One-Five

4.1K 265 32
                                    

Cahaya memaksa masuk melalui celah mata seseorang ini.Membuatnya melenguh sebentar lalu melihat keadaan sekitarnya.Tangannya terikat disertai dengan kakinya juga.Mulutnya ditempel oleh selotip hitam.

"Hmmphh!"

Rontanya menarik-narik tangan yang terikat.

"Sudah bangun,sayang?" tanya seorang laki-laki yang membuat seseorang ini menoleh ke arah laki-laki tersebut.

"Hmmpphhh!" rontanya sekali lagi.

"Apa? Aku tidak mendengarmu,Nara sayang" ujar laki-laki ini lagi.

"Hmmphh!"

"Aish,berisik" ujar lelaki tersebut lalu berjalan mendekati Nara.

Membelai lembut wajah milik Nara membuat sang empunya memejamkan mata refleks.Nara ketakutan.Itu pasti.Karena hal ini terjadi lagi,dimana ia diculik oleh lelaki psychopath itu.

Tapi,sebentar.Kenapa ia bisa ada disini?

"Penasaran kenapa kau ada disini,sayang?" tanya lelaki tersebut menyeringai.

Tidak menjawab,lelaki tersebut tertawa terbahak-bahak.

"Tidak punya mulut?" tanya-nya."Ah! Aku lupa kalau mulutmu sedang dilakban" sambungnya sembari mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sedangkan Nara hanya diam ditempat.Tenaganya sudah habis.Lagipula percuma saja ia meronta-ronta terus.

"Ingat siapa terakhir kali yang menghubungimu?" tanya laki-laki tersebut sembari berjalan memutari Nara.

Sedangkan gadis itu terdiam dan memikirkan apa yang dikatakan oleh lelaki itu.

Terakhir ia mendapatkan pesan dari Hyena lalu,Tunggu! Hyena? Apa laki-laki ini menggunakan ponsel Hyena? Tapi bagaimana bisa?

"Iya,aku yang menghubungimu melalui ponsel temanmu itu" jawab lelaki itu seakan bisa membaca pikiran Nara."Dan bagaimana bisa? Tentu bisa.Oh Sehun bisa melakukan semua yang ia mau" sambungnya.

Laki-laki itu Oh Sehun.Tentu saja,siapa lagi kalau bukan dia?

"Hah,aku rindu denganmu,sayang" bisik Sehun tepat ditelinga Nara.

Membuat bulu kuduk Nara merinding mendengar kalimat yang keluar dari mulut laki-laki psychopath itu.

"So,from where we start?" tanya Sehun sembari menatap pisau lipat yang berada ditangannya.

"Face? Hand? Or foot?" tanya-nya lagi pada dirinya sendiri.

"Oh,sayang sekali harus merusak karya yang sangat indah" ujarnya lagi.

Berjalan mendekati Nara membuat sang gadis itu memejamkan matanya ketakutan.Membuka selotip hitam yang ditempel tepat dimulut Nara.

"Ada kata-kata terakhir,sayang?" tanya Sehun menyeringai.

Nara diam.Ketakutan,tentu saja.

"Tidak ada?" tanya Sehun lagi.

Lalu menghembuskan nafas sembari melihat ke arah Nara,"Baiklah kita mulai" ujarnya sembari menyeringai semakin lebar.

Srett..

"A-ah" perih Nara refleks saat pisau kecil itu mengoyak pipi kirinya dan mengeluarkan darah.

Gadis itu memejamkan mata berguna mengurangi rasa sakit yang menjalar diwajahnya itu.Serta menahan air mata yang sudah menumpuk dipelupuk matanya.Karena kalau mengalir maka akan mengenai luka yang baru saja diciptakan oleh laki-laki psychopath itu,dan akan semakin perih.

"Lagi?" tanya Sehun melihat Nara yang sedang kesakitan.

Srett..

"Ah!" refleks Nara berteriak.

Luka yang dibuat Sehun kali ini cukup dalam membuat empunya berteriak keras.

"Ah~ mian,apakah sakit?" tanya Sehun dengan nada yang dibuat seakan peduli.

Nara terdiam,menahan sakit dipipi kanan dan kirinya.

"Dimana lagi kita harus buat? Kaki?" tanya Sehun sembari melihat pisau kecilnya dan Nara secara bergantian.

Pisau kecil itu mendekat secara perlahan membuat Nara semakin memejamkan matanya ketakutan.Pergerakan tangan Sehun terhenti saat Nara mengucapkan sesuatu yang membuatnya membeku.

"Hunnie.."

-----

Tbc.
Mian,pendek:)

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang