Leon, di sisi lain dia menginginkan seluruh sentuhan Leon, tubuhnya seakan mengkhianatinya.

Tiba-tiba seluruh tubuh Jazmine seakan-akan menginginkan seluruh sentuhan Leon. "Ya Sayang, teruslah sebut namaku, terus lah mendesah untukku, oh cintaku." Leon semakin mempercepat kocokan lidahnya di dalam vagina Jazmine yang sidah sangat basah.

"Aakhhh..ough..oughh.." Leon pun memasukkan lidahnya begitu dalam ke vagina Jazmine, sehingga kini seluruh permukaan lidahnya pun tidak terlihat. Jazmine pun mencapai puncaknya, vaginanya mengeluarkan cairan yang begitu deras dan banyak menerpa lidah Leon.

Leon menghisap cairan cinta yang di keluarkan oleh Jazmine dengan sangat rakus. Seolah tak membiarkan setetes pun cairannya mengalir keluar  ke paha Jazmine.

Leon pun bangkit, mensejajarkan dirinya dengan Jazmine. Dia melihat Jazmine yang terpejam sambil berusaha menormalkan napasnya.

Leon pun menyeka peluh Jazmine yang ada di wajahnya, dan merapihkan rambut di sekitar wajahnyan, Leon menyelipkan anak rambut Jazmine ke belakang telinganya. "Kau terlihat cantik, saat seperti ini sayang." Leon mengecup kening Jazmine, Jazmine pun tak menanggapi ucapan Leon, karena dirinya masih sibuk menormalkan napasnya.

Ciuman Leon turun ke mata, pipi, hidung, dan di akhiri dengan lumatan kecil di bibir Jazmine.
Turun lagi ke arah lehernya, memberikan tanda dimana-mana, menggigit kecil telinga Jazmine, Leon pun mengangkat sebelah kaki Jazmine dan merapatkan tubuh Jazmine ke tubuhnya, sehingga Jazmine bisa merasakan ereksi Leon yang sudah sangat besar dan keras.

"Kau bisa rasakan itu sayang, dia sangat menginginkanmu, dia sangat menginginkan berada didalam mu, di lembah hangat mu itu." Leon mengecup mesra pipi Jazmine.

"Jangan lagi Leon, aku tidak ingin," ucap Jazmine yang sudah sedikit  normal napasnya. "Kenapa?" Leon mengernyitkan dahinya, dan kini bibirnya membentuk garis tipis, seolah dia tidak suka dengan apa yang di katakan Jazmine tadi.

"Aku takut kalau nanti aku hamil." Jazmime hanya bisa memandang ke bawah, tidak berani menatap mata Leon. "Apa kau tidak ingin mengandung anakku? Apa kau tidak mencintaiku? Apa kau tidak mau hadirnya malaikat kecil di antara kita?" Ucap Leon yang mulai terpancing emosinya.

"Tapi tidak papa, kalau kau tidak ingin. Tapi aku akan tetap membuatmu mencintaiku, dan membuatmu mengandung benihku." Ucap Leon berbisik, dan mengusap perut Jazmine yang rata.

"Kau gila Leon, kenapa harus aku? Kenapa harus aku yang mengandung benihmu, dan kenapa harus aku yang mencintaimu? Kau sudah mempunyai Liora, kau tidak memikirkan perasaannya nanti seperti apa?"

"Karena hanya kau yang pantas, hanya kau yang pantas untuk mengandung benihku, hanya kau yang pantas menjadi ibu dari anak-anakku, hanya kau yang pantas untuk mencintaiku dan ku cintai, hanya kau yang pantas untuk ku milikki Jazmine, aku tidak peduli dengan Liora, aku hanya menginginkan dirimu. Aku akan menceraikan Liora, saat kau mengandung nanti, dan kita akan hidup bahagia." Ucap Leon berbisik di telinga Jazmine dengan suara yang begitu lembut.

"Tidak Leon! Ini tidak benar, aku tidak mau merusak kebahagiaan kakakku,--"

"Syutt.. bukan kau yang merusak kebahagiaannya, kalaupun nanti harus ada yang di salahkan, itu adalah aku."

"Biarkan aku memgisimu Jazmine, sayangku, cintaku, wanitaku, istriku."

Dan mereka pun melakukan hubungan suami istri itu dengan posisi berdiri.
Dan di akhiri dengan Leon yang mencapai puncak dan membenamkan dirinya sedalam dalamnya dan mengisi rahim Jazmine dengan spermanya yang banyak.

--------

"Leon dan Jazmine kemana ya? 15 menit lagi filmnya akan di mulai, tetapi mereka belum juga tampak batang hidungnya." Ucap Liora yang kini tengah berkeliling mencari suami dan adiknya.

Sudah beberapa kali dia menelepon ke ponsel Leon dan Jazmine, tapi tidak ada satupun dari mereka yang mengangkat panggilannya.

Sebenarnya kemana mereka ini? Ini salahku juga sih, kenapa saat berbelanja aku jadi lupa segalanya. Awas saja kalau mereka meninggalkanku menonton film duluan. Bain Liora.

Saat mata liora sibuk berkeliling menatap sekelilingnya, terlihatlah kedua manusia yang dicarinya sedari tadi. Segera saja Liora menghampiri Leon dan Jazmine sambil menengteng banyak tas belanjaannya.

"Honey, kau kemana saja? Aku mencarimu dan Jazmine dari tadi." Ucap Liora pada Leon.

"Dan Jaz, kenapa kau begitu berantakan, kau juga terlihat begitu lelah." Tambah Liora, yang melihat penampilan Jazmine yang agak berantakan dengan rambut yang tidak serapih tadi, dan cara berjalannya yang terlihat lelah.

Bagaimana dia tidak lelah, kalau dia dan Leon tadi habis melakukan sex--ralat bercinta dengan cepat.

"Tadi aku habis berkeliling saja dengan Jazmine, dan dia kelelahan karena sedari tadi dia berkeliling melihat pakaian yang bagus-bagus, dan ternyata dia hanya membeli cincin saja, ini." Leon menjelaskan alasan palsu, dan menunjukan tas belanja kecil yang berisi cincin yang di belinya untuk jazmine.

"Ya sudah ayo kita ke cinema, filmnya akan segera di putar sebentar lagi." Ucap Liora.
Dan akhirnya mereka bertiga pun pergi ke cinema.

Saat sudah sapai di cinema, mereka pun menitipkan belanjaannya pada putugas yang berjaga di sana, dan untung saja mereka mau di titipi belanjaan yang di dominasi oleh belanjaan liora.

Bersambung...

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang