Jazmine menuruni tangga dengan sangat perlahan dan hati-hati. Karena setiap dia mencoba melangkahkan kakinya, rasa nyeri itu terasa semakin menyengat di kewanitaannya. Sambil terus menuruni tangga dengan berpegangan pada pegangan tangga, Jazmine terus mengumpati Leon dan menyumpah serapahinya.
Dia menyesal, kenapa dia memilih kamar yang berada di lantai dua mansion ini, dia juga menyesal kenapa dia harus memilih satu rumah dengan kakaknya, kalu bukan karena pesan terakhir dari orang tuanya Jazmine memilih untuk tidak tinggal satu rumah dengan Leon dan Liora. Tapi sudahlah semua ini sudah terlanjur terjadi, lagi pula dia akan tinggal di mana dan bersama siapa kalau bukan dengan kakak dan kakak iparnya.
Memang kedua orang tua Jazmine dan Liora sudah meninggal saat dua bulan yang lalu, tepatnya setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon diselenggarakan. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan mobil, saat kedua orang tuanya ada tugas di luar kota, dan terjadilah tabrakan naas yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Saat sudah mencapai anak tangga terakhir, Jazmine menghembuskan napas lega. Lalu Jazmine melihat Liora tengah sibuk menata piring di meja makan. Jazmine pun menghampiri Liora. Dengan berjalan tertatih-tatih untuk menghampiri Liora, Jazmine tak sadar bahwa Liora sedari tadi sudah memperhatikannya. Liora merasa sedikit aneh dengan cara berjalan adiknya itu. "Jaz, kau sudah bangun? Ada apa dengan cara berjalanmu itu?" Tanya Liora.
Deg..
'Aku harus jawab apa?' Jazmine berkata dalam hati dengan harap-harap cemas.
"Um..umh..a..aku..ti..tidak papa kok kak, hehe.. saat aku mandi tadi, aku...aku terpeleset, iya..terpeleset, jadi kakiku sakit seperti." Jawab Jazmine gugup dan di akhiri dengan cengiran khas nya.
"Ooh.." melihat reaksi Liora yang tampaknya percaya-percaya saja, membuat Jazmine menghembuskan napas lega sekali lagi. "Dan kenapa Lehermu merah-merah seperti itu?" Liora bertanya lagi pada Jazmine dengan penuh rasa penasaran, 'Leon sialan!' umpat Jazmine dalam hati, "Mmhh..ini..ini.. ah aku juga tidak tahu kak, mungkin semalam ada serangga besar yang menggigit leherku ketika aku tidur." Jazmine merasa cemas, dia tahu alasannya kali ini tidak masuk akal.
"Ya sudah sini bantu kakak menyiapkan sarapan." Ucap Liora. Jazmine akhirnya menghela napas lega, dia bersyukur akhirnya Liora tidak curiga dan Jazmine langsung membantu Liora, meskipun sedikit kesusahan, karena setiap kali dia bergerak, rasa perih yang sangat menyengat di bagian bawahnya sangat terasa.
"Para pelayan kemana kak?"
"sebagian sibuk dengan pekerjaan lain, dan sebagian lagi tengah sibuk di dapur." Jazmine hanya ber-oh ria mendengar penuturan dari Liora, "kakak yang menyuruh mereka untuk di dapur saja, biar kakak yang mengurus bagian meja makan." Jazmine pun mengangguk untuk menanggapi Liora.
....
Saat Jazmine tengah menyusun makanan di meja, tiba-tiba Liora bersuara. "Hi honey." Ucap Liora sembari tersenyum lembut ke arah seseorang di belakang Jazmine. Dengan ragu Jazmine menengok ke arah belakangnya. Terlihat lah Leon yang sedang menuruni tangga, dan dia sedang mengancingkan kancing tangan kemejanya, dengan dasi yang masih belum tersimpul rapih menggantung di lehernya.
Leon adalah seorang CEO dari perusahaannya sendiri yaitu Hemsworth Corp, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti. Leon juga mempunya bisnis sampingan yaitu restoran-restoran bintang 5 yang sudah tersebar di berbagai kota New York, hotel, mall dan masih banyak lagi bisnis sampingan yang dimiliki oleh seorang Leon Hemsworth, yang tentunya tidak akan pernah membuatnya menjadi gelandangan.
Leon hanya memberikan senyuman tipis pada Liora, lalu tatapannya beralih pada Jazmine yang masih diam, atau lebih tepatnya diam mematung karena gugup, ditambah lagi kejadian semalam yang masih seperti sebuah mimpi untuknya.
Jazmine merasa tatapan mata Leon padanya sangat tajam sekaligus membakar, tetapi menyiratkan kelembutan dan rasa cinta yang sangat besar. Liora langsung menghampiri Leon dan mulai membantu memasangkan dasi berwarna Dark blue.
Liora sangat terpesona dengan penampilan suaminya hari ini, dengan memakai kemeja berwarna putih, celana hitam, jas hitam yang ada dirangkulan tangannya, sepatu hitam yang mengkilat, di tambah wajah rupawan bagaikan dewa-dewa dari yunani, menambah nilai plus untuk lelaki di hadapannya, dan beruntungnya lelaki ini adalah suaminya.
Saat sedang mencoba memasangkan dasi Leon, tiba-tiba Liora menghentikan aktifitasnya tentu saja dasi yang tadinya akan segera tersimpul rapih, kini berantakan kembali. "Uh.., aku lupa, aku sedang membuat kopi mocca panas untukmu, sebentar ya aku akan mengambilnya dulu." Lalu Liora pun pergi ke dapur, dapur dan meja makan di mansion itu terpisah dan hanya di batasi oleh tembok.
Leon pov
Saat aku tengah menatap wajah kekasihku, tiba-tiba Liora langsung menghampiriku dan langsung membenarkan dasiku. Apa-apaan dia, apakah dia tidak tahu bahwa kelakuannya bisa membuat wanitaku cemburu.
Saat Liora sedang membenarkan dasiku, ku lihat wajah cantiknya berseri-seri. Liora memang cantik, tapi tidak secantik gadisku. Lalu ku alihkan pandanganku kearah Jazmine dia hanya diam mematung sambil menunduk, oh..manis sekali dia, rasanya aku ingin segera memeluk dan menciumnya.
Dan tiba-tiba Liora menghentikan aktifitasnya pada dasiku. Lalu dia berkata ingin mengambilkan kopi mocca untuku, dan dia segera pergi dari hadapanku. Baguslah, aku jadi bisa berduaan dengan wanitaku.
Setelah memastikan Liora hilang di balik pintu dapur. Aku mulai mendekati Jazmine yang sedikit gugup. Kini aku sudah ada di hadapannya, sedangkan dia masih saja menunduk, saat aku mulai semakin mendekat, tiba-tiba pipinya memerah. Aku pun tertawa dalam hati, kau blushing karena aku sayang?.
Ku arahkan tanganku untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik wanitaku ini, lalu aku menyelipkan ke bebelakang telinganya. Semakin terlihat jelas lah kini pipi Jazmine yang memerah, sejenak aku terpesona dan ingin mengecup pipi merahnya yang menggemaskan.
Oh..betapa manisnya kau mine. "A..ada apa?." Akhirnya Jazmine mulai membuka suara. Suaranya yang lembut inilah yang ingin aku dengar dari tadi. "Tolong pasangkan dasiku, mine." Dia sedikit terkejut, entah karena aku memintanya untuk memasangkan dasiku atau karena aku memanggilnya dengan sebutan mine.
"Bu..bukannya tadi kak Liora akan memasangkannya." Ucapnya sekali lagi dengan gugup. "Aku ingin kau yang memasangkannya, kalau tidak aku akan langsung menyetubuhimu di sini, di depan Liora." Ucap ku mengancam, ku lihat matanya yang indah langsung membola. "Kau gila! kau tidak mungkin melakukan itu, di saat istrimu ada di sini." Ucapnya dengan nada tidak suka.
"Cepatlah sugar, atau aku tidak akan segan-segan mencetitakan tentang kejadian semalam pada kakakmu."
"Kau tidak akan pernah berani. Aku yang akan mengadukan mu pada kakakku bahwa kau memperkosaku semalam."
"Oh ya? Kau pikir Liora akan percaya padamu?."
"Tentu saja, aku kan adiknya."
"Hey sayang, kau melupakanku? Aku suaminya, dan harus kau tahu babe dia sangat mencintaiku dan sangat mempercayaiku."
"Brengsek kau! Kau memanfaatkan cinta kakakku."
"Terserah. Sekarang aku memintamu untuk memasangkan dasiku sekarang!" Kini ku keluarkan sifat arogant dan pemaksa ku.
Aku tersenyum, akhirnya gadisku yang sedikit keras kepala itu mulai menuruti perintahku. Dia mulai meraih dasiku dan mulai memasangkannya dengan setengah menggerutu. Saat Jazmine sudah selesai memasangkan dasiku, aku langsung menarik tubuhnya ke tubuhku, sehingga kini tubuh kami tidak ada jarak sedikitpun.
Aku memeluk erat pinggang Jazmine, sedangkan Jazmine terus meronta berusaha ingin melepaskan diri dariku, tapi takkan ku biarkan itu, aku malah semakin mempererat pelukanku.
"Leon, Jazmine? Apa yang sedang kalian lakukan?"
Bersambung...

KAMU SEDANG MEMBACA
Affair With Brother in-law
Romantika• Warning : 18+ • [HR #4 in Romance] 12/05/18 •⚠NEW COVER • SINOPSIS • Jazmine dan Liora adalah seorang kakak dan adik, Liora telah memiliki suami bernama Leon. Setelah seminggu pernikahan Liora dan Leon, kedua orangtua Liora dan Jazmine meninggal...