One-Six

2.2K 112 3
                                    

Sehun terdiam membeku.Pisau kecil ditangannya melayang diudara.Lalu menurunkannya secara perlahan sembari menatap Nara yang memejamkan matanya,mungkin takut melihat dirinya.

"Nara..." panggil Sehun pelan.

Nara membuka kedua matanya lalu menatap Sehun yang juga sedang menatapnya.

"Kau ingat?" tanya Sehun berbisik.

Nara mengangguk ragu,"Hanya sekilas dan tidak jelas" ucapnya pelan.

Senyum Sehun mengembang.Lalu perlahan melempar pisau kecil yang tadinya berada ditangannya ke sudut ruangan.Lalu memeluk Nara erat membuat sang gadis merasa sedikit sesak.

"S-sehun.." panggil Nara lirih.

Sehun melonggarkan pelukannya lalu melepas tali yang melilit tangan dan kaki Nara.

"Kau beneran Kim Yerim kan? Kau Kim Yerim kan?" tanya Sehun bertubi-tubi.

Nara menggelengkan kepalanya pelan membuat Sehun bingung.

"A-aku... Aku tidak yakin" ujar gadis itu pelan.

Sehun memejamkan matanya lalu membukanya  kembali dan menatap Nara.

"Lalu?" tanya Sehun.

Nara menatapnya,"Mungkin aku harus bertanya pada orangtuaku dulu" ucap gadis itu.

Sehun menatap Nara dalam lalu mengangguk pelan,"Kita harus mencari tahu" ujar pria itu.

Nara mengangguk menyetujui melupakan bahwa lelaki tersebut baru saja menyakiti fisiknya.

***

Pagi ini sesuai dengan kejadian yang terjadi kemarin,Nara akan menemui orang tuanya dan bertanya.Namun Sehun juga ikut.Katanya ia harus tau juga yang sebenarnya.

Nara hanya mengangguk menyetujui permintaan Sehun.Toh,ini juga ada sangkut pautnya dengan pria itu.

Sehun sudah berada dimobil menunggu Nara,sedangkan gadis itu tengah mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan karena ia akan semobil dengan lelaki psychopath itu.

"Tidak apa-apa,Nara.Kau sudah pernah menaiki mobilnya" gumamnya pada diri sendiri menenangkan.Nara menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.Lalu berjalan ke depan dimana Sehun sudah  menunggu didalam mobil.

"Kenapa lama sekali?" tanya Sehun saat Nara sudah memasuki mobilnya.

"A-ah,i-itu tadi ada barang yang ketinggalan" jawab Nara tergagap.

Melihat Nara yang sedikit ketakutan,mungkin masih trauma,Sehun hanya bisa memaklumi dan bersikap baik padanya.

"Yasudah,pakai sabuk pengamanmu dan kita berangkat" ujar Sehun lalu melajukan mobilnya.

***

"Eommaa! Appa!!" teriak Nara saat ia sudah sampai dirumah orang tuanya.

"Naraaa!" seru ibu Nara yang melihat putrinya itu."Bagaimana kabarmu?" tanya ibu Nara sembari memeluk putrinya itu.

"Aku baik" jawab Nara tersenyum."Bagaimana dengan eomma dan appa?" lanjut Nara bertanya.

Ibu Nara tersenyum,"Kami baik" jawabnya.

"Kau tidak menyuruhnya dia duduk,yeobo?" tanya ayah Nara.

Nara yang sudah lama tidak melihat ayahnya itu langsung berlari dan memeluk ayahnya dengan erat.

"Aigoo..,kau sudah semakin besar" ujar ayah Nara sembari memeluk putrinya."Ayo masuk dan duduk" ujar ayah Nara.

Nara beserta kedua orang tuanya dan Sehun masuk ke dalam rumah.

"Nah,ini siapa?" tanya ibu Nara sembari melihat ke arah Sehun.

Nara tersenyum,"Ibu, Ayah, perkenalkan ini Sehun,temanku" ujar Nara.

Mendengar namanya disebut,Sehun menyalam kedua orang tua Nara sembari tersenyum."Annyeonghaseyo, Oh Sehun imnida" ujarnya memperkenalkan diri.

"Aigoo...,dia sangat tampan" ujar ibu Nara langsung membuat Nara menunduk malu melihat kelakuan ibunya.

"Ehem!" ayah Nara berdehem keras mengingatkan istrinya agar istrinya itu ingat bahwa ia sudah memiliki suami.

Ibu Nara hanya tersenyum malu menyadari kelakuannya.

"Eomma,Appa" panggil Nara pada kedua orang tuanya.Nara menekan jari telunjuk dengan jari besarnya dengan kuat sesekali,tanda ia sedang gelisah.

"Wae?" tanya ibu Nara.

"Aniya,eomma.Lupakan saja" ujar Nara sambil tersenyum."Bukan apa-apa kok" sambung Nara.

Sehun yang berada disamping Nara terlihat sedang menahan kesal karena gadis itu tidak berniat untuk bertanya pada ayah dan ibunya.Sehun harus bertanya pada gadis itu nanti.

"Benarkah bukan apa-apa?" tanya ibu Nara khawatir.

"Ne,eomma.Bukan apa-apa kok" jawab Nara sambil tersenyum paksa.

"Yasudah kalau begitu" ujar ibu Nara."Kalian pasti capek,ayo eomma antar ke kamar kalian masing-masing" sambung ibu Nara.

Nara dan Sehun berdiri mengikuti ibu Nara yang sudah jalan terlebih dahulu.

"Nah,Sehun ini kamarmu.Tepat disamping kamar Nara" ujar ibu Nara sembari menunjuk pintu berwarna putih yang berada disamping kamarnya.

Sehun mengangguk,"Ah,Kamsahamnida" ujarnya.

"Baiklah,eomma tinggal.Beristirahatlah,Nara" ujar ibu Nara menatap anak gadisnya.

Lalu ibu Nara Turun me lantai bawah meninggalkan Sehun serta Nara berdua.Disaat Nara ingin masuk ke kamarnya,Sehun menahan lengan gadis itu.Nara terkejut dengan agak sedikit takut,memberanikan diri bertanya pada laki-laki itu.

"Wae,Sehun-ah?" tanya Nara.

Sehun menatap Nara tajam seakan meminta penjelasan.Tentu Nara tau apa maksud dari tatapan itu.Namun ia berpura-pura tidak tau,dan bertanya.

"Kenapa kau tidak bertanya tadi?" tanya Sehun sembari menatap Nara tajam.

Nara menundukkan kepalanya,ia takut.

"A-aku h-hanya takut" jawab Nara pelan.

"Ta--"

"Tenang saja,besok aku akan tanya pada eomma" sambung Nara memotong perkataan Sehun.

Sehun menghela nafas berat,"Baiklah" ujarnya."Awas kalau kau tidak bertanya besok" sambungnya dengan penekanan dan tetap menatap tajam Nara.

Tanpa berkata apa-apa lagi,Sehun segera melepaskan genggaman tangannya lalu masuk ke dalam kamar yang sudah disiapkan oleh ibu Nara.Meninggalkan Nara dalam ketakutan serta kegelisahannya.

Jangan lupakan fakta bahwa lelaki itu tetaplah seorang psychopath yang kejam.

-------

Tbc.
HI! HI!
Sorry for long update.
Serious,otaknya stuck tau ga,but from now aku usahain update lancar.
Here is it!
Uda diupdate,enjoy yaw!
Lav,Je🌹

PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang