Jazmine menyelesaikan suapan terakhirnya pada makanannya. Leon sudah menyelesaikan makannya dari tadi, dan sedari tadi Leon terus memperhatikan Jazmine makan sampai selesai.
"Leon sebenarnya ada apa dengan kak Liora? Aku bingung terhadap perubahan sikapnya yang tiba-tiba itu." Kini Jazmine mulai mengarahkan tatapannya menatap Leon.
"Huft-- dia bertanya apakah aku mencintaimu, dan tentunya aku menjawab dengan jujur, bahwa aku mencintaimu.. sangat." Leon mentapa dalam mata Jazmine.
"Apa!" Jazmine terkejut sampai-sampai menggebrak meja makan.
"Jazmine!" Leon membentak dan menatap marah pada Jazmine, bisa-bisanya Jazmine bersikap tidak sopan padanya.
Jazmine yang tadinya sudah menyiapkan sumpah serapah dari bibirnya, kini seakan nyalinya menciut, mendengar bentakan dari Leon yang tidak kalah membuatnya terkejut.
"Leon apa kau tahu?.."
Jazmine menjeda ucapannya, "bahwa aku merasakan sekarang kak Liora mulai membenciku, bahkan mungkin sangat membenciku." Jazmine berkata lirih pada Leon.Leon merah sebelah tangan Jazmine yang ada di atas meja makan, lalu dia menggenggamnya.
"Kenapa kau tidak berbicara dulu padaku sebelumnya Leon? Kenapa kau bertindak nekat?"
"Jazmine, sayangku, wanitaku, hidupku, dengarkan aku aku sudah tidak tahan harus terus bertahan bersama wanita yang tidak aku cintai, kau tahukan? Aku menikahi Liora semata-mata untuk mempermudah jalanku untuk mendapatkanmu, katakanlah aku egois, kau, Liora, bahkan siapapun tidak pernah tahu apa yang selama ini aku rasakan."
Mata mereka kembali bertatapan, menyiratkan kepedihan dan rasa bersalah.
Dan tanpa mereka sadari sedari tadi Liora mengintip dan mendengarkan segala percakapan mereka. Air mata sudah mengalir sejak tadi hingga kini matanya mulai membengkak dan hidungnya merah, Liora menahan isakan tangisnya dengan cara membekap mulutnya sendiri, dia ingin mencari tahu tentang Leon dan Jazmine yang mengkhianatinya, dengan cara mendengarkan percakapan mereka berdua.
--------------
Pagi pun menyapa, seorang wanita yang baru terbangun dari tidurnya dengan keadaan kacau mata membengkak, hidung memerah, dan kepalanya terasa pusing karena menangis semalaman.
Wanita itu adalah Liora, bahkan semalam Leon tidak tidur di kamar mereka, entah kemana suaminya itu.
Jujur Liora sebenarnya belum siap untuk bertemu apalagi berbicara langsung pada Leon dan Jazmine, setelah semalam dia mengetahui fakta yang hampir membuat dia tidak ingin hidup saja.
Liora tidak menyangka bahwa selama ini Leon tidak mencintainya, setidaknya sebelum Leon bertemu dengan Jazmine dia masih mencintai Liora.
Liora menyesal telah membawa Leon ke rumah untuk bertemu kedua orangtuanya waktu itu, dan bertemu dengan Jazmine. Tetapi cepat atau lambat pasti Leon akan mengetahui keberadaan Jazmine juga, dan Liora tidak bisa menyangkal itu semua.
Leon menikahi Liora hanya semata-mata untuk menjadikannya sebagai jalan untuk mendapatkan Jazmine.
Dengan menikahi Liora, Leon bisa semakin dekat dengan Jazmine, dan setelah dia menikahi Liora, Leon akan menceraikannya dan menikahi Jazmine, karena jika sampai Leon membatalkan pernikahannya dengan Liora dan langsung menikahi Jazmine, pasti keluarga mereka akan curiga, dan itu adalah hal yang tidak mungkin.
Jadi Leon rasa harus ada salah-satu dari mereka yang tersakiti dan menjadi korban, yaitu Liora.Liora menatap foto pernikahannya dengan Leon, memory indahnya dengan Leon, kenangan manisnya dengan Leon, hari bersejarahnya dengan Leon, dimana hari itu semua orang sangat bahagia, tak tetkecuali sang kedua mempelai pun ikut menunjukkan senyum terbaik mereka, berjanji untuk sehidup semati, dan haruskah kini semuanya berakhir dengan air mata?.
------------------------
"Kak Liora dimana? Kenapa dia masih belum juga keluar untuk sarapan?." Jazmine bertanya pada Leon. Saat ini mereka berdua tengah berada di ruang makan, tepatnya di meja maka.
Jazmine duduk di samping Leon. Memperhatikan Leon yang sibuk mengoleskan selai pada roti untuk mereka berdua.
"Sudah jangan pikirkan dia, jika dia lapar dia akan keluar.dari kamarnya." Dengan cuek Leon menaruh roti di piring Jazmine dan piringnya.
"Kau tidak boleh berbicara seperti itu Leon! Dia itu kakakku dan dia adalah istrimu!"
"Apa peduliku, sebentar lagi aku dan dia akan bercerai."
Jazmine menatap tidak menyangka pada Leon.
"Sudah cepat habiskan sarapanmu, kau harus ikut aku ke kantor."
"Apa?! Ke..kenapa aku harus ikut ke kantormu?"
"Menurut saja, jika kau tidak ingin aku hukum."
Jazmine segera menghabiskan sarapannya, dia tidak ingin di hukum lagi oleh Leon.
Bagus Jazmine sekarang kau sudah terlihat seperti perebut lelaki + suami orang. Batin Jazmine.
-----------------
Selamat Pagi Mr. Hemsworth
Selamat pagi Mr. Hemsworth
Good morning Mr. HemsworthKira-kira itulah sapaan yang terdengar dari orang-orang di kantor Leon saat Leon dan Jazmine memasuki kantor. Kantor itu adalah salah satu Perusahaan yang sangat besar dan sangat berpengaruh di berbagai belahan dunia itu.
"Good morning Mr. Hemsworth."
Sapa Amanda, sekretaris Leon, saat Leon dan Jazmine akan memasuki ruangan CEO. Dan tepatnya meja sekretaris di tempatkan di luar ruangan di depan ruang CEO."Morning, Amanda." Leon membalas sapaan Amanda.
"Apa kau sudah mengatur jadwalku hari ini?" Tanya Leon, sedangkan Jazmine hanya diam.
"Sudah sir, hari ini anda harus menandatangani beberapa berkas, dan juga siang nanti anda akan ada meeting dengan Mr. Braxton sampai malam." Amanda menjelaskan pada Leon. Leon memang sudah tahu bahwa hari ini dia ada meeting dengan Logan.
"Baiklah terima kasih, semoga harimu menyenangkan Amanda."
"Anda juga sir."
Dan setelah itu Leon membawa Jazmien ke ruangannya.
-----------------
"Apa aku harus menunggumu sampai malam?." Tanya Jazmine dengan wajah memelas pada Leon. Leon yang tadinya sedang menyelesaikan beberapa pekerjaan di laptopnya dan menandatangani beberapa berkas, akhirnya menolehkan pandangannya pada wanitanya yang sudah memasang wajah bosan itu.
"Apa lau bosan sayang?"
"Iya! Sudah tahu kenapa bertanya?!"
Leon terkekeh geli, baiklah kau boleh keluar dan berkeliling kantor ini, tapi jangan terlalu jauh, sebentar lagi kau harus menemaniku meeting.
Jazmine tersenyum gembira, dan karena terlalu senang Jazmien pun mencium pipi Leon dan langsung pergi keluar.
Leon menatap geli pada wanitanya itu, terkadang Jazmine memang suka bersikap seperti anak-anak. Tetapi itulah yang membuat Leon semakin mencintai Jazmine.
-----------------
Jazmine sudah berkeliling memutari kantor Leon, tetapi hanya sebagian karena kantor ini sangat luas! Dan Jazmine tidak kuat lagi untuk menelusuri kantor ini dengan berjalan kaki, meskipun ada beberapa lift, tetapi tetap saja dia merasa sangat lelah.
Jazmine putuskan untuk kembali lagi ke ruangan Leon. Dan sepertinya dia sudah terlalu lama berkeliling, padahal Leon menyuruhnya agar tidak lama-lama, dia harus cepat kembali ke ruangan Leon, sebelum pria itu marah dan menghukumnya.
Jazmine sedikit berlari ke ruangan Leon, dia tidah memperhatikan sekitar, dan..
Brukk!
Bersambung...
I'm sorry for typo :)Maaf kalau next nya lama, kemarin itu author abis liburan dulu, refreshing lah sebentar, nyegerin otak😅 biar banyak ide buat ngelanjutin cerita ini😀
See you next part.. 😉

KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother in-law
Roman d'amour• Warning : 18+ • [HR #4 in Romance] 12/05/18 •⚠NEW COVER • SINOPSIS • Jazmine dan Liora adalah seorang kakak dan adik, Liora telah memiliki suami bernama Leon. Setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon, kedua orangtua Liora dan Jazmine meninggal...