Mimpi yang hancur berkeping (Part 15)

37 0 0
                                    


Sampai di depan rumah Dian ketiga anak muda itu bertemu dengan Dian yang sedang membeli bubur ayam di depan rumahnya, jadi lengkap sudah kedatangan mereka seakan kebetulan saja.

"Di." Mira buru-buru memanggil temannya itu, karena senang bertemu di depan rmah tanpa harus bertanya kesana kemari dengan ayah atau ibunya Dian terlebih dahulu, karena tentu sangat segan dan malu jika menghadap ibu atau ayahnya Dian di dalam rumah yang sebesar ini. Setiap kali Dian mengajaknya ke rumah biasanya orangtuanya sedang tidak ada di rumah. Tapi di sepagi ini pasti mereka sedang ada di dalam rumahnya.

"Mir, loh kok rame-rame?"

"Iya Di, tadi sedang jalan di taman ketemu dengan Kak Arya bareng Kak Nur."

"Ayo mampir, sekalian nanti sarapan bubur yuk."

"Bagaimana Kak Arya, Kak Nur kita mampir ya." Tanya Mira seolah kedatangan mereka memang tidak disengaja.

"Ayuk, toh kita nggak ada tujuan lain kan?"

"Aku ikut deh." Nur iku nimbrung.

"Bang nambah 3 ya buburnya!" Kata Dian kepada abang tukang bubur.

Setelah semuanya siap mereka berempat masuk kedalam pintu gerbang, suasana senyap, hanya ada burung yang nampak tergantung di teras samping. Mereka berbincang ringan, dan segera sampai di teras. Namun tiba-tiba terdengar suara yang mengagetkan, prannng.

"Aku tidak mau tahu, pokoknya aku akan meninggalkan kamu dengan membawa Dian, titik." Suara itu nampak sangat jelas sekali terdengar di ruang tamu.

"Dian harus ikut aku, dia akan kesulitan bersama keluarga barumu nanti mas."

KESETIAAN  YANG TERLUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang