Leon sungguh tak mengerti dengan sikap Jazmine yang tiba-tiba mendiamkannya, Leon putuskan untuk pergi ke kamarnya. Karena Leon sudah tidak tahan ingin segera menyegarkan tubuhnya dengan mandi.
------
Cklek..
Leon keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar dari sebelumnya. Handuk yang melilit dari pingggang sampai lutut, dengan rambut yang masih basah, menambah kesan sexy pada dirinya.
Leon menggosok-gosokkan handuk kecil ke rambutnya, bermaksud untuk mengeringkannya, meskipun tidak akan kering sepenuhnya.
Leon melihat Jazmine yang sedang melihat-lihat majalah fashion terbaru.Sedari tadi pikiran Leon hanya terfokus pada Jazmine, sebenarnya apa yang terjadi dengan Jazmine? Kenapa dia menjauhinya? hingga saat mandi pun dia ingin cepat-cepat selesai, untuk menemui wanitanya.
Leon duduk di tepi ranjang, membelakangi Liora, pandangannya lurus ke depan, sedangkan pikirannya sedang berkelana memikirkan Jazmine.
Tiba-tiba dia merasakan ada tangan yang mengusap punggungnya yang terbuka, kemudian memeluknya dari belakang. Dan itu adalah Liora. Sebenarnya Leon tidak nyaman dengan perlakuan Liora padanya, dia inging segera melepaskan pelukan Liora.
"Sayang..,"
Suara Liora terdengar begitu lembut, dan sengaja sedikit mendesah saatengucapkan kata 'sayang'. 'Tidak biasanya dia menyebutku seperti itu, pasti ada yang dia inginkan' ucap Leon dalam hati.
"Hmm." Leon menjawab dengan deheman saja. Liora menyandarkan kepalanya pada punggung kekar Leon.
"Aku ingin segera mempunyai bayi." Ucap Liora, yang kini kedua tangannya tengah mengusap dada bidang Leon.Leon menghembuskan napas berat, perkataan Liora tadi, sedikit mengganggu pikirannya.
Aku juga ingin mempunyai bayi, tapi bukan denganmu. Batin Leon."Sshh.. Liora jangan bicara apapun dulu padaku, aku sedang banyak pikiran." Leon melepaskan secara halus kedua tangan Liora yang tadi memeluknya.
Liora merasa tersentak sesaat dengan perbuatan Leon padanya, "o..oh iya, kau pasti sedang banyak pikiran dan kelelahan karena masalah kantor tadi, maafkan aku honey, jika aku mengganggumu, perkataanku tadi tidak usah di pikirkan." Dengan menahan air mata yang hampir jatuh Liora pun pergi ke dalam kamar mandi.
Leon yang melihat itu, langsung pergi menuju lemari dan segera mengenakan pakaian, lalu pergi keluar kamar untuk menemui Jazmine.
Sedangkan di dalam kamar mandi terdengar isakan kecil dari seorang wanita. Liora menatap cermin besar di depannya, Liora membasuh wajahnya dengan air, lalu dia melihat ke cerimin itu lagi, 'sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kau jadi seperti ini sayang? Kenapa kau bersikap dingin padaku? Apakah aku sudah tidak penting lagi bagimu?' Liora membatin.
-------
Cklek.. Leon membuka pintu kamar Jazmine, lalu menutupnya lagi. Leon tidak melihat Jazmine di tempat tidur queen size nya, dan Leon mendapati pintu menuju balkon kamar yang terbuka.
Segera Leon menghampiri balkon, dan terlihatlah wanita yang sedari tadi mengganggu pikirannya, dia sedang memnadangi langit.
Memang posisi penthouse Leon sedikit jauh dari kota, sehingga jika malam hari seperti ini tidak terlalu bising seperti di kota.Leon menghampiri Jazmine dengan perlahan dan langsung melingkarkan kedua tangannya di perut Jazmine.
Jazmine tersentak, dia menolehkan kepalanya ke belakang dan terlihatlah wajah Leon yang menatapnya sendu.Jazmine ingin melepaskan pelukan Leon, tetapi Leon segera menahannya, "biarkan seperti ini sebentar saja." Lalu Leon menempatkan dagunya di atas bahu Jazmine, memejamkan matanya sejenak. Jazmine yang tidak mau berdebat lagi dengan Leon, akhirnya membiarkan Leon memeluknya.
Semilir angin menerpa tubuh mereka berdua, Leon pun semakin memlererat pelukannya pada Jazmine.
"Kau kenapa, darl?" Leon mulai membuka suaranya. Masih belum ada jawaban yang keluar dari mulut Jazmine.
"Jangan diamkan aku seperti ini sayang, aku tidak akan mengerti kesalahanku, jika kau terus diam seperti ini." Leon melembutkan suaranya dan mengusap perut Jazmine yang masih rata.
"Sudahlah Leon, aku tidak ingin membahas apapun lagi denganmu, tolong tinggalkan aku, tinggalkan kamar ini."
Leon membalikkan tubuh Jazmine menjadi menghadapanya.
"Tatap aku sayang,""Jaz, aku minta maaf, kalau aku mempunyai kesalahan padamu aku minta maaf, tapi tolong jangan seperti ini padaku, aku tidak bisa kalau harus selalu di abaikan olehmu, aku tidak bisa di diamkan olehmu, sayang aku sangat mencintaimu lebih dari apapun." Leon menyatukan dahi mereka berdua.
Mencium mata, pipi, hidung, dagu, dan bibir Jazmine.Leon memnaggut bibir Jazmine dengan penuh perasaan, kedua tangannya telah melingkar indah di pinggang Jazmine, menyudutkan Jazmine di sudut balkon.
Leon menyingkirkan rambut Jazmine ke belakang, ciumannya turun ke leher Jazmine.
Mengecup leher Jazmine dengan lembut, memberikan tanda kepemilikannya disana.Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother in-law
Romantik• Warning : 18+ • [HR #4 in Romance] 12/05/18 •⚠NEW COVER • SINOPSIS • Jazmine dan Liora adalah seorang kakak dan adik, Liora telah memiliki suami bernama Leon. Setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon, kedua orangtua Liora dan Jazmine meninggal...