Leon memandangi wajah Jazmine yang tertidur tenang dan nyaman itu, lalu Leon merasakan pergerakkan kecil ketika dia tengah mengusap dengan lembut pipi wanitanya itu. Rupanya Jazmine menggeliat karena tidurnya terasa terganggu, Jazmine pun membuka kedua matanya lalu mengerjap-ngerjapkan matanya mencoba menyesuaikan cahaya.
Setelah Jazmine sudah sadar sepenuhnya, pertama kali yang di lihatnya adalah wajah seorang pria yang sangat dekat dengan wajahnya.
"Ups, aku mengganggumu ya?" Ternyata pria itu adalah Leon, Jazmine mengucek sebelah matanya, dan semua itu tak luput dari pandangan Leon, Leon memandang gemas pada Jazmine, bagi Leon apa yang di lakukan Jazmine saat ini sangat menggemaskan.
"Leon, jam berapa sekarang?" Tanya Jazmine yang masih berbaring menatap Leon yang tengah duduk menghadapnya.
Leon mengecup kedua pipi Jazmine, Leon memprlakukan Jazmine seperti buah hatinya, ya.. buah hatinya yang baru terbangun dari tidurnya.
Seketika perih menyerang hati Leon, mengingat buah hati bersama Jazmien yang belum sempat terlahir kedunia. Tapi raut kesedihan tak lama berganti lagi dengan kebahagiaan di wajah Leon, Leon tak ingin membuat Jazmine ikut sedih dan membuat Jazmine terbebani pikirannya, itu tidak baik untuk kesehatan Jazmine, biarlah Leon menyimpan kesedihannya tanpa di ketahui siapapun.
"Ini sudah sore, dan sebentar lagi jam makan malam." Leon ikut menaiki kasur dan duduk bersender di kepala ranjang di samping Jazmine, lalu Leon mengangkat tubuh Jazmine agar Jazmien duduk dengan posisi mengangkang di pangkuannya.
" Leon!" Jazmine memukul pelan pundak Leon, dia sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Leon, dan Leon hanya terkekeh.
Lalu pandangan mereka berdua bertemu, Leon mengusap rambut panjang Jazmine yang sedikit kusut karena habis bangun tidur, Leon merapihkan rambut indah Jazmine, dalam keadaan seperti apapun Jazmine selalu terlihat cantik dan sexy. Dan itu membuat sesuatu di bawah Leon terbangun minta di puaskan.
Oh sial! Umpat Leon.
Sudah beberapa hari ini Leon tidak menyentuh Jazmine, tentu saja dia sangat tersiksa, mengingat belakangan ini selalu saja ada masalah menghampiri mereka, dan itu semua cukup menguras hati dan pikiran mereka.
Entah siapa yang memulai kini bibir mereka tengah saling memanggut. Leon melumat habis bibir Jazmine, dan membelah bibir Jazmine dengan lidahnya untuk menelusuri kedalam mulut Jazmine. Tentu saja Jazmine tidak bisa menolak segala keinginan Leon, dan membiarkan lidah Leon menelusuri mulutnya.
Lidah mereka pun saling berjalinan di dalam sana, tangan Leon sudah berada di dalam kaos yang di kenakan Jazmine, mengusap punggung putih mulusnya, Jazmine mengerang di tengah ciuman panas mereka, merasakan usapan tangan Leon di punggungnya yang semakin membakar gairahnya.
Tiba-tiba Jazmine menghentikan ciuman mereka, Leon mengerang frustasi karena Jazmine menghentikan ciuman mereka secara sepihak. Leon terkejut saat Jazmine menyandarkan kepalanya di dada bidangnya, Jazmine terus bergerak-gerak mencari posisi nyaman di dada bidangnya.
Leon mengusap kepala Jazmine, Leom dapat mencium harus shampo di rambut Jazmine, membuatnya tak tahan mencium rambutnya.
"Sshh.. sayang jangan bergerak-gerak terus, kau tidak rasakan itu? Dia terbangun sayang." Bisik Leon di telinga Jazmine. Jazmine bukannya tidak merasakan sesuatu yang menonjol keras di bawah sana, tetapi dia sengaja mengabaikan itu.
Jazmine memainkan kancing kemeja Leon, memutari kancing kemeja itu dengan jari telunjuknya, Leon terus mengusap kepala Jazmine dengan lembut, Leon paham Jazmine tengah ingin bermanja-manja dengannya.
--------------------------
Suara alat masak dan segala aktifitas memasak lainnya terdengar dari arah dapur. Seperti biasa para pelayan tengah sibuk untuk menyiapkan makan malam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother in-law
Romance• Warning : 18+ • [HR #4 in Romance] 12/05/18 •⚠NEW COVER • SINOPSIS • Jazmine dan Liora adalah seorang kakak dan adik, Liora telah memiliki suami bernama Leon. Setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon, kedua orangtua Liora dan Jazmine meninggal...