46

151K 5.3K 542
                                    

Saat Leon sudah sampai di ruang makan, dia melihat Liora yang sudah duduk di meja makan, duduk tanpa melakukan apapun, pandangannya kosong.

Leon semakin mempercepat langkahnya menuju meja makan, setelah dia sampai di meja makan, Leon pun menarik kursi dan duduk di depan Liora, mereka duduk saling berhadapan meskipun terhalang oleh meja.

Liora menatap datar Leon, Leon pun membalas tatapan dari Liora.

Sampai suara langkah kaki membuyarkan tatapan Leon pada Liora, Leon menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Jazmine yang sedang berdiri, dia seperti bingung apakah dia harus meneruskan langkahnya ke meja makan atau dia harus berbalik ke kamar lagi. Karena jujur, Jazmine sangat takut kehadirannya dapat merusak suasana.

Jazmine sadari Leon menatapnya, Jazmine berusaha bertanya pada Leon lewat gerak matanya, tetapi Leon malah menatapnya diam.

Akhirnya Jazmine putuskan untuk melanjutkan langkahnya, dia berusaha setenang mungkin di dalam suasana yang sedang menegangkan ini.

Sampai akhirnya Jazmine sudah ada di meja makan, lalu Jazmine menarik perlahan kursi yang langsung berhadapan dengan Leon dan Liora.

"Tuan.." seorang pelayan berbicara, namun Leon langsung menyuruh seluruh pelayan yang ada di ruang makan untuk pergi.
Dan seluruh pelayan itu pun mematuhi ucapan Leon.

Kini di ruang makan itu hanya tersisa Leon, Jazmine dan Liora.

"Ayo mari kita makan." Leon mencoba membuat suasana sedikit tenang.
Lalu mereka pun mulai mengambil lauk ke piring masing-masing.

"Hmm.. kak syukurlah kau mau keluar dari kamar dan makan, aku takut sakit magh kakak kambuh lagi." Jazmine berusaha mencairkan suasana, di tengah makan malam yang hening itu dan hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Hmm." Liora menanggapi ucapan Jazmine dengan gumaman saja, Liora pun sama sekali tidak menoleh pada Jazmine, dia fokus pada makanannya.

Leon mengalihkan tatapannya secara bergantian pada Jazmine dan Liora.

"Ekhem.. Lio aku ingin menjelaskan dan meluruskan masalah ini."
Ucap Leon.

"Nanti saja setelah makan, tidak baik berbicara saat makan." Ucap Liora yang lagi-lagi tidak menatap lawan bicaranya, pandangannya terus terfokus pada makanan yang sudah setengah habis di piringnya itu.
Liora hanya sedang memantapkan hatinya, dia terus meyakinkan dirinya bahwa keputusannya ini baik untuk dirinya maupun untuk Leon dan Jazmine.

Ya.. Liora sudah memutuskan sesuatu untuk hubungannya dengan Leon kedepannya akan seperti apa, mungkin keputusan yang dia ambil akan mengubah sebagian besar hidupnya.

"Hmm.. baiklah." Ucap Leon.

Mereka pun melanjutkan makan dengan tenang, dan tidak ada yang memulai percakapan lagi.

---------------

"Baiklah, jadi sudah berapa lama kalian menipuku?" Tanya Liora pada Leon dan Jazmine, Liora bersyukur atas dirinya yang bisa setenang ini dan tidak terbawa emosi.

"Liora, ini semua karena salahku, aku yang memulai semua kekacauan ini, tapi kali ini aku akan jujur, sebenarnya aku tidak mau terus menerus menyakitimu." Leon mulai menjelaskan. Sedangkan Jazmine sudah menunduk dan menahan tangisnya.

Cerita pun mengalir dari bibir Leon, dan setiap Leon mengeluarkan setiap kata dari bibirnya, Liora meremas jari - jari tangannya sendiri, seolah dia sedang menahan segala perasaan saat bibir Leon mengatakan kata-kata yang membuat hati dan telinganya sakit saat mendengarnya.
Sedangkan sedari tadi air mata Jazmine sudah keluar, dia merasa malu, kecewa, marah pada dirinya sendiri.

"Liora, aku sangat mencintainya, aku juga tidak ingin kau menderita karena sikap dan perbuatanku, aku hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk mengungkapkan padamu, bahwa kau bukan pemilik hatiku lagi, seandainya takdir mempertemukan diriku dengan Jazmine terlebih dahulu, aku tidak akan membuatmu menderita seperti ini." Leon mulai menggenggam jemari Liora.

"Liora aku tahu aku salah, aku lelaki brengsek, aku lelaki yang tidak baik, aku egois, dan silahkan kau hina aku sepuasnya, tapi aku sangat mencintai Jazmine, bahkan aku rela mati deminya, dan... aku minta maaf atas semua kesakitan yang aku berikan padamu." Leon menatap dalam Liora.

Liora menatap sendu pada Leon, lalu di alihkan tatapannya pada Jazmine yang sudah menangis tersedu-sedu.

Liora tahu sifat Jazmine dari kecil, Jazmine tidak akan berbuat sejahat dan senekat seperti ini, kalau tidak ada orang lain yang memaksanya.
Liora sadar Jazmine juga korban disini, Sakit saat Liora memdengar dari mulut Leon, bahwa Jazmine telah di perkosa olehnya, dan Leon menjelaskan semua itu, atas dasar Leon sangat mencintai Jazmine.

Liora mencoba untuk menenangkan hati dan pikirannya sejenak, sebelum dia mengatakan keputusan yang sudah di pikirkan matang-matang olehnya.

"Ceraikan aku, menikahlah dengan adikku." Leon semula menatap Liora dengan dalam, seketikaerubah tatapannya menjadi tatapan terkejut, namun Leon segera merubah ekskpersinya lagi menjadi lebih tenang.

Jazmine pun sama, dia menatap sangat terkejut pada Liora, Jazmine menatap Liora dengan sisa-sisa airmata di pipinya.

"Kak.." Jazmine berucap lirih.

"Tidak Jaz, aku mengerti sekarang, sebenarnya tidak ada yang salah dalam masalah ini, cintalah yang membuat Leon bisa berbuat senekat ini, aku mengerti dirinya Jaz, saat sebelum kami berpacaran pun, Leon sempat ingin melakukan hal 'itu' padaku, karena saat itu aku yang masih ragu untuk menerima cintanya.
Menikahlah, jika itu membuat kalian bahagia, aku tidak papa, lagi pula akan percuma jika aku terus mempertahankan hubungan ini, karena aku hanya berjuang sendirian, hiks.. lagi pula sebentar lagi pasti aku akan mempunyai keponakan kan? Hahaha.. kau curang Jaz, kau mendahuluiku, hiks.." Itulah keputusan yang Liora ambil, dia memilih mengalah, dia sadar cinta tidak bisa di paksakan, dan mau berbuat apalagi? Jika suaminya sudah tidak mencintainya lagi.
Untuk saat ini Liora akan berusaha mengubur semua lukanya, dan mencoba menjalani hari-hari seperti biasanya, biarkanlah semua ini mengalir dan biarkan takdir yang menentukan kemana Liora harus melangkah.

Liora bsrusaha menerbitkan senyum terbaiknya, Leon yang menatap takjub pada Liora, ikut membalas senyumnya, terbuat dari apa hati wanita itu? Apakah dia malaikat yang di turunkan tuhan ke bumi?.

"Kakak.." Jazmine langsung memeluk erat Liora, Liora pun membalas pelukan Jazmine tak kalah erat.

"Maafkan aku..hiks.." Jazmine menangis di bahu Liora.

"Tidak papa, adikku." Liora mengusap-usap punggung Jazmine.

Bersambung...
I'm sorry for typo :)

Affair With Brother in-law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang