"Lalu kalau dia kakakku, kenapa dia bisa tinggal disini? Dan dimana rumah kami?" Jazmine bertanya lagi pada Leon.
Sungguh saat ini Leon bingung harus menjawab apa?
"Kau ingin aku jujur atau bohong?" Ucap Leon, masih dengan posisi berjongkok di hadapan Jazmine.
"Tentu saja aku ingin jawaban jujur darimu, dan jangan kau pikir kau bisa membohongiku saat aku sedang hilang ingatan seperti ini, karena nantinya aku akan sangat membencimu!"
"Hey tenanglah sayang, oke, aku akan jujur. Walaupun nantinya..ini akan menyakitkan." Pandangan Leon meredup, dia menundukan kepalanya lalu menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya.
"Ya, benar.. kau memang benar kekasihku, itulah hubungan yang aku anggap saat ini denganmu, entah, kau menganggap hubungan ini sperti apa? Kau tahu Jaz? Saat kau tengah terbaring di rumah sakit itu, aku berjanji pada tuhan, bahwa aku akan menjadi manusia lebih baik lagi jika kau bangun dan tetap hidup, tapi... ku rasa aku telah melanggar janjiku."
Jazmine masih diam memperhatikan Leon.
"Dan ku rasa..saat ini tuhan sedang marah padaku, karena aku telah melanggar janjiku. Tapi apa boleh buat, aku akan melakukan apapun agar kau tetap disisiku, meskipun aku harus membuat tuhan marah padaku."
"Sungguh, ini terasa sulit Jaz, sulit rasanya jika harus mengungkapkan suatu kebenaran yang tak ingin kau ungkapkan sama sekali."
Lalu Leon menceritakan semua kebenaran dari kisahnya selama ini dengan Jazmine, dan Leon juga menceritakan hubungan sebenarnya dengan Liora.
"Dan sampailah pada kejadian mengerikan itu, kejadian yang membuatku takut, sangat takut.. perasaan yang sama saat aku melihat ibuku meninggal, kau kecelakaan, dan tanpa aku ketahui saat itu juga kau tengah mengandung anak kita, mengandung buah cinta kita."
Jazmine yang mendengar itu, langsung menempelkan tangannya di perutnya, dan ekspresi wajahnya menunjukan rasa terkejut dan tidak percaya, bahwa pernah ada kehidupan di dalam perutnya. Dan seketika kesedihan meliputi hatinya, saat dia harus mengetahui bahwa dia harus merelakan janin yang belum sempat terlahir kedunia.
Tatapan Leon juga mengarah pada perut Jazmine, menatap sedih ke arah sana.
"Ke..kenapa hiks.. kenapa aku setega itu untuk menghianati kakakku sendiri Leon, hiks..hiks.. dan bahkan aku sampai mengandung anakmu, dan ki..kini ba..bayiku hiks.."
Leon langsung memeluk Jazmine, mencoba menenangkannya.
"Sstt.. sudah, ini semua bukan salahmu, aku yang bersalah sayang."
"Ta..tapi bayiku.. hiks.. meskipun dia hadir dari hasil hubungan terlarang ini, tapi aku sangat menginginkannya Leon hiks.. aku sangat menyayanginya, aku menginginkannya hidup Leon, hiks..hiks."
"Sudahlah sayang, aku juga sangat menginginkan anak kita, tapi mungkin tuhan lebih menyayanginya, kita ikhlaskan saja, dia sudah bahagia disisi tuhan saat ini." Leon mengusap-usap punggung Jazmine dengan lembut.
"Sekarang kau harus makan, kau juga harus memikirkan kesehatanmu sayang." Leon mengambil nampan berisi makanan yang berada di atas nakas.
Jazmine merenung, memikirkan betapa buruknya dia dulu, menghianati kakak kandungnya sendiri, hamil anak kakak iparnya, lalu dirinya mengalami kecelakaan yang menyebabkan dia keguguran dan amnesia.
Apakah ini semua balasna untukku? Batin Jazmine.
----------------------------------
Pagi menyapa, Jazmine baru saja bangun dari tidurnya.
Dia menggeliat untuk sekedar merenggangkan otot-ototnya.Terakhir kali sebelum dia tidur semalam, Leon berada di sampingnya.
Tapi kemudian dia melarang Leon untuk tidur menemaninya, karena bagaimana pun Leon masih suami sah dari kakaknya Liora.Tapi kemudian Leon memaksa untuk tetap tidur menemaninya, dengan alasan takut kalau Jazmine akan kenapa-kenapa, karena Jazmine belum sepenuhnya sembuh.
Dan akhirnya karena Jazmine yang sudah terlanjur mengantuk, dia pun membiarkan Leon tidur di sampingnya, tanpa mempedulikannya.Mereka hanya tidur, tanpa melakukan sesuatu yang 'lebih'. Leon pun tidur tanpa memeluk Jazmine, dan Jazmine tidur membelakanginya dengan memeluk gulingnya.
Jazmine menguap, lalu mulai bangun dan mengusap wajahnya. Dia putuskan untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.
Setelah 15 menit berada di dalam kamar mandi, Jazmine akhirnya menyelesaikan mandinya dan keluar dari dalam kamar mandi. Lalu mulai melangkahkan kakinya ke arah lemari pakaian, dan memilih dress selutut dengan tangan panjang berwarna soft pink.
Sedikit merapihkan rambutnya, setelah itu dia langsung keluar dari kamarnya.
-----------------------------
Saat Jazmine tengah menuruni tangga, tiba-tiba dia mendengar suara gelak tawa dari meja makan.
Jazmine semakin mempercepat langkahnya untuk menuruni tangga dan berhenti saat dirinya ada di anak tangga terakhir.
Jazmine memperhatikan dua orang berbeda jenis kelamin sedang duduk dan tertawa di meja makan.
Lalu tiba-tiba lelaki yang tadinya sedang fokus tertawa, pandangannya teralihkan ke arah Jazmine. Sepertinya Jazmine tidka asing dengan lelaki itu.
"Oh hi Jazmine, kemarilah." Lelaki itu adalah Logan, dan wanita yang duduk di depannya adalah Liora.
Jazmine dengan ragu melangkahkan kakinya mendekati mereka berdua.
"Kau sudah bangun Jaz?" Tanya Liora, selama 1 minggu ini, Jazmine jarang berinteraksi dengan Liora, itu karena Leon yang tidak memberitahukan siapa Liora sebenarnya pada Jazmine.
Tapi Jazmine tahu dan merasakan bahwa Liora adalah kakak yang baik."Ayo duduk, kita sarapan bersama."
Liora mempersilahkan Jazmine duduk.
Jazmine tengah tertunduk, karena ini pertama kalinya setelah dia kecelakaan dia bisa sedekat ini dengan Liora dan orang lain.Jazmine duduk di samping Liora, "bagaimana keadaanmu? Semalam aku menyuruh marry untuk mengantarkan makanan dan obat padamu, apa kau menghabiskannya?"
Tanya Liora, sambil mengusap rambut Jazmine dengan lembut.Ohh.. betapa baik dan lembutnya dia, aku sungguh berdosa telah menghianatinya, dia tetap bersikap baik padaku setelah apa yang aku lakukan padanya, aku menyayangimu kak. Ucap Jazmine dalam hati.
"I..iya k..kak, aku menghabiskannya."
Lidah Jazmine sedikit kelu saat memanggil Liora 'kakak'."Baguslah." Ucap Liora.
"I..ini siapa?" Tanya Jazmine yang melirik ke arah Logan.
"Oh.. aku Logan, aku sungguh cemas saat memdengar kau kecelakaan dan membuatmu hilang ingatan seperti ini, aku sunggub menyayangkan kau melupakan temanmu yang tampan ini." Ucap Logan di akhiri kekehannya. Dan membuat Jazmine dan Liora juga ikut tersenyum mendengar ucapan Logan.
Logan juga sudah mengetahui bahwa Jazmine dan Leon tidak hanya sekedar kakak dan adik ipar, Logan tahu mereka lebih dari itu. Dia tahu dari orang suruhannya, dan tentunya hasil memaksa Liora, karena Logan lihat Liora semakin terlihat murung dan sedih.
Dia memang sudah menaruh curiga pada Jazmine dan Leon, terbukti dari sikap Leon yang berlebihan pada Jazmine.
Dan niatnya untuk memiliki Liora semakin kuat setelah dia mengetahui bahwa Leon telah menghianati Liora, setelah sebelumnya Logan menyerah karena Liora sudah di miliki oleh Leon. Tetapi rupanya Leon sendiri yang melepaskan Liora untuknya, menambah semangatnya untuk semakin ingin menjadikan Liora sebagai miliknya.
Jazmine menolehkan kepalanya ke kiri dan ke kanan, seolah sednag mencari keberadaan sesuatu.
Rupanya tingkahnya itu di perhatikan oleh Liora, dan Liora tahu apa yang tenagh Jazmine cari.
"Leon tidak ada, dia sudah berangkat ke kantor karena ada hal penting katanya."
Pipi Jazmine memerah saat tertangkap basah tengah mencari keberadaan suami kakaknya itu, dan lebih parahnya lagi Liora yang menangkap basah gerak-geriknya.
Bersambung...
I'm sorry for typo :)

KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother in-law
Romansa• Warning : 18+ • [HR #4 in Romance] 12/05/18 •⚠NEW COVER • SINOPSIS • Jazmine dan Liora adalah seorang kakak dan adik, Liora telah memiliki suami bernama Leon. Setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon, kedua orangtua Liora dan Jazmine meninggal...