One-Zero

3.4K 223 1
                                    

Langkah kaki seorang laki-laki berjalan dengan cepat,seperti sedang terburu-buru.Tetapi nyatanya tidak,ia hanya tidak sabaran.Setelah sampai di depan sebuah ruangan,langkah kaki tersebut berhenti.Ia mengatur nafasnya lalu membuka pintu dan masuk.

"Apa yang kau dapat?" sembur laki-laki tersebut secara langsung.

Laki-laki lain yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya langsung mendongakkan kepalanya.Lalu berdecak kesal sembari membuka laci dan mengambil selembar kertas yang berisi informasi sepertinya.

"Kau harus tahu sopan santun,Sehun" ujar laki-laki tadi yang sibuk dengan berkas-berkasnya.

Sehun hanya mendecak kesal,"Baiklah-baiklah" ujarnya setengah hati.

"Igeo(ini)" ujar laki-laki tersebut menyerahkan kertasnya."Itu yang aku dapatkan tentangnya" ujarnya lagi.

Sehun langsung menyambar kertas yang diulurkan laki-laki itu.Lalu membacanya dengan serius.

"Chan.." panggil Sehun lemah."Kau serius dengan ini?" tanya Sehun sembari mengangkat kepalanya melihat laki-laki yang bernama Chan itu.

Chanyeol berdecak kesal,"Itulah yang aku dapatkan,pabbo!" ujarnya.

Sehun terdiam.Lalu keluar dari ruangan Chanyeol dengan terburu-buru.

"Dasar tidak tahu sopan santun!" umpat Chanyeol kesal.

***

Sehun pulang ke apartemennya setelah 2hari menghilang.Dilihatnya ada dua orang laki-laki dengan seorang gadis yang tengah duduk diruang tamu.Sehun mendecak kesal mengetahui siapa yang datang.

"Kai! Baekhyun! Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Sehun kesal.

Kedua laki-laki yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh ke arah sumber suara.Sedang sang gadis langsung berdiri dari duduknya dan berlari menghampiri Sehun.

"Oppa! Bogoshipo!(aku merindukanmu)" ujar gadis tersebut setelah sampai dihadapan Sehun.

Sehun menatapnya datar lalu mengalihkan pandangannya melihat kedua temannya itu.

"Siapa yang mengijinkan kalian kesini? Dan siapa yang mengajak gadis ini kesini?" tanya Sehun dingin pada kedua temannya itu.

"D-dia y-yang m-me---"

"Dia yang memaksa untuk kesini?! Iya?!" bentak Sehun kesal."Arghh! Aku bisa gila!" ujarnya mengerang kesal.

"O-oppa.."

Sehun berdiri lalu keluar dari apartemennya tanpa memperdulikan gadis yang memanggilnya.Sedangkan Baekhyun dan Kai menatap satu sama lain lalu menghela nafas kasar.

"Aku benci dia!" ujar gadis itu tiba-tiba."Tapi aku juga menyukainya!" sambungnya lagi.

Gadis itu berjalan cepat ke tempat Kai dan Baekhyun berada.

"Aku harus bagaimana,oppa?" tanya gadis tersebut lirih.

***

Nara yang sedang menonton televisi dengan ditemani sebuah makanan ringan kesukaannya,terhenti saat ada yang mengetuk pintu.Dengan rasa sedikit kesal karena kegiatannya terganggu dan juga orang yang mengetuk pintu sepertinya tidak sabaran,Nara berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Apa kau tidak bisa pelan sedikit?!" tanya Nara saat ia sudah membuka pintu.

Lalu membulatkan kedua matanya saat mengetahui siapa yang datang.

"A-ah,m-maa---"

Perkataan Nara terpotong saat orang yang mengetuk pintu tadi mendorong Nara masuk dan mengunci pintunya.Membuat Nara semakin membulatkan kedua matanya lebar dan ketakutan.

"A-apa y-yang kau lakukan,Sehun?" tanya Nara ketakutan.

Sehun,ya dia yang datang.Sehun tidak menjawab.Laki-laki itu hanya menatap Nara dalam-dalam yang membuat Nara semakin takut.

"Y-yerim..." ujar Sehun lirih dengan mata berkaca-kaca.

"H-hah? A-apa yang kau katakan Sehun?" tanya Nara.

Refleks Nara menutup mulutnya dan merutuki kebodohannya.

Matilah kau,Jung Nara!

Sebuah tangan tiba-tiba mendarat dikepala Nara yang sedang merutuki kebodohannya tadi.Nara membulatkan kedua bola matanya dan mendongakan kepalanya melihat Sehun.Tangan besar Sehun mengacak-acak gemas rambut Nara.Membuat Nara terdiam dan tidak percaya.

"Bogoshipo" ujar Sehun pelan namun masih bisa didengar oleh Nara.

Nara membulatkan kedua matanya semakin lebar saat mendengar kalimat tersebut.

"Bogoshipo..." ujar Sehun lagi namun laki-laki itu berhenti sebentar lalu melanjutkan perkataannya,"Kim Yerim"

-----

Tbc.
Sorry pendek:"

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang