Sebuah dilema (Part 8)

38 1 0
                                    


PART 8

Setelah pegawai tersebut meninggalkan ruangannya Yam mengunci dari dalam pintunya, supaya kalau sewaktu-waktu ada yang masuk Yam bisa tahu lebih awal, karena ia tidak ingin ketahuan sedang membuka-buka berkas dari pak bos. Meskipun hatinya sangat kesal diberi pekerjaan setumpuk ia tetap ikut bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan tempatnya bekerja. Maka secara diam-diam namun penuh tanggungjawab ia mulai mempelajari berkas dihadapannya.

Seolah tak ingat segala kejadian yang sedang dialaminya yam sibuk dengan pekerjaannya, mempelajari kata demi kata, baris demi baris tak ada yang terlewatkan karena berkas tersebut adalah MOU dengan perusahaan mitra yang akan bekerjasa dalam pengadaan bahan lokal penunjang produksi di perusahaan tempatnya bekerja. Jadi harus dipelajari dengan seksama jangan sampai ada yang merugikan kedua belah pihak apalagi perusahaan bosnya, maka harus dicermati dengan kehati-hatian.

Yam selalu mementingkan tanggungjawabnya terhadap kepentingan orang lain apalagi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Meskipun hatinya sedang berduka memikirkan apa yang sedang dialaminya dalam keluarganya ditepisnya segala persoalan demi memberi yang terbaik untuk perusahaan tempatnya bekerja. Waktu berlalu dengan cepat, meninggalakn Yam yang telah selesai menyiapkan berkas untuk MOU besok dengan perusahaan lain.

.......

Saat-saat bengong adalah saat yang paling tidak disukai Yam karena saat seperti itu mengingatkan dengan jelas segala kesedihan. Tergambar jelas apa yang berkali-kali terjadi dan selalu diulang dengan sengaja. Yam kembali memegang buku yang tadi sudah ditinggalkannya, matanya langsung fokus ke halaman yang tadi sudah dilipatnya. Dibacanya lagi paragraf yang memberinya sebuah tanda tanya besar. "Kesetiaan untuk menerima penghianatan dia adalah bukan pengorbanan, tetapi suatu hal yang kita paksakan karena kita tidak bisa menghilangkan perasaan tidak berdaya jika tanpa dia. Yang sebenarnya adalah bahwa kita harus rela kehilangan suatu hal untuk membuat segalanya lebih baik. meski harus berani melawan arus dengan tekad untuk bertanggungjawab terhadap keputusan kita."

Hingga pada akhirnya Yam menyimpulkan sendiri kesimpulan dari paragraf tersebut . Angannya melayang jauh membayangkan bagaimana dan seperti apa jika ia benar-benar mengambil keputusan yang kini diyakininya adalah hal yang paling tepat.

KESETIAAN  YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang